Part 24✨ 18+✓

113 21 0
                                    

✨💕 Happy Reading💕✨


"Bukan semesta yang jahat tapi kamu yang di takdir-kan menjadi orang yang kuat. One day, you will be the best  version of you."
~Zharen~
~~~~~~~~~~~

24. Jalur debaran.

"Hai." Sapa Ardan tersenyum jahil menatap Martin.

"Lo ngapain di sini?" tanya Zharen menatap Martin.

Martin menatap gadis itu, terselip rasa sedikit kecewa di dalam tatapan itu, namun dia siapa di kisah Zharen? Hanya seorang sahabat yang terjebak di dalam friendszone.

"Makan," jawab Martin tersenyum ke arah gadis itu.

Ardan mendengus geli melihat tingkah Martin. Cowok yang susah sekali di tebak jalan fikirannya itu ketika berhadapan dengan lawan bicara atau musuhnya.

Ketika berhadapan dengan Zharen, cowok itu berubah, tatapan menusuk itu berubah lembut ketika memandang Zharen. Bisakah Ardan menamai Zharen dengan sebutan.

Si pawang pesikopat liar.

"Lo ngikutin gue?" selidik Zharen mengerutkan keningnya.

Martin menarik kursi di dekatnya, memindahkannya tepat di dekat Zharen.

Cowok itu berhadapan tepat dengan Zharen. "Enggak, tapi kitakan satu paket, jadi setiap ada gue pasti ada lo," ucapnya menatap wajah yang sudah masuk di list penyemangat nya, setiap ia menatap wajah itu.

"Namanya juga jodoh, pasti adaaaa aja takdirnya untuk di pertemukan," lanjutnya, senyuman manis itu tidak pernah luntur di wajah tampannya.

Zharen mendengus, "Gue enggak lagi bercanda Mart," ia menatap Martin sungguh-sungguh.

"Iya apa sayaaaang? Gue juga seserius itu sama lo," jawabnya mendekat menyelipkan anak rambut Zharen di telinga gadis itu.

Zharen menatap Martin lalu berpindah menatap Ardan yang sedari tadi bersedekap dada menatap adegan di depannya ini.

"Lo tadi ngomong apa? Gue enggak denger," tanya Zharen ke Ardan, karena suara ramai di dalam kafe, suara Ardan yang sedikit pelan tertelan dengan bisik-bisik dan suara band yang sedang manggung di kafe itu.

Martin menarik dagu Zharen pelan, agar menatapnya, "Dia bilang lo enggak ada niatan buat jadi pacar Martin?" tanyanya, membuat Ardan merasa seperti obat nyamuk di sana.

Zharen di buat mendengus lagi, "Mart, gue lagi punya urusan sama dia, jadi stop, jangan ganggu dulu," ucap Zharen.

Martin tersenyum kecil, "Heem, gue cuman penggangu di hidup lo yah," ucapnya, "Tapi gue enggak suka kalo lo nyuruh gue buat berhenti,"

Zharen menatap Martin jengah, "Hargain frifasi orang Mart, enggak selamanya lo harus maju dalam segala hal yang menyangkut dengan gue, gue cuman punya urusan penting sama dia," jelas Zharen berusaha menjelaskan agar cowok itu mengerti tentang frifasi.

"Sepenting itu?" tanya Martin.

Zharen menyugar rambutnya ke belakang, "Astagah!" ucapnya mengembuskan nafas kasar.

Martin menatap Zharen dengan perasaan campur aduk, apakah sepenting itu ungkapan perasaan Ardan untuk Zharen? Jika memang iya, maka Martin akan memberi ruang, tapi tidak untuk mengalah dari cowok itu, Zharen adalah gadis miliknya.

Martin berdiri dari tempatnya, melempar tatapan datar ke arah Ardan yang mengangkat alisnya sebelah. Lalu menunduk menarik pelan lagi dagu gadis yang duduk di depannya itu.

Zharen And His Life (NHS 1) END✓Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ