Part 38✨✓

86 22 32
                                    

Happy Reading

"Sekuat apapun gue ngelawan, gue pasti tetep kalah. Karena yang gue hadapin sekarang bukan lawan, tapi takdir." ~Zharen~

~~~~~~~

38. Jangan lagi.

"Gimana kalo lo nanti yang ninggalin gue?"

Martin tertegun mendengar pertanyaan Zharen, lalu menatap gadis itu dengan mata yang memerah menahan tangis.

Martin hanya diam, ia tidak tahu harus menjawab apa, karena pada dasarnya bulan depan nanti, dirinya akan pergi dan tidak tahu kapan akan kembali.

"Ada niatan buat ninggalin gue ya?" tanya Zharen menatap Martin, yang hanya diam.

Martin bingung harus memberi jawaban apa, untuk Zharen. Apa ia harus memberi tahu Zharen? Namun bagaimana jika Zharen tidak mengizinkannya?

Logikanya, gini.

Siapa yang ingin pacarnya mengantarkan terlibat dalam pertumpahan dar*h?

Martin yakin, dari perkataan Ayahnya bulan lalu, jika mereka ke sana maka hanya ada dua opsi pilihan, yang akan jatuh ke tangan mereka.

Pulang masih dengan nyawa, atau pulang dengan tubuh yang terbaring kaku.

"Gue enggak bakalan ninggalin lo," hanya jawaban ini, yang bisa Martin berikan. "Gue janji."

Ucapan janji yang mungkin akan Martin ingkari nantinya, namun ia akan berusaha untuk pulang dengan keadaan baik-baik saja.

Maafkan Martin, karena membohongi Zharen.

Martin hanya takut, Zharen akan pergi jika ia jujur, Martin takut Zharen akan melarangnya dan berakhir gadis itu yang akan terluka. Martin tidak ingin melihat gadisnya terluka.

Zharen menatap Martin sejenak, lalu senyuman terukir di bibir tipis gadis itu. "Jangan pernah ngecewain gue, gue naruh kepercayaan besar di lo,"

Zharen mengulum bibirnya, menghapus sisa air mata di pipinya. "Gue harap, lo bukan cowok selanjutnya yang buat gue benci, sama yang namanya komitmen, gue capek di jadiin permainan perasaan, Mart," ucap gadis itu, meunduk lelah.

Martin menelan salivanya. "Pegang omongan gue, gue enggak bakalan buat lo kecewa," ucapnya, lalu mencium punggung tangan Zharen, mengusap pelan kepala gadis itu.

Zharen mengangguk lalu tersenyum.

"Kita ke rumah Bunda, dia pasti seneng kalo liat lo," ucap Martin, kembali memakai sabuk pengamannya. "Dan yang pasti gue bakalan diomelin," ucap Martin tertawa kecil, lalu melajukan mobil itu.

Zharen menatap Martin dari samping, "Karena?"

"Liat aja nanti," ucap Martin mengacak rambut Zharen.

****

"Roy! Kamu ini kenapa si? Masih pacaran udah KDRT sama pacarnya, kamu nih ya, bener-bener deh!" omel Bunda Sela, menatap Martin yang menutup telinganya di atas sofa.

Waktu turun dari mobil, Ibu-ibu itu sudah mengomeli dirinya, karena melihat dahi Zharen yang terluka. Ditambah lagi, Martin tidak bisa menjelaskan karena, tidak akan pernah di biarkan menyela sebelum amarah Bundanya meredah.

Zharen And His Life (NHS 1) END✓Where stories live. Discover now