Part 36✨✓

73 12 0
                                    

✨💕Happy Reading💕✨

"Terkadang orang yang kita anggap buruk di masalalu, sering kali merekalah yang membantu kita di masa yang akan datang."
~Zharen~
~~~~~~~

36. Gombalan receh dan Map itu.

Mereka saling tertawa di tengah-tengah riuhnya lautan manusia di kantin itu. Saling melemparkan candaan dan ejekan satu sama lain, membuat mereka sesekali tertawa bebas tanpa beban masing-masing.

"Oh iya Zhar, Mama sama Papa nanti udah pulang loh," ucap Rianti yang duduk di dekatnya, sedikit berbisik.

Zharen menoleh, lalu mengangguk dengan senyuman. Dia dan Ayahnya tidak pernah bertemu selama ini, mulai dari dirinya masuk ke rumah sakit sampai hari ini, mereka tidak pernah saling bertatap muka.

Zharen takut, jika dirinya pulang untuk menemui Edward, mungkin dirinya akan di bunuh oleh laki-laki itu, pertengahan bulan lalu, nilai fisika Zharen menurun drastis, maka dari itu, ia takut untuk pulang sampai saat ini.

"Gue titip salam aja," ucapnya tersenyum kecil.

Rianti mengangguk, gadis itu menatap lama Zharen, sebelum mengalihkan pandangannya ke arah segerombolan mantan teman-temannya yang datang dari pintu kantin.

"Gue punya pantun, gue punya pantun!" teriak Danu heboh, menggebrak meja.

"Coba-coba!" teriak Morris dan Deny kompak. Membuat yang lain memasang telinga baik-baik.

"Ini buat ayangkuuh," tunjuk Danu ke arah Loly yang duduk di dekat Nola.

Semuanya bersorak mengejek Danu.

"Dengerin dulu!!!!" geramnya.

"Ya, udah, cepetan tai!"

Danu memperbaiki duduknya, menatap Loly yang duduk di seberang meja kantin. "Ekhem, hp ku Xiaomi dan kartumu tri."

"Cakep!!!" teriak mereka serempak.

"Apakah kamu dan aku cocok menjadi xiaomi dan istri!!!" Danu masem-masem di tempatnya.

Semuanya menyoraki dan mengejek cowok itu.

"Ahhh! Jadi malu di gombalin bagong!" timpal Loly, berdiri memukul manja Danu yang malu-malu kucing.

"Astagah!!! Dua cacing kepanasan ini, buat saya mual!" keluh Nofy, menatap malas ke arah keduanya. Membuat mereka tertawa lagi.

"Gue-gue. Gue juga ada," Morris menaikkan tangannya semangat, semua mata tertuju padanya.

"Buat siapa dulu ni?" tanya Zharen tersenyum geli.

"Yang mana aja, udah," jawab cowok itu.

"Ya, udah, gue aja, gue aja!" jawab Babel semangat, menarik kursinya ke dekat Morris.

"Ekhem-ekhem!" Semuanya berdehem mengejek.

"Jangan sampai ada cinlok baru!!!" seru Rona.

"Panas ya Ron," ejek Martin, melempar Rona dengan kulit kacang.

"Heh! Jangan di ejek, kasian baru putus dia," ucap Raya mengusap bahu Rona, yang terseduh-seduh dramatis.

"Di putusin buayanjing gue! Tai tuh cowok! Dah ah, kagak usah di bahas!" ucap gadis itu mengibaskan rambut panjangnya. "Gue strong girl!"

Lagi-lagi mereka dibuat tertawa.

"Ini kapan giliran gue, kalo kagak mulai-mulai!!!" kesal Deny menatap sang sahabat.

"Ya, udah mulai Mor, Deny nunggu giliran ni," ucap Martin, yang duduk di tengah, antara Zharen dan Deny.

Morris berdehem sebelum memulai, membuat suasana hening, menatap cowok itu dan gadis di dekatnya, dengan senyuman yang terukir di bibir mereka masing-masing.

Zharen And His Life (NHS 1) END✓Where stories live. Discover now