Part 37✨✓

63 13 0
                                    

✨Happy Reading✨

"Berhati-hatilah memilih teman, karena bisa saja, kalian menganggap mereka teman namun mereka menganggap kalian lawan."

~Zharen~

~~~~~~~~

37. Meninggalkan atau Tinggalkan.

Edward membuka pintu kamar Zharen, mengerutkan keningnya ketika mendapati kamar itu tidak terkunci. Edward berjalan masuk mematikan sambungan telepon terlebih dahulu.

"Zharen?" panggil Edward.

Namun tidak ada jawaban, pria itu melihat ke sekeliling kamar itu, namun tidak menemukan seseorang di sana. Ekor matanya tidak sengaja melihat jendela yang terbuka lebar, ingin melangkah namun, terhenti dengan ponsel yang bergetar di tangannya.

"Halo? Iya, sebentar lagi saya ke sana." Balas Edward.

Setelah itu memutuskan sambungan, ia melangkah ke ruang musik yang ada di kamar itu.

Zharen dan Rianti sudah panas dingin di balik jendela. "Gue gemeteran asli," bisik Rianti di belakang Zharen dengan tangan yang bergetar.

Zharen mengintip lebih dulu lalu menatap Rianti yang berkeringat, Zharen tertawa kecil melihat gadis yang ada di dekatnya itu.

"Gue lupa kalo ini kali pertama lo nantang bokap," bisik Zharen.

Rianti menggeleng, "Enggak yah, gue enggak nantangin, gue hanya membantu lo," ucap gadis itu dengan suara pelan. "Gue takut."

Zharen tertawa kecil, menoyor kepala Rianti pelan, membuat gadis itu mengerucutkan bibirnya.

Zharen mengintip lagi, mendapati Edward keluar dari ruang musik di kamar itu, tanpa menoleh lagi, pria itu melangkah mengunci pintu dari luar.

Zharen bernafas legah, melangkah dengan Rianti ke arah sofa. "Gue mau balik, kapan-kapan gue bakal nemuin bokap," ucapnya.

"Lo yakin?"

"Udah cukup gue lari dari masalah," Zharen terkekeh, melirik sekilas foto keluarganya yang terpajang di sana.

Hanya ada tiga orang di bingkai itu.

Zhara, Edward dan dirinya.

"Ya, udah, gue duluan ya, sampe ketemu besok," pamit Zharen tersenyum.

Rianti mengangguk, menatap punggung Zharen yang keluar menuju balkon kamar itu, "Semoga lo sehat terus Ren," ucapnya dengan suara pelan.

*****

Zharen mengendarai mobilnya membelah jalanan kota, membelokkan stirnya masuk ke parkiran Toserba.

Gadis itu turun dari mobil, mengambil ponselnya di balik saku jaketnya.

Ardan: Gue bulan depan mau pindah ke kota Y, kalo memang lo udah baca, lo boleh kasih tau gue rencana lo ke depannya.

Ardan: Zhera udah enggak mungkin balik lagi ke sini, kalo lo mau, lo bisa ikut gue.

Ardan: Besok di Cafeshoop, lo boleh temuin gue di sana, setelah lo, selesai ulangan.

Zharen tidak membalas, karena ia belum membaca apa saja isi map kusang itu, ia memilih melangkah masuk, lalu mengeluarkan secarik kertas,  memilih apa saja yang tertulis di kertas pesanan itu.

Setelah selesai mengambil apa yang ada di catatan tadi, ia melangkah ke kasir, membayar biaya belanjaan nya.

"Totalnya tujuh ratus tiga puluh ribu Kak. Mau di bayar dengan cash atau debit?" tanya kasir itu.

Zharen And His Life (NHS 1) END✓Where stories live. Discover now