Part 34✨✓

75 14 0
                                    

✨💕Happy Reading💕✨

~Aku pernah bertanya begini ke seseorang, "Menurutmu, anak yang tidak pernah mendapat kasih sayang dari ayah nya, akan tumbuh menjadi pribadi yang seperti apa?"

~Lalu dia menjawab, "Seperti dirimu, egois dan keras kepala!"

~Mami Pinky~
~~~~~~~~~~

34. Penyakit.

Satu hari sebelum kejadian Zharen masuk rumah sakit.

Tarsa melangkahkan kakinya ke dalam ruangan Edward, dengan kopi di tangan wanita itu.

Tarsa meletakkan cangkir itu di meja suaminya, ingin berbalik namun tangannya tidak sengaja menyenggol beberapa map, hingga berjatuhan di lantai.

Ia menatap pintu kamar mandi lalu cepat-cepat memungut map yang berserakan di dekat kakinya. Ia mengangkat satu map, namun lembaran kertas terjatuh, dengan penasaran, Tarsa mengambil selembaran kertas itu.

Menutup mulutnya dengan mata yang membulat, dan tangan bergetar, ketika membaca tulisan yang tertera di sana.

Tarsa cepat-cepat meletakkan surat itu, bergegas keluar karena pintu kamar mandi bergeser. Ia yakin Edward sudah selesai mandi.

****

Tarsa melamun menatap dinding.

Apa yang ia telah lakukan kepada Zharen?

Gadis yang butuh perlindungan, malah ia rundung tiap hari.

Gadis itu sakit, namun kenapa Edward tidak mengatakannya?

"Ma?" panggil Rianti, ketika masuk ke kamar Mamanya.

Namun Tarsa tak bergeming.

"Ma?!" panggil Rianti, sedikit meninggikan suaranya.

Tarsa tersentak langsung menatap jengah sang putri.

"Enggak usah teriak, ih."

"Tadi aku manggil, Mama enggak denger,"

Tarsa menatap Rianti sekilas, bayangan Zharen yang di tampar oleh Edward melintas.

Jika Rianti ada di posisi Zharen sekarang, maka mungkin gadis itu tidak akan sekuat Zharen.

"Rianti, maafin Mama," ucapnya mengusap lembut rambut Rianti.

"Mama kenapa sih?" Rianti mengerutkan keningnya.

Tarsa mengenggam tangan Rianti, "Maaf Mama salah nunjukin kamu jalan, Mama enggak seharusnya ... Nyuruh kamu benci dengan Zharen," ucapnya menunduk lesuh.

Rianti menatap bingun Tarsa, "Jangan bilang kalo dia berhasil mencuci otak Mama, agar Mama ibah sama dia!" Rianti berdiri dari tempatnya, menggeleng tidak terima.

"Zharen itu iblis Ma! Dia hampir bunuh aku!" Ada jeda di sana. "Terus Mama nyuruh aku maafin Zharen? Dia itu cuman batu loncatan buat kita Ma! Kita enggak sehrusnya ibah dengan dia!"

Zharen And His Life (NHS 1) END✓Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora