Part 15✨✓

110 30 0
                                    

✨🍒Happy Reading🍒✨

"Flawed and still worthy:)."
~Terluka dan tetap berharga:)~
•Zharen•
~~~~~~~~•~•~~~~~~~~

15. Kehangatan dan Kejutan

Martin tersenyum melihat gadis yang berdiri di depan pagar salah satu rumah, ia memberhentikan mobilnya di depan gadis itu.

"Taksi neng? Ke manapun akan saya antar, gratis," ucapnya setelah gadis itu masuk.

"Hotel!"

"Eh? Hotel? " gumam Martin heran.

Gadis yang memakai baju kasual itu, masuk dan duduk di kursi di dekat Martin, sambil mengangkat alisnya menunggu perkataan selanjutnya dari mulut Martin.

"Mau ngapain ke hotel?" tanya Martin, tanpa basa-basi.

Gadis itu mendengus, "Gue mau nginep,"

"Tapi___"

"Lo mau nganterin apa enggak? Kalo enggak, gue pesan taksi."

Martin terkekeh melihat wajah kesal gadis yang duduk di sampingnya itu, "Yah jangan dong Zhar, gue kan cuman nanya,"

"Ya, udah, cepat jalan! Gue ngantuk!" balasnya ngegas.

'Padahal tadi ngajak jalan,' batin Martin sedikit kecewa, hanya sedikit, karena tertutup rasa senang.

****

Dalam perjalan hanya suasana hening yang menyelimuti mereka berdua, sesekali Martin mencuri-curi pandan ke arah Zharen, yang memejamkan mata sambil mendengarkan musik lewat earphone miliknya.

Martin berdehem untuk mencairkan suasana, "Zhar?" panggilnya, namun tidak di hiraukan oleh Zharen.

"Gue tau lo enggak tidur," ucapnya lagi, namun tidak ada respon.

Martin mendengus, memberanikan diri mencabut salah-satu earphone di telinga Zharen, memindahkannya ke telinganya.

Namun Zharen tetap sama, tidak ada respon sama sekali. Zharen hanya butuh istirahat, karena lelah.

Martin menepikan mobilnya di parkiran hotel, mobil berhenti. Zharen pun membuka matanya, turun dari mobil tanpa mengucapkan apapun.

Bukan Martin namanya jika menyerah dan pulang, setelah memarkirkan mobilnya ia pun mengikuti Zharen.

****

Zharen menapakkan kaki di lantai marmer hotel, keluar dari lift di ikuti Martin.

Zharen merogoh kantong celana jeans nya mencari sesuatu yang entah ke mana hilangnya, berpindah ke tas selempang namun nihil.

"Damn! Ke mana sih?!" umpatnya kesal.

Martin mengerutkan keningnya melihat Zharen, lebih tepatnya, ia baru menyadari ada lebam yang membiru di pipi gadis itu. Martin menahan tangan Zharen, pandangannya tidak lepas dari wajah Zharen yang memar.

Zharen mendengus kesal, menyentak tangan Martin dari lengannya hingga ter-lepas, "Lo apa-apaan sih?! Lo enggak liat gue lagi nyari sesuatu?!" bentaknya kesal, melanjutkan aktivitas yang sempat tertunda tadi, mencari card key yang entah ia taruh di mana.

"Lo yang kenapa? Ini kenapa memar kayak gini?" tanya Martin menggenggam pelan dagu Zharen agar menghadapnya dan menelisik wajah putih itu, yang terdapat beberapa memar di sana.

Zharen menyentak tangan Martin lagi, "Bukan urusan lo!"

"Ini urusan gue, ini lo, luka Zhar."

"Ck! Enggak usah sok peduli deh!"

Zharen And His Life (NHS 1) END✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang