Part 28✨ Warning 18+⚠️✓

107 17 0
                                    

✨💕Happy Reading💕✨

"Untukmu yang sekarang bersamaku, Semoga selalu menerima baik burukku, Terimakasih dan semoga semua kata dan sifat manis yang kudapati tidak hanya di awal, melainkan sampai akhir;)"
~Zharen~
~~~~~~~~~~

28. If you're ready (Jika anda siap.)

Martin menggenggam tangan Zharen, cowok itu tersenyum, "Berarti gue ada kesempatan, buat menggeser dia dari hati lo?" tanyanya sungguh-sungguh.

"Gue...." Zharen berfikir sejenak, membalas tatapan Martin. "Gue enggak tau," lanjutnya menunduk menatap rerumputan.

"Gue juga enggak mau maksa lo Zhar," ucapnya tersenyum tipis, "Kalo memang belum ada, gue bakalan tunggu sampai kesempatan itu ada,"

Zharen mendongak menatap Martin, "Gue mau tanya satu hal sama lo, yang kemungkinan besar lo enggak bisa jawab,"

"Apa?" tanya Martin, menyelipkan anak rambut Zharen ke belakang.

Gadis itu menatap Martin lamat-lamat lalu tersenyum, "Apa mungkin kita boleh ngejalanin hubungan ini?" tanya Zharen.

Senyuman Martin perlahan luntur, menggantikan tatapan yang sulit di artikan.

Iya.

Apa mungkin?

Mereka bisa menjalani hubungan ini, tanpa kendala kedepannya?

Tuhan.

Maaf jika kedua mahkluk mu egois.

Tapi Martin tidak ingin kehilangan Zharen.

Zharen sudah jatuh dalam bekapan Martin, kenyamanan cowok itu.

Sekali lagi Maaf jika keduanya egois.

"Kita jalanin aja dulu, kalo memang lo bukan takdir gue, gue bakalan pergi," ucap Martin.

"Tapi gue enggak mau jatuh ke jurang yang sama, dengan cerita yang berbeda," timpal Zharen sendu.

Martin melingkarkan kakinya, mengurung gadis itu, mengelus lembut kedua pipi Zharen sayang, "Lo tau gue sesayang apa sama lo, lo juga tau perjuangan gue sampai ke titik ini, enggak segampang yang mereka liat Zhar," ada jeda di sana, "Boleh kalo lo ragu, tapi yang harus lo tau, gue enggak mungkin nyakitin orang yang gue kejar selama bertahun-tahun," ucap Martin tulus.

"Boleh gue pegang omongan lo?" tanya Zharen.

Martin mengangkat tubuh Zharen dengan gesit, gadis itu sekarang duduk di pangkuannya, Zharen refleks memeluk leher Martin lalu menatap cowok itu tanpa protes.

"Gue enggak mau sebuah janji secara nyata terucap dari bibir gue, karena gue takut gue enggak bisa nepatin janji itu," ia membelai lembut wajah Zharen, mengapsen seluruh inci wajah gadis itu, "Tapi lo bisa percaya sama gue."

Zharen diam.

"Jadi?" tanyanya memastikan.

"If you're ready," Martin tersenyum manis. "Kita gas," lanjutnya, mencolek gemas hidung Zharen.

Zharen tertawa kecil, "Gas ke mana?"

Martin mendengus geli, "Mau lo ke mana?" tanyanya balik, "Martin selalu siap melangkah bersamamu," lanjutnya mencubit gemas pipi Zharen.

"Alay ih," balas gadis itu mendorong gemas Martin.

Zharen turun dari pangkuan Martin, duduk di dekat cowok itu, menatap gedung-gedung pencakar langit nan indah dari atas sana.

Zharen And His Life (NHS 1) END✓Where stories live. Discover now