Part 49✨✓

89 22 65
                                    

✨🌷 Happy Reading 🌷✨

"Hubungan antara manusia itu rumit, tapi ada satu hal yang dapat menyederhanakannya, yaitu, ~Perlakukan orang lain sebagaimana kamu ingin di perlakukan.~"

~Zharen~
~~~~~~~~~~~~

49. I love you more.

"Papah?!" cicit mereka berdua, dengan jantung yang tiba-tiba berdetak kencang.

"Gimana dong?" panik Lilya memukul pelan bahu Martin.

Martin mengulum bibirnya berusaha memutar otaknya, agar sebuah ide di pikirannya muncul

"Gini aja, lo halangi Papah biar dia enggak masuk, sampai gue berhasil lompat ke bawah," putus Martin, membuat Lilya menggeleng.

"Ini lantai dua Roy! Lo mau mati, hah?!" sungut gadis itu kesal.

"Gue enggak bakalan mati sebelum gue ketemu Zharen," balas Martin, sambil memakai tudung Hoodie nya.

Lilya hanya bisa mendengus pasrah, melihat Martin melangkah ke arah jendela kamarnya, sementara dirinya keluar untuk menemui sang Ayah.

"Pah?" panggil Lilya, berusaha menampilkan senyum terbaiknya.

"Kok belum tidur? Kebangun lagi?" tanya Mark.

Lilya menggeleng. "Baru mau tidur, tadi ... Aku main game, jadi lupa waktu." Jawabnya berbohong.

Mark menatap putri pertamanya lamat-lamat, seperti ada gelagat aneh yang sedang di sembunyikan oleh Lilya.

"Boleh Papah masuk?" tanya Mark, membuat Lilya refleks menggigit bibir dalamnya.

'Mampus! Gimana nih?! Roy udah turun enggak yah?!' batin Lilya panik.

"Ah ... Itu ... Gimana yah? Kok tumben Pah? Emang ada ... Enggak maksud aku, emangnya Papah mau ngebahas hal penting?" tanya Lilya berusaha tenang dengan suara yang sedikit gagap.

Mark mengangguk."Ini menyangkut Roy dan pacarnya, katanya kamu lebih tau daripada Arzel," jawab Mark.

"Papah masuk." Putus Mark melangkah masuk, melewati Lilya yang sudah panas dingin di tempatnya.

Lilya hanya bisa pasrah, gadis itu memejamkan matanya. Menunggu Mark memanggilnya dan menghukum dirinya dengan Martin.

"Lilya?" panggil Mark membuat Lilya menghembuskan nafas pasrah.

Lilya berbalik melangkah menghampiri Mark. "Iya Pah?" jawab Lilya sesekali melirik sekeliling kamarnya, ada sedikit rasa lega ketika Martin sudah tak terlihat di sana.

"Kenapa kamu membuang boneka pemberian Rexal di bawah jendela? Sudah rusak?" tanya Mark, menatap Lilya bergantian menatap boneka jumbo, yang tergeletak mengenaskan di bawah sana.

Lilya menatap kaget sang Ayah, lalu melangkah cepat melihat ke bawah sana.

Lilya menggeram kesal dalam hati, mengumpati Martin sejadi-jadinya.

Bocah itu mengorbankan boneka kesayangannya untuk di jadikan kasur pendaratan?!

'Yak Roy!!!'

Geram Lilya menggenggam erat pembatas jendela, hatinya menangis menatap Bloble tergeletak mengenaskan di bawah sana.

****

Sedangkan tepat di luar pagar rumah, Martin menggosok telinganya karena tiba-tiba terasa dingin.

Zharen And His Life (NHS 1) END✓Where stories live. Discover now