Chapter 50.

685 126 7
                                    







~ Happy Reading ~

***

Sekuat dan sehebat apapun seseorang, berkelahi jika lawannya bermain keroyokan pasti akan tumbang juga.

Apalagi lawannya menyerang tidak dengan tangan kosong, itulah yang di alami Arsen.

Tadinya Arsen mampu menghadapinya, ketika mereka menyerang satu persatu, namun ketika dua di antara mereka kalah.

Arsen mulai kewalahan, ia sering mendapatkan serangan tiba-tiba. Karena belum siap Arsen beberapa kali mendapatkan tendangan dan juga pukulan.

Wajahnya sudah babak belur, namun Arsen masih mencoba bertahan.

Tapi sial. Sebuah tongkat bisbol mengenai punggungnya, alhasil ia tersungkur dengan darah keluar dari mulutnya.

Belum sempat bangun, punggungnya di injak oleh seseorang. Arsen menoleh melihat orang yang kini tersenyum miring kepadanya.

"Bagaimana. Lo nyerah atau masih mau merasakan yang lebih sakit dari ini?" Ujarnya dingin.

Napas Arsen memburu, sambil menahan sakit ia berkata. "Sampai mati pun. Gue nggak akan nyerah!" Perkataan Arsen menyulut emosi pemuda yang tak lain adalah Bryan.

Cowok itu datang kembali dengan niat yang sama, yaitu mengambil Alena dari Arsen. Waktu itu Bryan sudah pernah mengatakan jika dia tidak akan menyerah.

"Bangsat! Lo nggak sayang sama nyawa lo?! Tinggal bilang oke gue nyerah, kenapa susah. Anjing!!" Bryan membentak, sambil menekan injakan di punggung Arsen.

Bryan menatap satu persatu temanya yang masih terlihat bugar. "Guys! Lanjut." Ujarnya memerintahkan mereka untuk menghajar Arsen kembali.

Dengan senang hati mereka bersiap melayangkan pukulan kepada Arsen yang masih terlungkup di aspal.

Bugh!

Bugh!

"Woy!" Warga sekitar berdatangan setelah mendengar keributan di sekitaran mereka.

Seorang bapak-bapak menggunakan sarung kotak-kotak berwarna merah, mendekati Bryan dan teman-teman sambil mengacungkan sebuah golok panjang.

"Kalau mau jadi pembunuh! Jangan di sini. BUBAR!" Perintahnya dengan suara lantang.

Bryan tidak takut, dia justru ingin menghampiri bapak-bapak tersebut, namun niatnya urung kala bapak-bapak itu melempar golok kearahnya.

Bryan sempat terkejut, dia pikir benda tajam itu akan menusuknya. Tapi ternyata benda itu hanya lewat di sampingnya dan menggoreskan lengan kanannya.

"Pergi! Sebelum kamu yang saya bunuh!"

Arsen mulai bangun, meskipun tubuhnya terasa sakit luar biasa namun ia tak boleh lemah, dia duduk sambil memegangi perutnya.

Melihat Bryan yang mulai pergi setelah mendapat ancaman, Arsen sempat tersenyum tipis.

Meremehkan Bryan yang pergi jika sudah mendengar kata polisi, sebelum itu Bryan sempat melayangkan tatapan dingin dan tajam kearah Arsen seolah berkata kalau urusan kita belum selesai.

Arsen meminta pada warga  untuk tidak usah menelpon polisi, urusan bakal panjang jika sudah melibatkan pihak yang berwajib.

Bapak-bapak tadi berjongkok di depan Arsen, melihat kondisinya bapak itu menghela napas. "Saya anter kerumah sakit ya Mas? Sepertinya lukanya cukup parah, takutnya ada luka dalam." Arsen menggeleng, menolak niat baik bapak itu.

𝗔𝗿𝘀𝗲𝗻𝗶𝗼 「𝙹𝚎𝚗𝚘 𝚡 𝙺𝚊𝚛𝚒𝚗𝚊 」Where stories live. Discover now