Chapter 41.

962 144 14
                                    





. Happy Reading .

***

Setelah menempuh perjalanan cukup panjang mereka sampai di kota Bandung, Alena turun dari Bus merentangkan tangannya.

Duduk beberapa jam cukup membuat tubuhnya terasa pegal, ketika semua sudah turun dari Bus dan kendaraan besar itu sudah pergi.

Semuanya di minta oleh Pak Arif untuk berkumpul, beliau ingin menyampaikan sesuatu kepada seluruh karyawannya.

"Alhamdulillah setelah perjalanan yang cukup melelahkan, kita sampai dengan selamat di tempat ini. Pertama-tama saya mengucapkan terima kasih kepada kalian yang sudah mau ikut ke acara yang saya adakan. Saya melakukan ini demi mempererat hubungan silaturrahmi kalian bersama yang lain. Dan saya mengucapkan terima kasih juga, karena kerja keras kalian kita bisa mendapatkan kepercayaan dari costumer."

"Saya juga sangat-sangat berterima kasih kepada seseorang yang sangat berjasa dalam perusahaan saya," Mata Pak Arif menuju kearah Arsen. "Dia adalah Arsen," Yang di sebutkan namanya pun menoleh.

Arsen menatap Pak Arif bingung. "Arsen boleh kamu kesini sebentar," Pintanya.

Arsen sempat diam saja, kalau bukan mendapatkan senggolan dari Alena, cowoknya itu sepertinya tidak akan bergerak.

Ia berjalan mendekati Pak Arif, berdiri tepat di sampingnya.

Pak Arif tersenyum, tangannya merangkul pundak Arsen lalu berkata. "Kenapa saya bisa mengatakan jika Arsen adalah orang yang berjasa bagi saya. Karena dia yang mengajarkan saya bagaimana membuka bisnis dan mengembangkan usaha. Saya tidak tahu jika tidak kenal dengan dia, dulu ketika saya mencoba membuka usaha. Selalu gagal, saat saya terpuruk. Arsen datang melamar pekerjaan kepada saya, ketika itu saya bingung apakah harus menerima dia, padahal bengkel saya sangat sepi tidak ada pengunjung yang datang saat itu."

Pak Arif menoleh pada Arsen sembari tersenyum bangga. "Namun dengan keahlian Arsen dan kepintarannya. Usaha yang saya rintis dari nol, Alhamdulillah semakin maju dan naik begitu pesat. Oleh karena itu saya memberikan predikat sebagai karyawan terbaik saya. Untuk saat ini dan mungkin akan seterusnya, terima kasih Arsen." Pak Arif menjabat tangan Arsen bersamaan dengan tepuk tangan para karyawan di sana.

"Pak. Tidak perlu seperti ini," Ujar Arsen merasa tidak enak dan berlebihan.

"Tidak apa-apa Arsen, ini memang layak kamu dapatkan. Dan mulai saat ini gaji kamu saya naikan dua kali lipat dari yang kemarin," Arsen sedikit membulatkan matanya.

Alena ikut bertepuk tangan, ia bangga dan ikut bahagia atas apa yang Arsen dapatkan, Alena tidak kaget kenapa dia bisa mengajarkan bisnis pada Pak Arif.

Karena dia sudah melihat ijazah universitas milik Arsen, sampai saat ini suaminya itu belum pernah bercerita tentang kehidupannya. Meskipun sangat ingin tau, Alena harus bersabar menunggu Arsen cerita.

"Oke, kita belum bisa di katakan beristirahat, karena kita harus naik kebukit sana untuk menuju Villa yang sudah saya sewa."

"Tadinya saya ingin mengajak kalian piknik di atas gunung, sekalian merasakan naik gunung seperti saya. Tapi sepertinya tidak mungkin, karena saya yakin di antara kalian tidak menyukai hal seperti ini. Benar tidak?" Tanyanya pada karyawannya.

Mereka kompak mengangguk walaupun tidak semua, Pak Arif tertawa melihatnya, dan setelah mengatakan itu beliau segera mengajak mereka berjalan menaiki bukit.

Arsen mengandeng tangan Alena menuju ke atas, di belakangnya ada Erina dan juga Jupri.

Gadis itu menatap tajam kearah Arsen, lebih tepatnya kearah Alena.

𝗔𝗿𝘀𝗲𝗻𝗶𝗼 「𝙹𝚎𝚗𝚘 𝚡 𝙺𝚊𝚛𝚒𝚗𝚊 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang