Chapter 06.

1.1K 134 2
                                    

꙳꙳꙳

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

"Alena, kamu dari mana aja?" gadis yang baru saja keluar dari dalam mobil langsung di tanyai oleh Liana.

Kebetulan wanita itu sedang duduk bersama suaminya di teras depan, sengaja menunggu putri mereka.

Menghela napas sabar, Alena menghampiri kedua orang tuanya. "Alena dari rumah Bryan, maaf baru pulang." katanya seraya menyalami kedua tangan orang tua.

"Benar kamu habis dari rumah Bryan?"

"Benar Ma.. Kalau nggak percaya telepon aja dia," ujar Lena sedikit jengkel.

"Nih buat kalian, dari BRYAN!" Alena menyodorkan satu plastik berwarna putih, dengan menekan kata Bryan.

Bungkusan tersebut di terima dengan senang hati oleh Liana, ia melirik isinya yang ternyata satu kotak kue dan juga puding.

Semua makanan itu Bryan yang menyuruhnya beli menggunakan uangnya sendiri, tadi cowok itu berpesan jika dia pulang, harus membawakan sesuatu untuk orang tuanya.

Agar Bryan di anggap calon menantu yang pengertian, perhatian dan special dari Pak Kusuma dan Bu Liana.

"Wahh.. Tau banget sih, kalau Mama lagi pengin kue ini. Mana pudingnya kesukaan Mama,"

"Pa masuk yuk, kita makan kue ini, oh iya Len. Tolong kasih tau Bryan, terima kasih bingkisannya. Dia memang calon mantu idaman," ucap Liana begitu berbinar menyuruh Alena menelpon Bryan.

Alena tak menjawab ataupun mengiyakan. Papa dan Mamanya sudah masuk kedalam rumah, sedangkan gadis itu masih diam di tempat.

Pandangannya kosong, matanya berkabut siap menumpahkan cairan beningnya.

Perlahan Alena duduk di kursi yang tadi di gunakan duduk untuk Papanya.

Alena mengusap dadanya yang terasa sesak, entah kenapa setiap melihat orang tuanya yang begitu bahagia dengan sifat Bryan, ia merasa sedih.

Dia telah berbohong kepada mereka, ingin bicara jujur tapi ia terlalu takut.

Takut terjadi sesuatu pada Papa dan Mamanya, lagipula Alena tidak yakin jika dia bicara jujur, mereka akan percaya.

Pak Kusuma dan Bu Liana sudah terlanjur percaya dengan Bryan.

Selang beberapa menit, ponsel yang ada di tas sling bagnya berdering, Alena mengambil benda itu dan seketika moodnya kian memburuk saat tau siapa yang menelpon dirinya.

"Halo," ucap gadis itu dengan nada malas.

"Gimana, lo udah ngelakuin apa yang gue minta?"

"Iya, udah kok."

"Bagus. Besok siang lo udah harus siap-siap. Ikut gue kesuatu tempat,"

"Kemana?" tanya Alena.

𝗔𝗿𝘀𝗲𝗻𝗶𝗼 「𝙹𝚎𝚗𝚘 𝚡 𝙺𝚊𝚛𝚒𝚗𝚊 」Where stories live. Discover now