Chapter 39.

950 164 17
                                    

. Happy Reading .

***

Mendapatkan kepercayaan lebih dari Pak Arif, Arsen dan Jupri begitu giat dalam bekerja. Banyak pengunjung yang datang.

Entah kerusakannya ringan atau berat, namun Arsen selalu bisa mengatasi, walaupun tubuhnya terasa remuk.

"Hufh. Rasane awake loro kaber! (Hufh.. rasanya badanku sakit semua!" Gerutu Jupri saat mereka baru saja selesai memperbaiki salah satu motor vespa dan juga metic.

"Sen," panggil Jupri.

"Ehmm?"

"Kamu ngerasa aneh nggak sih, kenapa banyak banget kendaraannya di perbaiki di sini. Padahal di dekat daerah sini ada bengkel juga," ucap Jupri dengan nada medoknya.

"Harusnya Lo bersyukur, berarti bengkel kita terkenal bagus. Kalau nggak rame kita juga yang susah,"

"Iyo Iyo, ini kan cuma pendapat aku,"

Arsen berdiri dari tempat duduknya, mengambil jaketnya ia siap untuk pulang. "Udah beres semua kan? Gue pulang ya," pamitnya.

"Ck.. kamu enak pulang udah ada yang pijit, lah aku?" Gerutu Jupri pada dirinya sendiri.

"Makanya nikah,"saut Juan

Jupri melirik Arsen dengan sinis. "Nikah-nikah! Mana ceweknya! Pacar aja nggak punya. Suruh nikah!" Arsen terkekeh pelan.

"Kamu gampang cari cewek punya wajah ganteng, lah aku apa? Mana ada yang mau sama aku." Ujar Jupri.

"Hush. Lo nggak boleh rendahin diri lo sendiri, sama aja lo nggak bersyukur."

"Iyo.. sorry," Jupri sebenarnya tidak bisa di bilang tidak tampan, dia memiliki kulit sawo matang. Berwajah manis jika tersenyum siapapun yang menyadarinya pasti akan mengatakan manis.

"Udah ah gue balik." Pamit Arsen.

Namun ketika ingin menghampiri motornya dia melihat pemilik bengkel datang.

"Pak Arif? Ada apa Pak. Ada masalah?" Tanya Arsen setelah Pak Arif turun dari mobilnya, heran tidak biasa pemilik bengkel datang.

"Tidak, saya cuma mampir. Apa kamu sudah mau pulang?" Arsen mengangguk memberitahu jika pekerjaannya sudah selesai.

"Kamu duduk dulu, saya ingin menyampaikan sesuatu." Katanya lalu menyuruh Arsen duduk di kursi tepatnya kursi panjang di bawah pohon karsen.

"Jupri, kamu juga ikut." Titahnya pada Jupri yang langsung bergegas duduk di dekat Arsen.

"Ada masalah Pak?" Kini giliran Jupri bertanya, Pak Arif menggeleng sambil terkekeh menjawab pertanyaan Jupri.

"Tidak ada, kenapa wajah kalian tegang? Saya kesini justru ingin memberitahu hal baik," katanya masih tertawa pelan.

"Jadi.." Jeda sejenak. "Beberapa cabang yang saya baru buka, Alhamdulillah mendapatkan respon baik dari pelanggan. Di sana juga ada saja yang datang,"

"Karena keberhasilan ini, saya ingin mengadakan acara kecil-kecilan untuk bentuk rasa syukur,"

Arsen dan Jupri masih mendengar dengan serius, menunggu kelanjutan ucapan Pak Arif.

"Selain syukuran, saya ingin semua karyawan bisa berkumpul dan saling mengobrol. Kamu tau kan kalau saya suka mendaki?" Arsen mengangguk.

"Nah saya sudah menyewa salah satu Villa di bandung, dan niat saya mengajak kalian semua untuk mendaki kecil gunung kecil, Villanya ada di puncak gunung, tapi tenang aja nggak terlalu tinggi gunungnya." Ujar Pak Arif di akhiri tawa kecil.

𝗔𝗿𝘀𝗲𝗻𝗶𝗼 「𝙹𝚎𝚗𝚘 𝚡 𝙺𝚊𝚛𝚒𝚗𝚊 」Where stories live. Discover now