Chapter 16.

878 119 6
                                    

~•~

~•~

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.
.
.


***

"Kehidupan Alena itu nggak menyenangkan. Punya pacar tapi kelakuannya kayak gitu, dia terlalu tertekan sama cowoknya. Kadang gue pengin nolongin dia, tapi gue bingung nolongin gimana. Orang tuanya pun percaya banget sama Bryan, mereka nggak tau aja anaknya di perlakuan seperti apa," keluh Sella usai menceritakan semua yang terjadi pada Alena ke Arsen.

Dan respon cowok itu, hanya diam, ia juga tidak tau harus melakukan apa dan harus bagaimana, Lagi-lagi Arsen harus menyadari jika dirinya bukan siapa-siapa.

Bahkan dia orang baru di kehidupan Alena, seseorang yang tidak sengaja bertemu ketika gadis itu membutuhkan pertolongan.

Apa hanya karena hal itu, ia bisa menjadi bagian dari kehidupan Alena, dan merubah gadis itu agar menjadi lebih baik.

"Eh.. Sorry ya kalau gue jadi banyak ngomong gini, gue cuma mau lurusin kejadian tadi aja." Arsen tersenyum tipis menggelengkan kepalanya.

"Tapi kok lo jadi diam gini?" Sella menyipitkan matanya mengamati Arsen. "Felling gue lo suka ya sama Alena?" Arsen sedikit terkejut.

"Iya mba! Arsen tuh suka sama Alena tapi malu dianya.." ujar Jupri yang tak sengaja mendengar pembicaraan keduanya.

Arsen mendelik pada Jupri, namun pria itu menjulurkan lidahnya, meledek Arsen yang terlihat memerah wajahnya.

"Hahaha... Kalau iya pun nggak apa-apa, gue malah berharap lo bisa buat sahabat gue itu bahagia dan bisa putus dari Bryan." tawa Sella menggelegar, gadis itu terlihat senang kalau apa yang dia duga selama ini benar, bahwa Arsen dan Alena sebenarnya sudah memiliki rasa.

Arsen menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi, matanya menatap lurus ke Jupri yang sedang mengganti ban motor Sella. "Nggak segampang itu, gue dan Alena banyak perbedaannya. Gue sadar diri, nggak ada apa-apanya di bandingkan cowoknya tadi. Gue cuma kerja di bengkel. Sedangkan Alena, dia anak orang."

"Eh Arsen! Namanya cinta itu nggak perlu harta, duit itu bonus. Yang penting kebahagiaan," teriak Jupri, untung saja pelanggan sudah tidak terlalu banyak.

"Setuju! Gue setuju sama pendapat Jupri. Ya memang sih hidup manusia pasti butuh duit, tapi apa coba gunanya duit kalau kita nggak bahagia. Kebahagiaan manusia bukan di ukur dari seberapa dia kaya,"

"Jadi menurut gue. Lo jangan mikir kayak gitu hanya karena lo nggak kaya. Lo memang nggak kaya secara finansial, Tapi bukan berarti lo nggak bisa bahagiain Alena, gue yakin lo bisa." ucap Sella mantap.

"Betul!" saut Jupri mengangkat dua jempolnya.

Meraup wajahnya dengan kasar, Arsen membuang napas beratnya. "Kalau gue suka sama Alena, belum tentu dia suka sama gue," jeda sejenak Arsen berdiri mengambil jaket yang di letakan di atas ban yang sudah tidak terpakai. "Gue bukan tipe cowok mengambil sesuatu yang bukan milik gue, lebih baik lo pulang, lihat keadaan sahabat lo."entah itu sebuah perintah atau usiran, yang jelas usai mengatakan itu.

𝗔𝗿𝘀𝗲𝗻𝗶𝗼 「𝙹𝚎𝚗𝚘 𝚡 𝙺𝚊𝚛𝚒𝚗𝚊 」Where stories live. Discover now