Chapter 33.

969 138 5
                                    


Absen dulu boleh kali guys

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Absen dulu boleh kali guys.. 😄
Ini dadakan upnya padahal bukan waktunya 🤣

.
.
.
.
.
.
.

➶➶➶➶➶ 𝑯𝒂𝒑𝒑𝒚 𝑹𝒆𝒂𝒅𝒊𝒏𝒈 ➷➷➷➷➷

***

"Masih sakit?" tanya Arsen pada Alena ketika cowok itu melihat pergelangan tangan istrinya yang masih merah.

Alena melihat tangannya sendiri sebentar. "Udah nggak sakit. Tinggal bekasnya aja yang belum ilang." jawab Alena.

Setelah itu tidak ada obrolan lagi mereka sibuk menikmati makan malam, pulang dari bengkel tadinya Arsen ingin mengajak Alena makan di tempat biasa.

Tapi gadis itu menolak, katanya dia ingin makan di rumah, menurut saja akhirnya Arsen memesan makanannya lalu di bawa pulang.

Arsen mendongak, keningnya berkerut menatap istrinya yang hanya diam sambil mengaduk-aduk nasi di atas piringnya. "Mikirin apa? Atau makanannya nggak enak?" Alena terperanjat ia lalu menggeleng kuat.

"Nggak kok. Makanannya enak, nih buktinya aku udah mau habis." ujarnya menyodorkan piring miliknya di hadapan Arsen.

Cowok itu menghela napas berat. "Ada yang ganggu pikiran kamu?" tanya Arsen lembut seraya mengusap kening gadis itu.

"Aku lagi mikirin kamu aja," Arsen kembali mengerutkan kening.

"Kok mikirin aku? Aku kan di sini aja."

"Bukan gitu, aku cuma masih kepikiran soal tadi siang."

Arsen meletakkan piringnya di bawah karena memang mereka duduk lesehan. "Soal Bryan?" Alena mengangguk samar.

Meraih tangan Alena, Arsen berucap. "Aku udah bilang tadi, aku pasti baik-baik aja. Aku bakal berusaha baik-baik aja demi kamu, oke. Jangan terlalu di pikir," Alena tersenyum tipis menganggukkan kepala.

Sebenarnya bukan tentang Bryan saja, yang menjadi pikirannya. Tapi ada satu lagi yang sangat amat dia ingin tanyakan pada Arsen.

"Arsen," panggil Alena pelan.

"Ehm?"

Alena tampak ragu, saat ingin mengeluarkan kata-katanya. Entah kenapa lidahnya terasa kelu takut jika pertanyaannya membuat Arsen marah.

Tak kunjung mendengar suara Alena, Arsen yang baru saja selesai meneguk air mineralnya kembali menoleh ke istrinya. "Kenapa?"

Alena meremas tangannya sendiri, ia menatap Arsen ragu. "Aku mau tanya tapi kamu jangan marah ya," ujarnya wanti-wanti

Arsen menaikan alisnya sebelah. "Marah? Kenapa aku harus marah? Memangnya mau tanya apa?"

"Bo.. Boleh nggak kapan-kapan aku ke makam orang tua kamu? Walaupun aku belum pernah lihat mereka dan nggak pernah ketemu juga, tapi biar gimana pun kan mereka orang tua aku juga sekarang." senyum di bibir Arsen memudar, cowok itu seketika memalingkan wajahnya.

𝗔𝗿𝘀𝗲𝗻𝗶𝗼 「𝙹𝚎𝚗𝚘 𝚡 𝙺𝚊𝚛𝚒𝚗𝚊 」Where stories live. Discover now