Chapter 49.

706 114 10
                                    



~ Happy Reading ~


***

Apa yang di katakan dokter ternyata benar, usai mengetahui jika dirinya tengah mengandung. Alena sekarang setiap pagi merasakan mual dan pusing.

Kemarin saja ia hampir pingsan, untung ada suaminya sehingga Alena tidak sempat ambruk di kamar mandi.

"Udah berangkat aja, aku nggak apa-apa," Saat ini wanita itu sedang merebahkan tubuhnya di atas kasur bersama Arsen yang setia menemaninya.

Padahal cowok itu harus bekerja, banyak sekali kendaraan yang harus dia selesaikan hari ini juga, namun meninggalkan istrinya dengan keadaan seperti itu membuatnya tidak tega.

"Nggak apa-apa gimana? Muka kamu pucat banget. Mana bisa aku kerja kalau kamu kayak gini,* Alena tersenyum memainkan jemari Arsen yang sedang menggenggam tangannya.

"Aku beneran nggak apa-apa, kata dokter wajar di awal kehamilan. Lagian aku masih kuat, nanti kalau ada apa-apa aku langsung telepon kamu, ya?" Ucap Alena lembut.

"Tetap aku nggak tenang sayang," Arsen diam berpikir.  "Atau kamu di tempat Bu Ayu sampai aku pulang?" Usulnya yang membuat Alena tertawa pelan.

"Apaan sih, nggak usah. Ngapain ke tempat orang, justru yang ada aku nggak bisa istirahat." Arsen pun pasrah ia mengusap wajahnya dengan kasar.

Arsen memandangi Alena begitu dalam. "Janji ya kalau ada apa-apa telepon aku,"

Alena mengangguk mantap. "Iya. Aku pasti telepon kamu." Tekan Alena meyakinkan suaminya.

Arsen mulai memakai jaketnya yang sudah siap di sampingnya, pergerakan Arsen sangat pelan ketara sekali jika cowok itu engan untuk pergi.

"Semangat dong, masa mau kerja lemes gitu. Nanti kerjaannya nggak beres-beres terus kamu nggak pulang-pulang," Arsen hanya menghela napas berat.

Arsen menatap Alena lagi, lalu ia menyodorkan tangannya yang langsung di raih oleh istrinya. Arsen memberi kecupan di kening pipi dan juga bibir.

"Aku kerja ya,* Bisik Arsen di depan wajah Alena.

"Iya, hati-hati." Pesannya.

Arsen mengangguk, ia mulai berdiri mengambil helm dan kunci motor. "Nanti harus makan, jangan sampai nggak makan. Vitaminnya di minum,* Alena tersenyum geli mendengar dan melihat kecerewetan suaminya.

"Iya io sayang, aku pasti makan. Udah ah sana pergi keburu siang." Mengibaskan tangannya menyuruh Arsen segera berangkat.

Dengan berat hati dan tidak ikhlas Arsen keluar rumah, ia mengunci pintu dari luar, dia sengaja mengunci pintunya dari luar agar Alena tak usah bangun dari berbaringannya.

Jika wanita itu ingin keluar, masih ada satu kunci cadangan yang tersimpan di rumah.

Tiba di bengkel sudah banyak pelanggan yang datang, Jupri sampai kebingungan harus mulai yang mana terlebih dahulu.

"Maaf gue telat, Lo jadi kerepotan."

Jupri menoleh pada Arsen sejenak. "Santai, aku ngerti Alena juga butuh kamu, selagi aku bisa atasi. Nggak masalah kamu telat," Arsen tersenyum lega beruntung sekali mempunyai teman seperti Jupri.

"Gimana Alena?" Tanya Jupri basa-basi.

"Masih sama, ntah sampai kapan dia kayak gitu."

"Sabar, kamu harus sabar menghadapi Ibu hamil. Katanya memang seperti itu." Menghela napas berat Arsen mengambil kunci lalu mulai memperbaiki mesin motor.

𝗔𝗿𝘀𝗲𝗻𝗶𝗼 「𝙹𝚎𝚗𝚘 𝚡 𝙺𝚊𝚛𝚒𝚗𝚊 」Where stories live. Discover now