Chapter 10.

1.1K 145 3
                                    

°°

°°

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

°°

Happy Reading ⊰

***

Tidak ada yang dilakukan Arsen, selain duduk diam memainkan ponselnya. Sesekali matanya melirik Alena yang terlelap di atas kasur tipis miliknya.

Menunggu hujan yang tak kunjung reda, membuat gadis itu mengantuk dan saat merebahkan tubuhnya, ia malah terlelap pules di sana.

Arsen menggulirkan bola matanya, melihat jam menujukan pukul setengah satu, dia bingung sendiri.

Apakah dirinya harus membangunkan gadis tersebut, lalu mengantarnya pulang, tapi dia tidak tega melihat bagaimana nyenyak nya gadis itu.

Tapi jika tidak diantar pulang, orang tuanya pasti khawatir, ia juga tidak enak dengan pemilik kontrakan ini, jika tau dirinya membawa seorang perempuan, pasti dia akan kena marah.

Sekitar lima menit kemudian, Alena menggeliat mengerjapkan matanya beberapa kali, saat sadar ini bukan kamarnya, gadis itu sontak terbangun.

"Ya Allah aku ketiduran ya?" katanya sambil menoleh ke kiri dan kanan.

"Mau pulang?" tanya Arsen, lebih menawarkan.

"Iya, ayo." kata gadis itu sambil merapikan rambutnya lalu merapikan tempat tidur Arsen lebih dulu karena ia sudah memberantakinya.

"Nggak apa-apa kan kalau gue yang anter lo malam-malam gini? Atau hubungi pacar lo aja, nanti biar gue yang ngomong dan jelasin kenapa lo bisa di sini." Alena mendelik sempurna.

"Nggak usah!" tolak gadis dengan nada sedikit tinggi. "Kalau lo nggak mau nganterin gue, nggak apa-apa. Biar gue naik taksi online aja," ucap Alena ia mengambil tasnya.

"Alena tunggu. Maaf bukan gitu maksud gue," Arsen mencekal tangan Alena ketika gadis itu berniat pulang sendiri.

"Gue nggak enak sama cowok lo, takutnya dia salah paham. Makanya gue minta sama lo supaya hubungi dia, pasti dia khawatir sama lo, biar nanti gue yang jelasin."

"Nggak usah Arsen!" tekan Alena. "Lagian mana peduli Bryan sama aku," gumam Alena bernada pelan, wajah ia alihkan kearah lain.

Namun Arsen masih bisa mendengar ucapan gadis itu,menghela napas pelan Arsen pun berkata. "Yaudah, gue anter ya. Bentar gue ambil kunci motor," ujarnya lalu bergegas menyambar kunci motor dan jaket.

Keadaan sudah sangat sepi, Alena mengedarkan pandangannya di depan kontrakan Arsen, masih ada satu pintu yang terbuka.

"Waw! Udah berani lo bawa cewek kekontrakan?" sindir seorang laki-laki yang tadi Alena lihat pintunya masih terbuka, keluar hanya menggunakan kaos oblong berwarna hitam dan celana pendek abu-abu.

𝗔𝗿𝘀𝗲𝗻𝗶𝗼 「𝙹𝚎𝚗𝚘 𝚡 𝙺𝚊𝚛𝚒𝚗𝚊 」Where stories live. Discover now