Chapter 37.

1.4K 166 12
                                    


➶➶➶➶➶ 𝑯𝒂𝒑𝒑𝒚 𝑹𝒆𝒂𝒅𝒊𝒏𝒈 ➷➷➷➷➷

***

Waktu menujukan pukul dua dini hari, malam pun semakin terasa lebih dingin. Selimut yang membungkus tubuh seakan tidak mampu menghalau datangnya angin, yang melewati sela-sela ventilasi jendela.

Begitupun gadis yang sedang meringkuk di balik selimut tebal, bibirnya terus bergumam pelan, meskipun matanya terpejam namun ia seakan tidak tidur merasakan tubuhnya yang terasa dingin.

"Ma.. Pa.. Eghh!" gumaman kecil dan rintihan yang keluar dari mulut gadis itu, mengusik tidur seseorang yang ada di sampingnya.

Dan orang itu adalah Arsen, perlahan ia membuka matanya, menoleh pada Alena yang masih saja mengigau memanggil orang tuanya.

Arsen memiringkan tubuhnya, tangannya terulur menyentuh kening Alena. "Ya Allah kamu demam." bola matanya melebar kaget, suhu tubuh istrinya sangat tinggi.

Mengusap lembut pipi Alena, Arsen terus memanggil istrinya agar membuka matanya. "Alen.. Alena? Kita ke rumah sakit ya?" ujar Arsen sangat pelan dan penuh khawatir.

Alena membuka matanya perlahan, gadis itu memandang Arsen sayu. "Nggak, aku nggak suka kerumah sakit." jawabnya tak kalah sangat pelan.

"Tapi kamu demam, sayang. Kita pergi aja ya? aku pesanin taksi online," Alena hanya menggeleng pelan, matanya pun sudah terpejam lagi.

Menghela napas besar Arsen beranjak dari tempat tidur, ia bingung sendiri sekaligus panik. Apa yang harus di lakukan, tak pernah sebelumnya ia sepanik ini.

Ia pun kedapur menyalakan kompor, merebus air untuk di gunakan mengompres dan sebelahnya lagi dia gunakan untuk merebus air untuk membuatkan Alena teh hangat.

Sambil menunggu airnya mendidih, Arsen membuka kotak obat, beruntung di kotak itu ada beberapa obat penurun demam.

Selang beberapa menit ia kembali ke tempat tidur, dengan satu gelas teh hangat bersama obat penurun demam, satu baskom air hangat dan juga handuk kecil.

Arsen duduk di samping Alena yang masih meringkuk dan juga rintihannya. Ia sedikit menunduk, tangan kirinya mengusap kening istrinya.

"Kalau nggak mau kerumah sakit, sekarang minum obat?" ujarnya lembut penuh kesabaran.

Alena memandang Arsen, matanya terlihat merah dan berair. Mungkin gadis itu tengah merasakan denyutan pusing di kepalanya.

"Aku nggak biasa minum obat, nggak suka minum obat. Pait,," jawab Alena pelan setengah merengek.

"Tapi kalau kamu nggak minum obat, gimana bisa sembuh?" jawab Arsen menggunakan suara dalamnya, ia harus ekstra sabar.

Alena tetap pada pendiriannya, yaitu 'Tidak' Arsen mengusap wajahnya dengan kasar, ia harus mencari cara bagaimana Alena mau meminum obatnya.

Memandangi obat berbetuk bulat itu sekejap,Arsen kembali beranjak meninggalkan Alena sejenak.

Tak lama cowok itu kembali dengan wadah kecil di tangan kanannya. Kembali ke posisi semula, Arsen mencoba membujuk Alena.

"Mau ya, minum obatnya?" tapi jawaban Alena tetap menggeleng.

Arsen pun tak ada pilihan lain, ini demi istrinya agar sembuh, ia pun menaruh tangan kirinya di bawah tengkuk kepala istrinya, lalu Arsen meneguk cairan berwarna putih yang ada di dalam wadah kecil tadi.

Sedikit mengangkat kepala istrinya, Arsen pun mencium bibir Alena. Gadis itu tersentak sampai sedikit mendorong dada bidang cowok itu, bukan karena ciuman yang Arsen lakukan, melainkan saat cairan yang masuk kedalam mulutnya.

𝗔𝗿𝘀𝗲𝗻𝗶𝗼 「𝙹𝚎𝚗𝚘 𝚡 𝙺𝚊𝚛𝚒𝚗𝚊 」Where stories live. Discover now