Chapter 32.

1K 123 0
                                    



**✿❀ 𝐻𝑎𝑝𝑝𝑦 𝑅𝑒𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 ❀✿**

***

"Mau aku antarin pulang?" tawar Arsen sambil membereskan kotak obat, sebelumnya Alena pun menggunakannya untuk mengobati luka di sudut bibir Arsen.

Alena menggeleng. "Nggak ah, aku mau di sini aja nungguin kamu."

"Yakin? Aku masih lama." dia tidak ingin Alena bosan menunggu.

"Nggak apa-apa, dari pada di rumah aku sendiri. Lebih baik di sini ada kamu," berpikir sejenak Arsen pun setuju, bila di pikir apa yang di katakan Alena benar.

Jika istrinya di rumah, ia malah khawatir apa lagi baru saja Bryan datang, dia takut cowok itu datang kerumah dan Alena dalam bahaya.

Arsen menggandeng tangan Alena untuk kembali duduk di bangku panjang dibawah pohon kersen. "Aku balik kerja lagi ya, kamu tunggu di sini. Kalau lapar atau haus ambil aja di dalam ada beberapa makanan sama minuman."

"Iya, kamu tenang aja kan ada Jupri yang siap aku suruh." merasa di sebutkan namanya cowok itu menoleh.

"Eh.. Kamu pikir aku babu." saut Jupri.

Alena terkekeh pelan. "Hehe.. Sorry Pri canda kok,"

Jupri ikut tertawa mengacungkan jempol. "Aman, selama aku nganggur kamu suruh aku ikhlas." selorohnya keduanya tertawa, sedangkan Arsen hanya tersenyum.

Bukan tersenyum karena ucapan Jupri, tapi tersenyum ketika melihat tawa yang keluar dari mulut Alena, hal seperti itu yang ingin Arsen lihat selalu.

Mengusap-usap ujung kepala istrinya terlebih dahulu Arsen kembali melanjutkan aktivitasnya, memperbaiki motor yang tadi siang datang.

Alena bersandar di bangku, sedikit memejamkan matanya kala hembusan angin menerpa wajah cantiknya, angin yang sepoi-sepoi membuat hatinya sedikit tenang, usai kejadian beberapa menit lalu.

Tadi dia benar-benar takut, takut. Jika Bryan berhasil membawanya pergi, dan takut kalau terjadi sesuatu pada Arsen.

Alena paham betul, arti ucapan dari Bryan tadi. Laki-laki itu pasti tidak akan menyerah dan mencari cara supaya apa yang dia mau terwujud.

Mendongak Alena menerawang langit biru, pikirannya berkelana mengingat kejadian beberapa tahun yang lalu, di mana saat itu dia melihat Bryan memukul seseorang sampai orang itu terkapar tak berdaya.

Dan ketika ia mencaritahu, ternyata Bryan marah besar kepada orang itu karena apa yang dia inginkan tidak dia dapatkan. Hingga korban di nyatakan meninggal usai di rawat beberapa hari dirumah sakit.

Keluarga laki-laki itu tidak bisa berbuat apa-apa ketika mereka ingin melaporkan Bryan ke polisi, mereka lebih dulu mendapatkan ancaman akan membunuh semua anggota keluarganya jika berani melakukannya.

Alena saat itu ingin membantu mereka, tapi ia juga takut. Apalagi dia tidak memiliki bukti kalau Bryan bersalah. Lagi pula dia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi sampai Bryan marah besar pada orang itu, melihat bagaimana kejamnya Bryan menghajarnya sudah membuatnya sangat takut sendiri.

Ia tak ingin Arsen mengalami hal yang sama, mengenal Bryan lama sangat tau jika cowok itu mempunyai sifat tempramental yang tinggi.

menghela napas berat Alena menatap punggung besar Arsen. Semoga saja yang dia takutkan tidak terjadi.

Bicara soal Arsen, sebenarnya banyak pertanyaan di kepalanya tentang cowok yang kini sudah berstatus suaminya.

Memiliki wajah tampan, penampilan yang keren dan juga pemikiran yang pintar, sangat membuat Alena penasaran.

𝗔𝗿𝘀𝗲𝗻𝗶𝗼 「𝙹𝚎𝚗𝚘 𝚡 𝙺𝚊𝚛𝚒𝚗𝚊 」Where stories live. Discover now