ᝯׁ֒hׁׅ֮ɑׁׅ℘tׁׅꫀׁׅܻ݊ꭈׁׅ 80 sudah di revisi

8.7K 549 21
                                    


Aqilah dan yang lainnya menunggu dengan khawatir di lorong rumah sakit.

Mereka menunggu Shadam yang sedang di Operasi untuk mengeluarkan peluru yang yang bersarang di dadanya.

"Aqilah, Lo makan dulu. Lo belum makan apapun dari tadi, "ujar Awalia khawatir

Sella menatap Aqilah sedih, "maaf, ini semua karna aku, "ia menunduk dengan rasa bersalah yang mendalam.

Aqilah menatap Sella, ia menggeleng membantah ucapan Sella, "enggak, ini semua bukan salah lo, Sella, "

Mata Sella berkaca-kaca, "aku yang terlalu bodoh karena percaya sama Dania, dan aku terlalu lemah hingga Dania bisa menyekap ku dan membuat Shadam seperti ini, "

"Aku benar-benar minta maaf, "

"Sella, lo nggak bisa nyalahin diri lo sendiri, "ucap Arka berniat untuk menenangkan Sella yang terus menyalahkan dirinya sendiri.

"Sella, enggak ada manusia yang sempurna. Lo cuma terlalu baik, dan menganggap Dania juga baik, "ujar Rafael

Yang membuat Awalia mengangguk, "benar, meskipun gue enggak bisa membenarkan apa yang udah Lo perbuat ke Aqilah dan Arka, "

Sella menunduk sedih, "maaf, "

Aqilah tersenyum hanya untuk mencoba menenangkan Sella, "enggak papa, kita cuma perlu berdoa semoga Shadam baik-baik aja, "

Salma datang dengan tergesa-gesa, "Aqilah, bagaimana keadaan Shadam? "Tanyanya penuh kekhawatiran.

Shadam adalah keluarganya satu-satunya, ia sudah kehilangan putri dan suaminya sekarang apakah ia juga akan kehilangan putranya.

"Maaf Tante, Shadam begini karna Aqilah. Harusnya yang tertembak sekarang adalah Aqilah bukan Shadam, "ujar Aqilah menunduk sedih.

Salma ibu Shadam menggeleng, ia menarik Aqilah kepelukannya, "Enggak sayang, ini bukan salah kamu. Shadam yang menginginkan nya, dia ingin kamu selamat meskipun menggunakan tubuhnya menjadi tameng, "

"Maaf Tante, "ucap Aqilah benar-benar merasa bersalah.

Ia menangis sedih, ia benar-benar menyalahkan dirinya sendiri karna musibah ini.

Rafael berjalan mendekati Salma, menepuk pundak wanita yang telah melahirkan sahabatnya itu.

"Maaf Mih, ini semua salah Rafael, "Rafael menunduk bersalah di hadapan wanita paru baya itu, "harusnya Rafael enggak ngasih tau Shadam posisi kami, harusnya Rafael enggak... "

Salma melepaskan pelukannya, ia menatap Rafael pemuda yang sudah ia anggap sebagai putranya sendiri, "enggak papa, mami tau kamu ngelakuin ini untuk memperbaiki hubungan Shadam dan Aqilah hanya saja mami enggak nyangka akan ada di mana mami harus melihat putra mami terbaring lemah seperti ini lagi, "

Sebelumnya saat Rafael menghubungi Salma untuk memberitahukan kondisi Shadam, ia juga sudah memberitahu semua detail bagaimana Shadam bisa berada di rumah sakit sekarang.

Mereka terdiam, menunggu dengan gusar.

Semuanya berdoa akan keselamatan Shadam, semoga dia baik-baik saja.

ANTAGONIS (kok) MAGERAN Proses Revisi Where stories live. Discover now