ᝯׁ֒hׁׅ֮ɑׁׅ℘tׁׅꫀׁׅܻ݊ꭈׁׅ 62 sudah di revisi

11.1K 863 18
                                    


Saat ini Aqilah sedang bersantai di kamarnya, sembari menonton drama dan memakan cemilan kesukaannya tentu saja kacang.

"Sumpah Yang jadi saingannya Kak Felix di drama ini ganteng we, kira-kira namanya siapa ya? kalau gue nanya di Kak Felix dia bakal jawab nggak sih?  kalau gue minta nomornya apa bakal dikasih? "Sepanjang menonton drama Aqilah terus berceloteh

Aqilah terus berceloteh tentang seberapa tampannya kakaknya sendiri yaitu Felix, seberapa tampan saingan cinta Felix di drama itu dan berbagai hal lainnya.

Aqilah menikmati hidupnya seperti sebelumnya bersantai ria tanpa harus memusingkan apapun.

Di saat hidup Aqilah benar-benar menyenangkan, kehidupan di keluarga Syazwan malah sebaliknya.

Salma terus mengetuk pintu kamar putranya yang sudah tertutup sejak ia membawa Shadam secara paksa dari apartemen nya.

"Adam, tolong buka pintunya ya. Mami minta maaf, mami ngelakuin ini cuma buat kamu sadar. biar kamu nggak terlalu terobsesi dengan Aqilah, "ujarnya sembari mengetuk pintu kamar putra kesayangannya.

Ia benar-benar tak menyangka pengaruh Aqilah di kehidupan putranya bahkan lebih-lebih berpengaruh dibandingkan dirinya sendiri ataupun adik dari Shadam sendiri. 

"Shadam, mami mohon. tolong buka pintunya sekarang, kamu bahkan belum makan apapun, "

"Shadam, sampai kapan kamu akan terus mengurung diri kamu sendiri di kamar itu? sampai kapan kamu akan terjerat dalam obsesi yang gak pernah bisa kamu hilangkan? sampai kapan? Mami khawatir sama kamu, di dunia ini mami cuma punya kamu kalau kamu begini terus mami bisa aja kehilangan kamu, "

Sudah dari 1 minggu yang lalu Shadam mengurung dirinya di kamar itu Dan sejak saat itu juga Salma trus mengetuk pintu ia bahkan mengabaikan pekerjaan nya sendiri.

"Setidaknya kamu makan dulu. kamu bahkan belum makan apapun, "

Shadam yang berada di dalam kamar dengan dikelilingi botol-botol alkohol yang sudah kosong dan beberapa botol-botol alkohol yang masih tersegel rapi.

Ia hanya mendengar ibunya berucap tanpa ada niat untuk membalasnya.

Shadam masih sangat-sangat marah dan kesal karena dirinya gagal untuk memiliki Aqilah seutuhnya.

"Shadam, mami ngelakuin ini semua demi kebaikan kamu. Kalau mami nggak ngelakuin itu kamu pasti udah menghancurkan masa depan Aqilah, dan Aqilah akan membenci kamu seumur hidupnya, "

Dari dalam kamar Shadam mendengar semuanya, "untuk apa mih? Pada akhirnya gara-gara mami dan Rafael aku udah nggak bisa ngelihat Aqilah, "

Dengan suara lemah Shadam berucap.

"Shadam tolong buka pintunya, "dari balik pintu Salma terus memohon.

Melihat tidak ada pergerakan sama sekali, Salma berinisiatif untuk pergi ke rumah Aqilah.

Karna ia yakin, orang yang bisa mengeluarkan Shadam dari kamar hanya Aqilah.

Bukannya dia tidak bisa namun beberapa hari yang lalu ia pernah membuka pintu dengan kunci cadangan yang ia punya, namun Shadam marah dan mengamuk saat melihatnya Shadam bahkan memecahkan botol hingga tangannya berdarah.

Salma begitu khawatir, dirinya bahkan berniat untuk menelepon dokter namun Shadam semakin mengamuk ia bahkan hampir memukul ibunya sendiri.

Anak durhaka emang.

Salma dengan tergesa-gesa mengendarai mobilnya ke rumah keluarga Benitez karena dirinya tidak tahu di mana letak rumah Aqilah dan dia bahkan tidak memiliki nomor kontak Aqilah.

Sesaat setelah sampai di rumah keluarga Benitez, ia langsung keluar dari mobilnya dan menerobos masuk ke rumah itu.

"Kak Salma, ada apa? "Tanya ibu Rafael

Ia menatap ibu dari sahabat putranya dengan heran.

"Tika, Rafael ada? "Tanya Salma dengan tergesa-gesa

"Rafael? Kayaknya dia ada di kamarnya, "ucap Tika

Ia menatap Salma dengan heran, "emang kenapa kak? Tumben banget nanyain Rafael. Oh yah Shadam mana? Udah lama enggak lihat dia, "

"Maaf Tika, aku enggak bisa jawab pertanyaan kamu dulu. Aku harus cepat-cepat temuin Rafael Karena sekarang kondisinya nggak memungkinkan untuk aku menjawab semua pertanyaan kamu, "ujar Salma dengan wajah khawatir.

Tika heran, namun ia tidak terlalu peduli. Ia langsung pergi meninggalkan Salma yang juga langsung pergi menuju kamar Rafael.

Salma dengan wajah yang sangat kentara capeknya dengan peluh yang membasahi keningnya dan nafas yang ngos-ngosan ia mengetuk pintu.

"Rafael tolong buka pintunya, "ucap Salma dengan keras.

"Rafael, "Salma mengetuk pintu dengan keras dan juga berteriak memanggil nama Rafael.

Rafael dengan wajah bantal membuka pintu, "mami? Ada mih? "Tanya Rafael heran.

Ia bahkan masih menguap karna baru saja bangun tidur.

"Rafael tolongin mami, "ucap Salma dengan nama ngos-ngosan

"Tolongin apa mih? "Tanya Rafael yang jadi penasaran

"Shadam, dia ngurung dirinya sendiri di kamar bahkan ia belum makan apapun sejak hari itu dan yang lakuin Hanya meminum minuman alkohol di kamarnya, "ucap salam menjelaskan

"Tolong Rafael bawa mami menemui Aqilah, mami yakin hanya Aqilah yang bisa membuat Shadam mau membuka pintu, "sambungnya

"Mami kenapa enggak pakai kunci cadangan? "Tanya Rafael heran

"Mami udah coba, tapi dia malah marah dan mengamuk bahkan dia hampir mukul mami. Selama ini meskipun dia jahat pada orang lain tapi dia nggak pernah memukul mami jangankan memukul bahkan berucap dengan nada tinggi saja dia tidak pernah, "ucap Salma sedih.

"Ya udah mih, kita langsung ke rumah Aqilah dan ngajak Aqilah untuk nemuin Shadam, "ucap Rafael yang jadi khawatir setelah mendengar penjelasan Salma.

Salma mengangguk, keduanya langsung pergi ke kediaman keluarga Zephyr.


ANTAGONIS (kok) MAGERAN Proses Revisi Where stories live. Discover now