ᝯׁ֒hׁׅ֮ɑׁׅ℘tׁׅꫀׁׅܻ݊ꭈׁׅ 72 sudah di revisi

8.3K 690 18
                                    

Setelah Arka pulang Aqilah merasa bosan di kamar terus, pada akhirnya Aqilah memilih untuk berjalan-jalan di dalam mansion.

Hingga ia berhenti di bagian sudut dari mansion itu, yang berada di lantai dua, "ini ruangan apaan? "Bingung Aqilah karna selama ia memasuki tubuh Aqilah ia tidak pernah melihat ruangan ini.

"Masuk enggak ya? "Bimbang nya, Aqilah benar-benar ingin masuk ke ruangan yang tidak terlalu mencolok itu karna penasaran.

"Masuk aja lah. eh, tapi gue bakal di marahin enggak ya? "Tanya sendiri, jawab sendiri itu lah yang di lakukan Aqilah sekarang.

Ia berfikir untuk masuk ke ruangan itu namun ia takut untuk di marahi.

"Enggak papa lah, lagian gue kan enggak pernah di marahin sama mereka, "pada akhirnya Aqilah memantapkan hatinya untuk memasuki ruangan itu.

Ia menyentuh genggang pintu, namun ia kembali menarik tangannya karna ragu.

"Gue belum pernah ke sini, mungkin ini ruang rahasia karna gue juga belum pernah lihat ada anggota keluarga yang keruangan ini, "ujarnya

"Ah udahlah, lagian bentar doang. "Ucap nya lagi.

Pada akhirnya Aqilah langsung membuka pintu ruangan itu yang ternyata tidak terkunci, "enggak terkunci jadi ini bukan ruangan rahasia, "ucapnya.

Ia langsung masuk, "kamar? "Tanya pada diri sendiri

Ia mengelilingi ruangan itu yang ternyata adalah sebuah kamar.

"Ini kamar siapa? "Bingungnya, "peri Kya, Lo tau engga ini kamar siapa? "Tanya Aqilah

Peri Kya menunduk, ia lebih memilih bungkam seakan ia tidak ingin memberitahu siapa pemilik kamar itu.

Aqilah menatap bingung, "Lo tau engga? "Tanyanya lagi.

Namun nihil peri Kya tetap bungkam.

Aqilah di buat bingung karna sikap dari peri buku itu. Aqilah berpikir, ada rahasia apa di kamar ini Hingga peri Kya tidak ingin memberitahu dirinya.

Aqilah mengelilingi kamar yang terbilang besar itu, namun tidak ada hal menarik di kamar itu karna isinya sama seperti kamar pada umumnya.

"Enggak ada apa-apa, ah sia-sia gue masuk. Mending balik aja lah ke kamar, "gumam Aqilah sedikit kecewa.

Aqilah ingin berjalan untuk keluar dari kamar itu, namun tanpa sengaja ia menendang ujung dari sebuah kotak kayu yang berada di bawa kasur.

"eh, kotak? "Bingung Aqilah.

Ia akhirnya mengambil kotak itu, lalu duduk di kasur dan membuka kotak yang tidak terkunci.

Isi dari kotak itu hanya sebuah buku dan foto lama.

Aqilah mengambil foto yang terbalik dari kotak itu, ia menatap foto itu dengan mimik wajah terkejut.

"Kakek? "Ujarnya, saat ia mengenali pemilik foto itu.

Wajah yang ada di foto itu adalah kakeknya, "ini beneran kakek kan? Kok? Atau mungkin wajahnya cuma mirip? "Aqilah di buat bingung oleh foto itu.

Ia lalu mengambil buku yang ternyata adalah sebuah album foto.

Ia membuka album foto itu, dan melihat foto-foto yang ada di sana.

Album foto itu adalah album foto keluarga Zephyr.

Di sana terdapat foto-foto Anna, Nicolas, dan juga foto-foto masa kecil Delvin, Devindra, Felix dan juga Aqilah yang asli bersama dengan pria yang di sebut Aqilah sebagai kakek.

Ada sebuah liontin di dalam kotak itu yang menarik perhatian Aqilah, ia merasa familiar dengan liontin itu.

"Ini? Ah gue ingat, ibu juga punya liontin ini, dan itu adalah pemberian kakek. Ini enggak mungkin kebetulan, "gumam Aqilah.

Ia menatap liontin dan foto yang ada di kedua tangannya, "apa kakek juga pernah bertransmigrasi? "Ujarnya

"Mama, aku harus tanya sama mama, "ucapnya mantap.

Ia lalu keluar dari kamar itu tak lupa membawa kotak yang berisikan foto-foto dan liontin untuk pergi mencari Anna.

"Mama, "teriak Aqilah.

Anna, Nicolas juga, para putra keluarga Zephyr menatap Aqilah yang berlari dengan membawa kotak usang sambil memanggil Anna.

"Aduh sayang, jangan lari-lari, "ucap Anna khawatir.

Aqilah berganti berlari saat sudah sampai di hadapan Anna.

"Mah, ini siapa? "Tanya Aqilah sambil memberikan foto pria yang mirip kakeknya di dunia nyata.

"Ohh, ini. Ini tuh kakek kamu, ayahnya, mama, "jawab Anna

"Ha? "Kaget Aqilah.

"Kenapa sih dek? Kaya kaget gitu, "tanya Felix aneh.

"Ini beneran ayahnya, mama? "Tanya Aqilah memastikan

Anna menatap bingung, "iya, ini kakek kamu, dan dia ayahnya mama. Kenapa emang? "

"Kamu kenapa sih dek? "Tanya Felix lagi.

Delvin memukul pundak Felix, "Aqilah cuma nanya, lagian kan Aqilah terakhir ketemu kakek pas umur 10 tahun dan mungkin dia lupa, "ucap Delvin.

"Tau tuh, "ucap Devindra

Aqilah lalu menyerahkan liontin yang ia temukan di kotak itu, "terus ini punya mama? "

Anna yang melihatnya langsung begitu senang, "eh, ini kan liontin Mama. Kamu ketemu di mana sayang? Mama udah cari ini di mana-mana tapi enggak ketemu, "

Anna mengambil liontin itu dan langsung memasang nya leher nya, "kamu ketemu ini di mana sayang? "Tanya Anna

"Di kotak ini mah, "jawab Aqilah jujur

"Syukur deh kamu ketemuin liontin mama, mama kira ini hilang. Mama udah cari kemana-mana ternyata ada di kotak itu pantes mama enggak nemuin, "ucap Anna penuh syukur.

Ia menyentuh kalung yang sudah terpasang rapi di lehernya, "kamu tau engga? Kalung ini tuh pemberian kakek kamu sebelum tiada, liontin ini buatan kakek kamu khusus untuk mama, "

Aqilah mengangguk mengerti, "jadi itu khusus untuk mama? "

"Tapi kenapa ibu juga punya, dan itu pemberian kakek. Ini semua enggak masuk akal, enggak mungkin mereka orang yang berbeda, "batin Aqilah.

Ia menatap foto itu, "kata mama ini foto kakek, dan wajahnya persis banget sama kakek ku yang ada di dunia nyata. Ini semua enggak mungkin cuma kebetulan, "batin Aqilah bingung.

Ia lalu menatap peri Kya, "mah, pah, kak, aku ke kamar dulu, "pamit Aqilah.

ANTAGONIS (kok) MAGERAN Proses Revisi Where stories live. Discover now