ᝯׁ֒hׁׅ֮ɑׁׅ℘tׁׅꫀׁׅܻ݊ꭈׁׅ 58 sudah direvisi

12.7K 894 14
                                    


"Aqilah, kamu sarapan dulu ya, "ucap Shadam pada Aqilah yang masih terikat di ranjangnya.

Aqilah menggeleng, "ogah, gue enggak mau makan sebelum Lo lepasin gue, "

"Aqilah jangan mancing emosi gue, "ucap Shadam pelan.

Aqilah menatap Shadam tajam, "mau Lo apa sih? Lepasin gue! "

"Mau aku cuma kamu Aqilah, cuma kamu. Sesusah itu kah? "

"Ogah, gue enggak akan mau sama cowok pembunuh kaya elo, "ucap Aqilah tajam.

"Aku bukan pembunuh Aqilah, aku bukan pembunuh, "ucap Shadam penuh penekanan.

"Bacot, "

"Aqilah, kamu makan dulu. Kamu belum makan apa-apa sejak semalam, "bujuk Shadam

Ia ingin menyuapi Aqilah, namun Aqilah menghindar.

"Aqilah, "ucapnya pelan, ia kembali akan menyuapi Aqilah namun Aqilah kembali menoleh untuk menghindar.

"Gue enggak mau, Lo ngerti bahasa manusia kan? "Ucap Aqilah keras.

Shadam menutup matanya, mencoba untuk tenang, "Aqilah, please! "

"Gue enggak mau, Lo dengar enggak sih? "

"Sekarang Lo pergi dari sini, "ucap Aqilah pada pria berseragam khas SMA Zephyr school.

"Aqilah! "Suara Shadam naik satu oktaf.

Aqilah tersentak saat Shadam berteriak dengan kencang.

"Bisa santai enggak? gue kaget anjing, "ucap Aqilah tak kalah kerasnya.

Shadam berteriak kesal, "kenapa sih kamu enggak bisa Nerima kebaikan aku? "

"Kebaikan? "Aqilah tersenyum remeh, "ini yang Lo sebut kebaikan? Dengan cara mengikat gue di ranjang ini? Gue bukan tahanan btw, "

"Itu karna kesalahan kamu, harusnya dari awal kamu enggak minta putus dari aku, "ucap Shadam mencoba untuk tidak marah.

Aqilah tertawa meremehkan, "Iya emang salah gue, harusnya gue enggak ngajak Lo pacaran hanya demi ngehindar dari Arka. Harusnya gue tetap yakin bahwa elo itu antagonis. Antagonis yang jahat, "

"Aku bukan Antagonis Aqilah, aku bukan penjahat, "ucap Shadam pelan.

"Bukan penjahat? "Aqilah kembali tersenyum remeh, "apa Lo pikir dengan ngebunuh orang yang enggak bersalah itu bukan kejahatan? "

"Dari awal, harusnya elo itu tinggal di penjara. Bukan berkeliaran bebas kaya gini, "

"Aqilah! "Shadam berucap dengan keras.

Wajahnya tampak merah karna marah, ia melempar piring yang berisikan makanan untuk aqilah.

Aqilah menutup matanya erat, tentu saja ia takut namun ia tidak bisa  hanya diam.

Peri Kya yang melihat wajah ketakutan Aqilah menjadi sedih dan merasa menyesal.

"Maaf Aqilah, aku tidak bisa menyelamatkan mu. Aku hanya seorang peri buku, "ucapnya peri kya yang di balas senyum oleh Aqilah seakan memberi isyarat jika ia baik-baik saja.

"Tapi kamu tenang saja, buku itu akan segara terisi penuh dan kamu bisa meminta untuk keluar dari sini. Kamu bisa kembali dan meninggalkan orang-orang ini, "ucap peri Kya

Aqilah kembali tersenyum, "apa gue bisa yakin untuk pergi dari tempat ini, meskipun gue kangen sama nyokap dan kakek, tapi orang-orang di sini enggak buruk juga, "

"Aqilah, "Shadam mencengkram rahang Aqilah dengan sedikit keras.

"Dengar! kamu cuma milik aku, hanya milik aku! "Ucapnya penuh penekanan.

"Gue enggak pernah jadi milik elo Shadam. gue hanya milik diri gue sendiri dan keluarga gue, "balas Aqilah

"Terserah, tapi kamu tidak akan kemana-mana. Kamu hanya akan tetap di sini, bersama aku, "

Shadam ingin beranjak pergi namun terhenti di depan pintu.

"Woy, sebelum pergi bisa enggak sih lepasin ikatan nya? "Ujar Aqilah.

"Dan membiarkan kamu kabur? No baby, "ucap Shadam dengan senyum miring.

"Ya seenggaknya rubah posisi nya kek, tangan gue mati rasa tau engga? Pegel lagi, "protes Aqilah

"Ups, sorry baby, "ucap Shadam dengan senyum yang menyebalkan.

Ia pun membuka ikatan tangan Aqilah, aqilah memberontak berharap bisa terlepas dari cengkraman Shadam.

Namun sepertinya percuma, tenaga Shadam jauh lebih kuat.

Ia menyatukan kedua tangan Aqilah, lalu kembali mengikat nya.

Ia juga mengikat kaki Aqilah agar ia tidak bisa kabur.

"Sampai jumpa nanti baby, "ucap Shadam pergi meninggalkan Aqilah yang berteriak kesal.

Shadam meninggalkan gedung apartemen itu dengan menggunakan mobilnya untuk pergi ke sekolah.

Sesampainya di sekolah ia langsung menuju kelasnya, pertama kali masuk ke kelasnya ia melihat wajah khawatir Rafael dan Arka juga tangisan Sella.

"Kalian kenapa? Dan kenapa Sella menangis? "Tanya Shadam

"Dam, Aqilah hilang, "jawab Rafael dengan cepat

"Apa? Kok bisa? kapan? "Tanya Shadam dengan wajah yang khawatir.

"Tadi malam, kayanya dia hilang waktu pergi tebus obat buat Awalia, "jawab Arka dengan wajah yang sangat kentara khawatir nya.

"Keluarga Zephyr udah kerahkan  banyak orang buat cari Aqilah, gue juga udah kerahkan orang-orang keluarga gue, "ucap Arka

"Begitupun dengan orang-orang keluarga gue, kita harus cari Aqilah, "sabung Rafael.

Shadam diam, membuat Rafael sedikit menaruh curiga pada sahabat nya itu.

Suara tangis Sella terdengar, "aku takut, Aqilah kenapa-napa, "

Arka menarik Sella kedalam pelukannya, "Aqilah pasti enggak papa, kita bakal cari dia, "

"Benar. Lo jangan sedih Sella, Aqilah pasti ketemu, "ucap Rafael menyakinkan

Sella mengangguk dalam pelukan Arka.


ANTAGONIS (kok) MAGERAN Proses Revisi Where stories live. Discover now