ᝯׁ֒hׁׅ֮ɑׁׅ℘tׁׅꫀׁׅܻ݊ꭈׁׅ 60 sudah di revisi

12.2K 965 39
                                    

Happy reading

Saat aqilah sudah benar-benar pasrah, ia bahkan menutup matanya dengan rapat.

Ia bisa merasakan jika Shadam sudah tak lagi berada di atasnya.

Ia membuka matanya dan melihat Rafael menarik Shadam dengan kasar, lalu mendorong nya menjauh.

Tangisan Aqilah pecah, akhirnya ada orang yang bisa menyelamatkan nya.

Bahkan Rafael tak sendiri ia bersama dengan Salma mami Shadam.

Salma mendekati putranya yang terduduk di lantai, ia menarik Shadam berdiri.

"Mami enggak pernah nyangka, mami ngelahirin anak yang tidak menghormati perempuan, "wajah Salma tampak kecewa.

Ia dengan keras menampar putra tunggalnya, hingga wajah Shadam tertoleh kesamping.

Rafael mendekati aqilah yang menangis, "Lo baik-baik aja kan? "Tanya Rafael, meskipun ia tau tak ada orang yang bisa baik-baik aja setelah hampir di lecehkan.

Aqilah menggeleng, "gue enggak lagi baik-baik aja rafael, gue kotor, "tangis aqilah semakin kencang.

"Aqilah jangan ngomong kaya gitu, Lo enggak pernah kotor sama sekali, "Rafael menarik Aqilah ke dalam pelukannya.

Shadam dengan segera berjalan menuju arah mereka, ia menarik tangan Rafael dengan keras.

"Jangan sentuh cewek gue, bajingan! "Ucap Shadam dengan marah.

"Lo Yanga bajingan, Lo pikir dengan cara kayak gini lo bisa dapetin Aqilah? Nggak bodoh, yang ada Aqila bakal benci sama lo, "ucap Rafael mencoba memberitahu Shadam.

"Gue tahu dia bakal benci tapi setidaknya dia bakal terus bersama gue, Dia nggak akan pernah bisa pergi meskipun dia ingin, "balas Shadam.

Rafael tersenyum sinis, "Gue kira lo bener-bener cinta sama Aqilah ternyata gue salah, lo itu cuma obsesi semata ke aqilah, "

Shadam tidak terima saat Rafael mengatakan bahwa dirinya hanya terobsesi pada Aqilah.

Shadam dengan keras memukul pipi Rafael hingga sudut bibir Rafael terluka.

Rafael menyeka darah yang ada di sudut bibirnya akibat pukulan dari sahabatnya sendiri.

"Percuma lo mukul gue, kenyataannya memang gitu kan? "

"Lo nggak pernah tahu Rafael, di dunia ini gue cuma cinta sama Aqilah. Gue cuma peduli tentang apapun jika itu bersangkutan dengan Aqilah. Dan lo malah mikir kalau gue cuma terobsesi? Gue nggak pernah jatuh cinta tapi hanya dengan menatap mata Aqilah aja gue udah dibuat sejatuh-jatuhnya, "

"Cinta? Kayaknya lo salah tentang cinta, Apa Lo pikir dengan cara kayak gini udah bisa disebut cinta? Kalau lo memang cinta harusnya berjuang bukan malah ngikat Aqilah kayak gini dia bukan tahanan dan dia bukan hewan peliharaan, "ucap Rafael dengan keras.

"Gue nggak pernah nganggap dia tahanan ataupun hewan peliharaan, "bantah Shadam

"Terus kalau lu nggak nganggap dia kaya gitu, kenapa lo ngikat dia kayak gini? Andai aja gue nggak tahu kalau lo yang nyulik Aqilah. Mungkin Aqilah bakal benar-benar hancur karena cowok kayak lo, "ucap Rafael

Keduanya terus berdebat sedangkan Salma mendekati aqilah yang masih terduduk lemas di ranjang.

Dengan air mata ia berkata, "maaf, maaf Aqilah. Maafin tante, Tante gagal dalam mendidik anak Hingga Shadam jadi kaya gini, "

"Maaf, "

"Enggak Tante, ini bukan salah Tante, "ucap Aqilah, air matanya juga lirih.

S

alma menggeleng, "ini salah Tante, Tante terlalu memanjakan Shadam dan selalu memberikan apa yang di inginkan. Dia terbiasa mendapatkan apapun yang di ingin kan Hingga dia kaya gini, "

"Maaf aqilah, hidup kamu hampir hancur karna anak Tante. Tante janji, Tante enggak akan biarin Shadam mendekati kamu, "

"Maksud mami apa? "Teriak Shadam tidak terima.

"Kamu enggak boleh ketemu dengan aqilah, apapun yang terjadi. Mami akan ngirim kamu Australia, "ucap Salma.

Jujur saja keputusan untuk mengirim Shadam ke Australia adalah keputusan berat untuk Shadam.

Terlebih dia hanya memiliki Shadam di hidupnya.

"Shadam enggak mau, "tolak Shadam

"Mami yang menentukan Shadam, kamu bersekolah asrama di sana. Jika kamu terus di sini kamu akan terus menganggu aqilah, dan mami enggak mau hal itu terjadi, "

"Mih, "Shadam menatap maminya dengan kecewa.

Seburuk apapun hal yang ia lakukan, sebesar apapun ia membuat kesalahan Salma tidak pernah menghukum nya.

Dan sekarang, ia di kirim ke Australia karna masalah sepele seperti ini. Benar-benar tidak adil.

Shadam menolah pada Rafael, "ini semua gara-gara elo. Elo sahabat gue tapi Lo malah ngelakuin hal ini, "

"Gara-gara gue? Yang salah itu elo, elo udah hampir merenggut kesucian Aqilah tau enggak, "ujar Rafael

Rafael menatap Shadam, "dam, Lo sahabat gue. Gue tau elo, lebih dari elo memahami diri Lo sendiri, "

"Kenapa Lo bisa tau kalau gue yang nyulik Aqilah, dan gue ngurung dia di sini? "Tanya Shadam penasaran

Harusnya Shadam tidak melakukan kesalahan apapun.

"Lo ingat Shadam? Mami Salma selalu nyuruh gue untuk ngawasin elo, karena lo suka banget sama permen dari kita kecil sampai sekarang, "

"Apa hubungannya? "Bingung Shadam.

"Hubungannya itu erat banget, lu selalu nyembunyiin permen-permen itu di tempat yang paling mudah dijangkau dan yang paling mudah ditebak. Karena lo selalu mikir bahwa gue nggak mungkin nyari di tempat itu, "

"Sama kaya sekarang, Lo enggak mungkin nyembunyiin Aqilah di tempat yang sulit seperti di tangah hutan atau semacam nya. Lo pasti nyembunyiin dia di apartemen yang sering kita datengin, "

"Kalau gue enggak salah tebak, Lo bakal ngajak gue ke apartemen ini nantinya dan nyembunyiin Aqilah di kamar mandi maybe. Dengan kata gitu gue enggak bakal curiga sama elo, "

Shadam menatap Rafael, "wow, hebat. Tapi kenapa Lo bisa yakin kalau gue yang nyulik? "

"Gampang, Lo itu sangat-sangat cinta maybe sama Aqilah. Tapi saat Lo tau aqilah hilang Lo cuma kaget tanpa ngelakuin hal apapun, harusnya kalau bukan elo yang nyulik Lo bakal langsung cari Aqilah dengan gila-gilaan enggak kaya sekarang, "ucap Rafael dengan senyum kemenangan.

"Karna kesalahan kecil, rencana gue gagal? "Ucap Shadam tak percaya.

"Aqilah, ayo gue antar Lo pulang, "Rafael menarik tangan aqilah.

Tangan aqilah yang lainnya di pegang Shadam, "enggak! Enggak boleh, "ucap Shadam keras.

Rafael dengan kasar menghempas tangan Shadam, "gue enggak butuh persetujuan elo untuk ngebawa aqilah pulang, "

Rafael berjalan bersama dengan Aqilah, Shadam ingin mengejar namun ucapan Salma membuat nya terhenti, "Kalau kamu mengejar mereka, mami janji Shadam Kamu enggak akan pernah ngelihat mami lagi. "

"Sial, "

See you the next chapter


ANTAGONIS (kok) MAGERAN Proses Revisi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang