ᝯׁ֒hׁׅ֮ɑׁׅ℘tׁׅꫀׁׅܻ݊ꭈׁׅ 76 sudah di revisi

8.1K 603 16
                                    

"Aku harus bisa keluar dari sini, "batin Sella


Gadis itu terlihat sangat bertekad untuk keluar dari tempat menyeramkan itu.

Ia mencoba untuk melepaskan tangannya yang terikat namun nihil, tidak bisa.

Tak sengaja tangannya menyentuh sesuatu di saku belakang nya, dan Sella langsung tersenyum senang.

"Hp, aku harus hubungi seseorang, "batinnya.

Ia melihat Dania yang sedang sibuk memainkan hpnya.

Sella mengambil handphone nya di saku celananya dengan sedikit kesusahan, ia bergerak sedikit untuk mengeluarkan hpnya.

"Ngapain Lo? "Tanya Dania tiba-tiba membuat Sella tersentak
Untung nya hpnya tidak jatuh.

"Aaa? Enggak ada, aku enggak ngapa-ngapain, "ucap Sella berbohong.

"Jangan coba-coba untuk bermain trik di tempat gue, karna itu enggak mungkin berhasil, "ancam Dania, Sella yang mendengarnya hanya bisa mengangguk patuh.

Dania kembali memainkan hpnya, sedangkan Sella ia bernafas lega karena tidak ketahuan.

Sella menatap Dania, lalu pelan-pelan menatap hp nya. Setiap kali Dania menatap dirinya, Sella langsung berpura-pura tidak melakukan apapun. 

Sella harus bersyukur karna cahaya handphone nya tersamarkan karna cahaya lampu dari rumah itu. 

Sella akhirnya menekan aplikasi telfon, namun sebelum mencari nomor yang cocok untuk ia hubungi Dania malah mendekatinya.

"Lo diam di sini, gue mau keluar bentar. Jangan coba-coba untuk kabur, atau gue patahin kaki Lo, "ancam Dania

Sella tak menanggapi ia malah memencet asal nomor untuk ia hubungi.

"Angkat dong, "gumam Sella pelan.

Namun sepertinya orang yang ia hubungi tidak berniat untuk mengangkat telfonnya.

"Please angkat, "gumam Sella berharap.

Ia trus mencoba untuk menghubungi nomor itu, ia sekali-kali menatap kebelakang agar tak salah memencet ikon.

Namun sayangnya Sella tak bisa melihat nama orang yang akan ia hubungi karna terhalang tubuhnya sendiri.

Sella kaget saat tiba-tiba Dania muncul, "Dania, "gumam Sella

Dania tersenyum dingin, "kenapa? "

Sella menggeleng cepat, "enggak papa, "

Dania hanya mengangguk, "oh, "

"Dania, sebenarnya apa yang mau kamu lakuin? Kenapa kamu sekap aku di tempat ini, "tanya Sella, ia benar-benar ingin tau tujuan asli Dania.

Dania tersenyum ia duduk di kursinya tadi, "Lo mau tau? Gue bakal kasih tau Lo. Gimana pun Lo itu kartu gue, "

"Sebenernya gue enggak ada niat untuk sekap Lo di sini, tapi gimana lagi lo sendiri yang menyerahkan diri, "ujar Dania

"Aku nggak pernah menyerahkan diri ke kamu, aku cuma nggak sengaja lewat, "bantah Sella.

"Sella, Sella, apa Lo pikir gue sebodoh itu? "Ucap Dania dingin.

"Awalnya gue cuma mau menjadikan Lo senjata di tangan gue untuk menghancurkan Aqilah, tapi karena lo udah tau semuanya lebih baik lo di sini agar enggak membuat rencana yang selama ini gue siapin hancur karena lo, "sambung Dania.

"Apa maksud kamu, aku nggak ngerti? "Tanya Sella bingung.

"Lo dan Shadam itu cuma senjata di tangan gue untuk menghancurkan Aqilah, "ucap Dania penuh dendam.

"Aku nggak ngerti, Kenapa kamu berambisi untuk menghancurkan Aqilah? Aqilah enggak mungkin punya salah ke kamu, aku yakin itu, "ucap Sella penuh keyakinan.

"Teman yang baik, "

"Benar, Aqilah memang enggak punya salah ke gue. Tapi karena gara-gara bokapnya Aqilah sekarang bokap gue berada di balik jeruji besi, "ucap Dania keras.

Sella menutup matanya, Dania yang marah benar-benar menakutkan baginya.

Sella membuka matanya perlahan, "om Nicolas enggak mungkin memenjarakan papah kamu tanpa alasan. meskipun aku enggak kenal om Nicolas tapi aku tau itu, karna Aqilah baik dan dia pasti punya orang tua yang baik pula, "

"Yah, gue akuin bokap Aqilah memang punya alasan. Bokap gue menggelapkan dana sebanyak 3 miliar, "ujar Dania mengaku.

"Itu artinya Om Nicolas nggak salah tapi kenapa kamu malah mau  menghancurkan Aqilah? "Tanya Sella.

" bagi mereka uang itu pasti hanya nominal yang kecil karna mereka memiliki lebih banyak dari apa yang telah bokap gue ambil, tapi bagi gue dan bokap itu adalah obat untuk menyembuhkan kakak gue yang sekarang terbaring lemah di rumah sakit, "ucap Dania dengan air mata.

Sella menatap iba Dania, ternyata Dania memiliki alasan.

"Tapi yang kamu lakuin salah Dania, ini salah, "Ucap Sella pada Dania.

"Gue nggak peduli, mau itu benar ataupun salah yang gue tahu sekarang bokap gue berada di balik jeruji besi dan kakak gue terbaring di rumah sakit, "ucap Dania penuh amarah.

Sella terdiam.

Sedang kan di sisi lain Aqilah sedang bersantai ria di kamarnya tak lupa dengan menonton drama dan beberapa camilan dan juga kacang kesukaan nya sebagai pendamping nya untuk menonton.

"Anjir Nih cowok ganteng banget, lebih genteng dari pada si Shadam bangsat, "ucap Aqilah bersemangat.

Namun saat sedang asyik-asyiknya menonton ia handphonenya berdering.

"Siapa sih, ganggu aja, "ucap Aqilah, ia mengambil handphone nya yang berada di atas nakas.

"Sella, ngapain dia nelpon gue? "Gumam Aqilah.

Dengan acuh Aqilah menolak panggilan Sella, dan melanjutkan menonton.

Namun handphone nya masih saja berdering, "itu bocah ngapain sih, nelpon gue? "Kesal Aqilah.

Ia kembali menolak panggilan, namun Sella kembali lagi menelfon nya.

Berkali-kali Sella menelfon dan berkali-kali pula Aqilah menolak panggilan nya, hingga di panggil terakhir Aqilah mengangkat nya.

"Ke— "belum selesai berucap Aqilah malah mendengar suara orang lain.

Ia mendengar semua percakapan antara Sella dan Dania.

"Dania nyulik Sella? "Ujar Aqilah panik.


ANTAGONIS (kok) MAGERAN Proses Revisi Where stories live. Discover now