ᝯׁ֒hׁׅ֮ɑׁׅ℘tׁׅꫀׁׅܻ݊ꭈׁׅ 14 sudah di revisi

34.2K 1.9K 5
                                    

"Wow, ini sekolah besar banget, tapi kok bisa sih gue terjebak di sini? "gumam seorang pemuda menatap takjub bangunan di depannya.

"Aishh, anggap aja liburan ke dunia novel enggak jelas ini, "ucapnya lalu berjalan masuk.

"Eh bentar, kelas gue yang mana? "Gumam Arka

Arka terlihat kebingungan, beberapa siswa siswi yang lewat menatap Arka aneh.

"Habis kecelakaan, otak Lo jadi enggak beres? "Shadam dan Rafael tiba-tiba muncul dari belakang.

Dan yang berucap tadi adalah Shadam, Arka menoleh dan menatap Shadam yang berucap.

"Siapa Lo? "Bingung Arka, ya jangan heran di tubuhnya sekarang bukan lagi Arka si protagonis tapi dia adalah Arkan yang dari dunia nyata.

Rafael tersenyum sinis, "serius Lo nanya gitu? Jangan-jangan kepala Lo terbentur lagi, jadi geger otak, "

"Kalian berdua ini siapa sih? Aneh, "Arka tak ingin menghadapi dua pemuda aneh di depannya.

Ia langsung pergi, meninggal keduanya. Di bandingkan meladeni mereka, lebih baik ia mencari di mana kelasnya.

Rafael dan Shadam saling pandang, dan mereka merasa aneh.

Namun meskipun begitu, Shadam menatap punggung Arka yang mulai menjauh dengan marah.

Ia mengepalkan tangannya, "sial, kenapa dia bisa selamat? Arka, Lo harus mati, Lo harus mati, "batin Shadam

Ia marah, kenapa Arka harus selamat setelah ia menabrak tubuhnya? Kenapa ia masih melihat wajah pembunuh itu?

"Gue duluan ya, bel Udah bunyi soalnya. Btw Lo jangan banyak-banyak makan Permen tadi mami Lo nelpon gue lagi, "ucap Rafael sebelum benar-benar pergi.

Shadam hanya mengangguk, namun kenyataannya ia mengeluarkan sebungkus permen dan mulai memakannya.

"Arka, Arka mungkin hari Ini elo selamat. Tapi kita lihat aja nanti, "gumam Shadam dan mulai berjalan dengan angkuh.

Aqilah tak jauh dari mereka, ia menatap peri Kya yang sejak saat ia menemukan buku novel itu ia terus mengikuti Aqilah.

"Menurut Lo gimana Kya? "Gumam Aqilah pelan.

"Entah lah, dia pria yang memiliki aura tak biasa, "balas Kya sambil menatap punggung tegap Shadam.

Aqilah tersenyum miring, "jelas, dia pacar gue, "

"Jika aku tak salah ingat, di dalam novel itu di jelas jika kamu hanya demi untuk menghindari Arka, kamu menembak Shadam yang sayang sekali ia menerimanya, "balas peri Kya santai.

Aqilah kesel di buatnya, ia langsung berjalan dengan cepat meninggalkan peri Kya yang dengan santainya memainkan tongkat kecilnya.

Sedangkan di sisi lain, Arka masih saja kebingungan karena mencari kelasnya.

"Eh, "pada akhirnya Arka menghentikannya salah satu siswi yang lewat.

"Kenapa kak? "Tanya siswi itu.

"Lo tau gue enggak? "Tanya Arka, yah tidak mungkin kan ia bertanya kelasnya di mana jika orang yang ingin ia tanyakan tidak mengenalnya.

Siswi itu mengangguk, tentu saja ia mengenal pemuda di depannya ini.

"Arka Plantifulsoul? "Ucap siswi itu

"Bagus, "Arka mengangguk senang, "jadi Lo tau dong, kelas gue di mana? "

Siswi itu menatap Arka bingung, untuk apa kakak kelasnya itu menanyakan kelasnya sendiri seperti itu.

Tapi Karna tak ingin menyinggung nya, siswi itu kembali mengangguk.

"Tau kak. kakak, berada di kelas 11 Ipa 3, "

Arka mengangguk senang, akhirnya setalah lama mencari akhirnya ia tau.

Salahkan si penulis karna dia tidak memberitahu dengan jelas, kelas mana Arka dan pemain lainnya berada.

Arka mengeluarkan selembar uang merah, "makasih yah, ini buat Lo, "ucap Arka dan langsung pergi

Karna kebetulan ia melewati kelas itu tadi saat sedang mencari kelasnya sebagai Arka.

Saat masuk ia melihat pria yang tadi ia temui di koridor, ia menatap pria itu bingung.

Entah kenapa, ia bisa merasakan kebencian dalam diri pria itu pada si pemilik asli.

"Padahal kan gue bertransmigrasi ke tubuh protagonis, kenapa nih orang natap gue kaya benci banget, "batin Arka

Ia lalu menatap setiap kursi yang sudah di isi oleh sebagian siswa siswi dan hanya tinggal tiga kursi yang belum di duduki.

Ia hanya tinggal memilih yang mana, tempat duduk Arka yang asli sekarang.

Ia menatap kursi kosong di samping pemuda yang ia temui di koridor, tidak mungkin ia duduk di sana.

Jadi ia memilih duduk di tempat lain, semua yang di dalam kelas terkecuali Shadam menatap Arka aneh.

Mereka bertanya-tanya kenapa Arka duduk di kursi orang lain, kenapa tidak duduk di kursinya sendiri.

Bel pertanda masuk berbunyi dengan kencang.

Aqilah langsung masuk dan duduk di samping Shadam.

"A-arka, maaf ta-tapi itu kursi a-aku, "pria cupu pemilik kursi yang di duduki Arka berucap dengan terbata-bata.

"Anjir, jadi gue salah duduk. Gila, malu bat gue, "batin Arka, benar-benar malu.

Namun meskipun begitu ia tetap harus tenang, "gue mau duduk di sini, Lo duduk di tempat gue aja, "

Pria cupu itu hanya bisa mengangguk dan langsung duduk di tempat Arka.

Seorang guru masuk dengan membawa satu siswi cantik dengan gaya modis memasuki kelas.

ANTAGONIS (kok) MAGERAN Proses Revisi Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin