ᝯׁ֒hׁׅ֮ɑׁׅ℘tׁׅꫀׁׅܻ݊ꭈׁׅ 50 sudah di revisi

13.6K 1.1K 32
                                    


Wajah Aqilah jelas terlihat takut, "i-ini, "

Aqilah menatap setiap penjuru kamar itu, "gila, ini benar-benar gila, "raut wajah Aqilah terlihat takut, dan Bingung.

Ia menatap setiap Sudut hingga melihat banyak anggota tubuh manusia, lebih banyak jari dan bola mata di sebuah toples.

Aqilah mundur beberapa langka, ia merasa pasokan oksigen di sekitarnya menipis.

Air matanya menetes karna takut, "i-ini gila, d-dia... I-ini, "

Aqilah tak hanya melihat sebuah anggota tubuh manusia ia bahkan melihat ada banyak foto di ruangan itu dan semua itu adalah foto dari si pemilik tubuh asli.

Dari dia bayi Hingga ia, Aqilah dari dunia nyata masuk ke dalam novel ini.

Aqilah bahkan tak bisa hanya untuk sekedar menelan Salivanya, semua kata-kata yang ingin ia ucapkan seakan-akan tertelan kembali.

Aqilah berjalan ke depan, ia melihat semua komputer yang menampilkan sebuah video.

"I-ini ka-kamar gue kan? Ja-jadi selama ini g-gue di pantau? "Aqilah kembali mundur beberapa langka.

Sungguh kejutan yang sangat tidak terduga, Shadam antagonis itu ternyata sangat terobsesi pada Si pemilik tubuh.

Ia ingin keluar dari ruangan itu namun ia malah melihat di tembok sebelah kiri sebuah foto.

Karna kepo aqil5ah melangkah dengan perlahan kesana.

Aqilah kembali di buat terkejut saat melihat ada banyak foto seorang pria yang di coret dengan Tintah merah, dan di sana juga ada beberapa foto yang ia kenali.

"Afif? Su-surya, bahkan a-ada foto Arka, i-ini? "

Aqilah benar-benar ketakutan sekarang, menebak segala kemungkinan membuatnya semakin ketakutan.

Aqilah dengan cepat pergi dari sana, saat keluar bertepatan dengan Shadam yang keluar dari kamarnya.

betapa terkejutnya Shadam saat melihat mata Aqilah merah dan menatapnya ketakutan, dan dia lebih terkejut saat melihat Aqilah keluar dari ruangan di mana ia menyimpan segala ke-obsesian dia pada aqilah.

"A-aqilah, dengerin aku dulu, "Shadam berusaha meraih tangan Aqilah namun Aqilah dengan cepat menghindar.

"Lo cowok gila Shadam! "Teriak Aqilah emosi

Aqilah menggeleng tak percaya, melihat wajah Shadam yang seperti tak memiliki dosa membuat Aqilah seperti orang bodoh.

Ia mengira Shadam hanya bermusuhan dengan Arka ternyata ada hal lain yang tidak di cerita di novel yaitu tentang bagaimana Shadam terobsesi pada Aqilah.

Hal itu benar-benar membuatnya ketakutan.

"Aqilah, please! Dengerin penjelasan aku dulu, "Shadam kembali ingin meraih tangan Aqilah, namun Aqilah kembali menghindar.

Aqilah menggeleng, "enggak ada yang perlu di jelasin, gue udah lihat semuanya. Lo benar-benar gila, Lo pembunuh! "Herdik Aqilah.

"Gue nyesel tau enggak pacaran sama cowok pembunuh kaya Lo, psikopat! "

Shadam menggeleng, "enggak Aqilah, ini enggak seperti yang Lo pikirin, "

"Terus gue mikir apa kalau bukan ini? "

Aqilah dengan keras menampar pipi Shadam, "gue nyesel kenal Lo, gue enggak mau kenalan Lo lagi Shadam! "

Aqilah ingin pergi, namun Shadam memeluknya dari belakang dengan erat, "gue cinta sama Lo Aqilah, gue cinta, tolong jangan kaya gini, "

Aqilah bisa merasakan pundaknya basah dan juga tubuh Shadam bergetar.

Namun Aqilah tak peduli, ia melepaskan pelukan Shadam dengan keras.

"Lo bukan cinta tau engga? Lo obsesi sama Gue, bukan hanya pajang foto-foto dan barang-barang gue, Lo juga mantau kamar gue Shadam! Lo Bahakan ngebunuh orang-orang yang enggak bersalah! "Aqilah benar-benar marah saat ini.

Shadam menggeleng, "gue bukan terobsesi gue benar-benar cinta sama Lo, "bantah nya

"Berengsek, "Aqilah kembali menampar Shadam.

"Gue benar-benar nyesel kenal cowok kaya Lo! "Teriak Aqilah keras.

"Enggak! Enggak, Gue enggak gila! Gue benar-benar cinta sama Lo Aqilah, dengerin gue dulu, "balas Shadam yang juga ikut berteriak

Aqilah mundur beberapa langka saat melihat wajah Shadam yang terlihat marah.

Merasakan jika Aqilah ketakutan Shadam mengambil nafas dalam dan menghembuskan nya perlahan.

"Aqilah, tolong dengerin penjelasan aku, oke? "Ucapnya lembut, Shadam memegang tangan Aqilah erat meskipun Aqilah memberontak.

Namun Aqilah tidak ingin mendengarkan penjelasan apapun.

"Gue enggak mau denger apapun, mulai sekarang kita putus. Gue enggak mau pacaran atau bahkan kenal sama cowok pembunuh kaya elo, "ucapan Aqilah sukses membuat Shadam terdiam.

"Gue bukan pembunuh, gue bukan pembunuh, "gumam Shadam pelan.

"Lo pembunuh Shadam, Lo pembunuh, "teriak Aqilah keras.

Ia menghentakkan tangan Shadam yang memegang tangannya dengan keras.

Aqilah berlari pergi dari sana, Shadam yang melihatnya langsung mengejar Aqilah.

"Loh Aqilah, "Salma yang menunggu Aqilah dan Shadam di ruang tamu langsung menghentikan Aqilah yang berlarian.

"Kamu kenapa sayang? "Tanya Salma khawatir.

"Enggak papa mih, makasih atas bunganya. Aqilah pamit dulu, "ucap Aqilah, ia mengambil bunga Lily darah itu karna bagaimana pun bunga itu sangat penting.

"Aqilah! "Teriakan Shadam terdengar

Aqilah menoleh lalu kembali berlari, Shadam masih saja mengejarnya.

"Adam ini ada apa? "Bingung Salma namun Shadam tak menghiraukan sang mami, ia masih saja mengejar Aqilah Yang sudah masuk ke mobilnya.

"Awalia kita pergi sekarang, "ucap Aqilah, masih dengan sisa ketakutan dan kemarahan di hatinya.

Awalia ingin bertanya namun ia mengurungkan niatnya, ia langsung saja menjalankan mobil itu.

Shadam berteriak-teriak di belakang membuat Awalia benar-benar kepo.

ANTAGONIS (kok) MAGERAN Proses Revisi Where stories live. Discover now