ᝯׁ֒hׁׅ֮ɑׁׅ℘tׁׅꫀׁׅܻ݊ꭈׁׅ 65 sudah di revisi

11.1K 835 26
                                    

Dengan cemas Salma juga Rafael, Aqilah, dan Awalia menunggu kabar dari dokter yang menangani Shadam.

Salma berjalan bolak balik karna cemas, ia takut ia akan kembali kehilangan.

Ia menutup matanya, mencoba untuk tenang namun hatinya keluh ia tak sanggup mendengar kabar buruk nantinya.

"Tuhan, selama ini hidup ini aku memang telah banyak berbuat salah tapi tolong jangan renggut putra ku sama seperti putri dan suami ku, "doa Salma.

Aqilah mendekati Salma, ia memeluk wanita yang telah melahirkan Shadam.

"Tante tenang aja, Shadam pasti baik-baik aja, "ucapnya mencoba untuk menguatkan wanita itu.

Salma memeluk Aqilah erat, "Tante takut Aqilah, Tante enggak mau kehilangan untuk ketiga kalinya, "

"Tante udah kehilangan suami tante, lalu putri Tante. Apa Tante akan kehilangan putra Tante juga? "

Aqilah mengelus punggung Salma, mencoba memberikan kekuatan agar wanita itu tenang.

Bahu Salma bergetar hebat, "Tante takut, "ia memeluk erat Aqilah. 

Melihat putranya pingsan dengan wajah pucat membuat Salma benar-benar ketakutan.

"Kita berdoa ya Tante, semoga Shadam baik-baik aja, "ujar Aqilah.

Rafael menutup matanya membiarkan air matanya luruh.

Hatinya sama sakitnya dengan Salma, ia sama khawatir nya dengan keadaan Shadam sahabatnya.

Namun ia merasa ia harus kuat, jika tidak siapa yang akan menguatkan wanita yang telah ia anggap sebagai ibu itu.

Ia menatap ruangan UGD di mana Shadam sedang di tangani.

"Lo harus sembuh Dam, Lo harus sembuh, "batin Rafael

Awalia mendekati Rafael, ia membawa pemuda itu ke dalam pelukannya sama seperti yang di lakukan Aqilah pada Salma.

"Shadam pasti sembuh, dia kuat bukan? "Bisik Awalia di telinga Rafael.

Rafael mengangguk, "dia kuat Lia, dia kuat, "gumamnya pelan.

Ia mengeratkan pelukannya di tubuh Awalia, "Shadam enggak pernah semenyedihkan ini, bahkan setelah ayah dan adiknya tiada, "

"Entah cinta atau obsesi, tapi dia benar-benar enggak bisa hidup tanpa Aqilah, "ujar Rafael.

Awalia mengangguk, "gue akui itu, tapi itu enggak berguna setelah dia ngelakuin hal bodoh seperti itu, "

Saat mereka larut akan kesedihan nya, pintu ruangan itu terbuka menampilkan seorang wanita dengan jas putih khas seorang dokter keluar.

Salma langsung bergegas melepaskan pelukannya dan berjalan menuju dokter di ikuti Rafael, Aqilah, dan Awalia.

"Dok, anak saya enggak papa kan? Enggak ada yang serius kan dok? "Tanya Salma khawatir.

"Untung saja dia bisa di tangani secepat mungkin jika tidak ia bisa berada di keadaan yang lebih serius yang bisa mengantarkannya kedalam kematian, "jelas dokter itu.

ANTAGONIS (kok) MAGERAN Proses Revisi Where stories live. Discover now