Attention || 20 🦊

1.2K 77 18
                                    

Happy Reading

"Emang sih, kedengeran lebay

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Emang sih, kedengeran lebay. Tapi gue juga cewek, Njun! Gue rasa harga diri gue turun waktu lo jadiin gue taruhan."

Aera kembali menegang, kedua pundaknya mulai bergetar disertai isakan kecil dari mulut gadis itu. Air matanya juga mulai jatuh perlahan. Kedua tangannya mengepal di sisi badan.

Renjun terdiam, pandangannya menunduk menatap Aera yang kini menghapus air matanya sendiri. Pemuda itu menghela napas panjang, tanpa disangka tangannya menarik tangan Aera.

"Maaf." Satu kata yang terucap dari mulut gengsian Renjun. Ia memeluk erat tubuh mungil yang masih terisak dengan bibir pucat yang bergetar.

"Maafin gue, Yoon Aera."

Jujur baru kali ini Renjun melihat sisi lemah gadis itu. Rasanya agak sakit mendengar tangisan gadis yang biasanya menantangnya untuk berkelahi satu lawan satu. Gadis yang ternyata alergi asin karena ulahnya. Gadis yang dulu selalu berusaha memperlakukannya di sekolah. Tangan gengsian Renjun menepuk-nepuk pelan punggung Aera sampai gadis itu menghentikan tangisannya.

"Gue keterlaluan banget udah jadiin lo taruhan. Harusnya gue mikir dalem lagi tentang itu semua. Maafin gue, kalau misal lo masih marah gak papa kok. Gue pantes dapet kemarahan dari lo."

Renjun melonggarkan pelukannya pada Aera. Bisa dilihat muka gadis itu sembab dengan hidung memerah.

"Gue anterin pulang ya? Lo harus istirahat habis ini." Renjun menundukkan kepalanya untuk menatap Aera. Gadis itu terdiam beberapa saat kemudian mengangguk.

Selanjutnya sudah tidak ada suara diantara mereka. Hanya berjalan dalam kesunyian dan udara yang sangat dingin. 

Sesampainya di depan rumah Aera. Gadis itu terdiam sejenak kemudian menoleh ke arah Renjun.

"Makasih," ucap Aera singkat kemudian berjalan masuk ke rumahnya. Tanpa menoleh ke arah Renjun lagi. Langsung menutup pintu.

Renjun menghela napas pelan. "Dia beneran sakit hati banget karena gue."

Pemuda itu akhirnya pergi dari pekarangan rumah Aera. Mengabaikan tubuhnya yang kedinginan karena tidak memakai jaket.

"Udah pulang, kok wajah kamu pucet banget sih?" Karina bangkit dari sofa yang ia duduki. Lekas melepas jaket yang Aera kenakan. Aera mengambil jaket itu dari genggaman Karina.

"Biar Aera yang cuci besok, kalau gitu Aera tidur dulu ya Kak."

Karina tersenyum, ia mengelus kepala adiknya perlahan. "Selamat istirahat, besok Kakak masakin sup special buat kamu."

NC NCT DREAM ✔️Where stories live. Discover now