I Say With A Ditto (Lee Haechan 🐻) 4

3.5K 124 59
                                    

Happy Reading

Vania jalan tertatih memasuki rumahnya. Tak disangka Haechan dengan wajah khawatir mengikutinya dari belakang menuntun gadis itu namun segera ia tepis. "Jangan sentuh gue!" ketusnya. Sedang pria itu mati kutu ditempat. Sesakit itukan wanita saat PMS. Ia tidak bisa membayangkan seperti apa sakitnya. Vania sudah mirip kucing betina yang sangat galak.

Selesai dari kamar mandi, Vania memilih meringkuk di kasur. Perutnya terasa semakin kram. Namun satu sisi ia merasa sangat lapar. Akhirnya dengan perlahan turun dari kasur keluar kamar untuk menuju ke arah dapur. Ia berjalan tertatih seperti orang pincang. Meringis sembari memegangi perut.

Semua rak dan kulkas yang ia buka tak membuahkan hasil apapun. Orangtuanya sedang sibuk di perusahaan dan biasanya ia membeli makanan karena malas masak. Vania akhirnya terduduk di atas sofa. Menggulir ponsel nya untuk mencari makanan lewat aplikasi.

"Gilak, kenapa makanan yang ramah PMS tutup semua anjir." Vania berdecak kesal, ingin sekali ia banting ponsel nya sekarang. Perut kram, rasa lapar yang melanda, pusing dan frustasi ia rasakan bersamaan.

Bel rumah berbunyi. Vania dengan emosi melangkah cepat menuju ke depan pintu. Mendapati sosok yang tengah berdiri dengan wajah sedikit takut terutama saat Vania menatapnya tajam. "Lo ngapain kesini?"

"Nyari adek lo."

"Dia les sampe sore goblok! Pulang sana!"

"Lo galak banget anjir!"

"Pergi bangsat!!!" Vania mengeram kesal sambil memegangi perutnya. Sedangkan Haechan masih setia berdiri di depan pintu rumah. Sesekali mukanya meraut bingung melihat Vania yang tampak sangat kesakitan.

Air mata gadis itu tiba-tiba turun.

"Hey, lo gak papa?" tanya Haechan sambil menompang pinggang Vania karena gadis itu seperti ingin oleng.

"Gak papa, gue gak papa kok." Vania mengusap air matanya ia berjalan kembali menuju sofa. Sumpah demi apapun sekarang tak hanya kram tapi rahimnya seakan seperti di tusuk-tusuk. Kalian yang pernah merasakan desminore hebat pasti tau rasanya (GUE SERING ANJIR KEK ANTARA HIDUP DAN MATI RASANYA 😭🤳🏻 ucap AUTHOR)

"Lo nangis anjir, tunggu sini bentar ya. Gue beliin obat mau gak?"

Vania menatap Haechan dengan lemah. Sudah tidak galak seperti tadi. "Emang lo tau apa obatnya?"

"Tau dong, Mama gue juga sering kek gini. Lo biasanya pake yang warna apa?"

"Biru, tapi... Serius lo gak kerepotan?"

Haechan terkekeh. "Enggak, santai aja anjir. Tunggu ya."

Beberapa menit kemudian suara motor berhenti di depan teras rumah Vania. Siapa lagi kalau bukan motor Haechan. Pria itu membawa banyak kantong plastik dan paper bag. Berjalan masuk ke ruang tamu Vania dan mendapati gadis itu masih meringkuk kesakitan.

"Lo beli apa aja anjir! Banyak banget." Vania kaget ketika Haechan menaruh semua barang beliannya di atas meja.

Bukannya menjawab pria itu langsung membantu Vania duduk dengan posisi nyaman. Menyematkan bantal di belakang punggungnya. Kemudian membukakan satu botol minuman herbal pereda nyeri haid.

"Makasih," ucap Vania sambil menerima botol berwarna biru itu dan meneguk isinya perlahan.

Haechan mengangguk. Ia membuka kantong kresek berisi bubur ayam. Dengan sepenuh hati menyiapkannya untuk Vania.

"Dimakan ya, lo pasti belum makan kan?"

Tanpa basa basi Vania menerima wadah bubur itu kemudian segera melahap isinya. Urat gengsinya terputus begitu saja. Sekuat tenaga Haechan berusaha menahan tawa. Tidak ingin gadis di hadapannya menjelma lagi sebagai kucing betina galak.

NC NCT DREAM ✔️Where stories live. Discover now