I Say With A Ditto (Haechan 🐻) 10

3.2K 136 31
                                    

"Van, kamu besok wajib hadir ke acara ultahku ya."

Yuna menatap Vania dengan binar matanya sebelum akhirnya ia sodorkan selebaran berupa undangan yang ia design sendiri dengan aesthetic. Mengingat sekarang jaman digital, namun Yuna tetap membuatkan sebuah undangan khusus untuk teman-teman istimewanya.

Setelah beberapa detik membaca undangan lucu tersebut, Vania tersenyum seraya mengangguk. Memberi kepastian pada Yuna. Langsung saja Yuna berseru senang, menghambur ke pelukan Vania. Setelahnya ia berjalan menyusuri meja lain untuk memberikan undangan.

Acara bagi undangan Yuna seketika berhenti ketika bu guru memasuki kelas. Tidak hanya dia, beberapa siswa siswi yang tengah duduk di atas meja pun langsung turun menuju tempat duduk masing-masing. Saatnya pelajaran pertama dimulai.

♛┈⛧┈┈•༶༶•┈┈⛧┈♛

Hujan turun membasahi jagat raya. Vania dan Varo sedari tadi terdiam dirumah sembari menonton film di channel netflix TV ruang tengah mereka. Keduanya fokus menonton film yang dipilih Varo, yaitu transformer. Sesekali Varo mengelu-elukan nama jagoannya yang sedang berperang. Sedangkan Vania, beberapa kali ia menguap karena bosan.

"Kak, Varo lapeer," rengek bocah itu tiba-tiba membuat Vania menegakkan tubuh yang sedari tadi bersandar di sofa nyaman. Merentangkan tangan ke atas kemudian turun mengucek mata yang agak berair karena terlalu fokus dengan satu pandangan yaitu layar televisi.

"Varo mau makan apa?" tawar Vania membuat bocah di sebelahnya berbinar. Ia tampak berpikir sejenak sebelum akhirnya mengucap keinginannya.

"Mau mar-"

Ting!
Tong!

Varo berlari sebelum Vania berdiri dari sofa. Gadis itu hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah adiknya. Pintu terbuka, mata Varo auto berbinar melihat sosok yang berdiri dengan celana selutut, hoodie hitam dan membawa banyak kantong kresek. Varo jingkrak-jingkrak tidak jelas. Sedangkan Vania hanya terdiam membisu.

"KAK HAECHAN! VARO LAPER!" teriak Varo dengan antusias langsung menarik Haechan masuk ke dalam rumah. Sedang sang empu tersenyum kalem ala-ala cowok cool. Pandangan Haechan bertemu dengan Vania yang tampak kaku. Gadis itu masih membeku ditempat belum berpindah sama sekali.

Sebenarnya Vania hanya tidak mau merusak mood adiknya. Berusaha melupakan kejadian kemarin dan mencoba untuk biasa saja. Agak aneh karena dari kemarin ia berusaha tidak bertemu dengan Haechan bahkan saat disekolah.

"KAK VANIA KOK NGALAMUN!"

Vania hampir terjungkal mendengar suara Varo yang agak nge gas. Ia langsung berdiri dan tanpa bicara sepatah kata pun berjalan ke dapur untuk mengambil piring dan gelas. Haechan pasti membawa makanan banyak. Bisa dipastikan itu.

"Kak Haechan bawa apa?" tanya Varo dengan mata berbinar.

Haechan yang tadinya tak lepas pandang dari punggung sempit Vania yang kian menjauh pun langsung gelagapan.

"Ahh ouhh, itu Kakak bawain banyak makanan kesukaan Varo sama Kak Vania."

Varo mengerutkan dahi. "Kalian lagi bertengkar ya?"

Demi apapun kepekaan bocah ini kenapa lama-lama setara dengan Hanni? Haechan kicep, tak dapat menjawab apapun. Sedari tadi saat ia perjalanan pulang dan memutuskan untuk membeli sesuatu, pikirannya hanya dipenuhi oleh Vania. Sampai pada akhirnya ia benar-benar menginjakkan kaki dirumah gadis yang sedari tadi menggerayangi pikirannya.

NC NCT DREAM ✔️Where stories live. Discover now