I Say With A Ditto (Haechan 🐻) 13

3.6K 135 30
                                    

Happy Reading

Suasana koridor sekolah amat ramai. Banyak siswa yang berkumpul pada satu titik dimana terdapat sebuah mading besar yang di lapisi kaca. Di dalamnya ada kertas yang cukup besar tertempel. Sebagian siswa tertawa saling mengejek beberapa diantara mereka ada yang tersenyum bangga dan ada juga yang menangis dan biasa saja.

"Woy! Bacain ranking gue anjir!" teriak seorang pemuda berseragam SMA seperti yang lain. Ia berdiri di belakang kerumunan.

Sedang pemuda bersemir silver yang sedari tadi ada di paling depan mading reflek tertawa. "Lo ranking terakhir Chan!" teriak pemuda itu disertai gelak tawa dan disusul lainnya.

"Heh! Gak usah ngadi-ngadi Lo Jen!"

"Gue serius!" teriak Jeno di balik kerumunan siswa lain.

Haechan mendengus kesal, ia harus memastikannya. Pemuda tengil itu tidak cukup jelas dengan kenyataannya selama ini. Padahal dari sejak orok dirinya sudah langganan ranking terakhir.

"Minggir! Gue mau memastikan lebih jelas. Masak iya Aa seganteng ini ranking terakhir. Yang ranking satu ayo gelut satu lawan satu bareng gue!"

"Noh kalau lo gak percaya! Lihat baik-baik!" kesal Jeno sembari menekan telunjuknya di kaca mading.

Haechan cengo.

Lee Haechan ranking 43 dari 43 siswa

"Ahh gak papa, cowok ranking terakhir itu mempesona."

Jaemin terkekeh. "Lo tau siapa yang ranking satu?"

Haechan memfokuskan pandangannya pada kaca mading. "ANJIR!" teriaknya. "Tadi gue cuma bercanda. Kalau ini mah mending gelut di atas ranjang!" teriak Haechan setelah melihat nama siswa yang mendapat ranking satu di kelasnya.

"CIEEEEEE!" teriak semua termasuk Jeno dan Jaemin yang berada di sisi kanan dan kiri Haechan.

"Bego lu Chan, orangnya ada di belakang lo!" bisik Jaemin.

Sedangkan Haechan langsung menoleh ke belakang. Sosok cantik yang menatapnya dengan syok dan kesal itu melangkah pergi keluar kerumunan.

Vania malu sekali, bisa-bisanya Haechan bilang seperti itu. Awas saja, ia akan mencincang Haechan sampai tak berbentuk. Entah mengapa wajahnya panas sekali. Tiba-tiba bayangnya tertuju saat ia dan Haechan berciuman panas di kamar Varo.

"Lee Haechan shibbal!" teriak Vania emosi di taman belakang sekolah.

➷♡➹

"Van, lo masih marah sama gue?"

Haechan memasang wajah melas di tengah cahaya remang balkon kamar Vania. Pemuda itu melompat lagi menyebrangi dua rumah yang saling berdampingan.

"SHIBBAL lo Chan! Gue malu sampe ubun-ubun."

Dengan geram Vania mencubit-cubit seisi badan Haechan. Mulai dari lengan kemudian pinggang pemuda itu sampai Haechan mengaduh kesakitan.

"Awww! Jangan keras-keras sayang!" teriak Haechan sampai suaranya bergema.

Vania melotot. Ia reflek menutup mulut pemuda itu. "Diem bangsat! Adek gue dah tidur!"

NC NCT DREAM ✔️Where stories live. Discover now