Attention || 🦊 12

Start from the beginning
                                    

Jantung Aera hampir mencelos karena kaget. Secepat ini melamar pekerjaan? Ia menahan teriakan batinnya.

"T-terimakasih Nyonya. Kapan saya mulai bekerja?"

"Cafe ini buka sore jam 4 sampai malam jam 9, Yoon Aera. Kamu bisa mulai kesini besok sore."

Aera menunduk hormat, lekas mencium punggung tangan wanita paruh baya itu.

"Apa kamu sesenang itu, gadis muda?" Wanita paruh baya pemilik cafe tersebut tesenyum pada Aera.

Aera mengangguk. "Iya, Nyonya. Saya sangat senang."

♧♧♧

Kriiiiiing!

Bel istirahat berbunyi. Semua siswa SMA Neo Crocodile berhamburan keluar kelas. Terdengar desas-desus diantara mereka juga. Ini karena siswa kelas 12 A yang bernama Yoon Aera itu tiba-tiba keluar sekolah tanpa sebuah konfirmasi yang jelas. Terlebih ia adalah siswi paling berprestasi tentu itu menjadi sebuah perhatian dan trending topic di sekolah.

Seorang gadis berseragam SMA di kelas 12 A tampak mengeluarkan gurat kekhawatiran. Ia menggigit jemarinya beberapa kali. Merogoh ponsel yang ada di saku roknya kemudian mengecek sebuah kontak yang sengaja ia blokir.

Lee Yora ragu untuk membuka kontak blokiran itu. Namun satu sisi ada sesuatu yang hilang dalam hatinya. Terlebih orang itu sudah hengkang dari sekolah.

"Ngapain gue mikirin dia coba?"

Yora mengepalkan tangannya. "Lo jahat, Yoon Aera!" kesalnya mengumpat. Gadis itu berdiri dari tempat duduk lekas mencari teman lainnya.

Ia ingin membuktikan, bahwa tanpa Aera dirinya juga bisa memiliki teman seperti yang lainnya. Aera juga tidak sepenting itu dalam hidupnya. Yoora menyusuri koridor sekolah, hingga berhenti di taman. Melihat perkumpulan para gadis di kelasnya, ia memberanikan diri untuk bergabung.

"Ngapain kesini?" sewot Raina.

Nyali Yoora seketika menciut. Ia menatap Keira penuh harap. Tapi ternyata tidak sesuai ekspektasi nya.

"Sorry, tapi lo gak pantes gabung sama circle kita. Kemaren gue cuma sekedar ngecek," ucap Keira.

"Diakan temennya si tukang cari muka di depan cowok cowok itu gak sih? Untung dia udah pindah. Jadinya kita gak perlu capek lihat wajah sok pemberaninya." Celotehan pedas keluar dari mulut teman lainnya.

Hati Yoora seakan tersambar petir. Ia menahan air mata sambil meninggalkan circle toxic tersebut. Ternyata kemarin Keira hanya membodohinya.

"Ternyata lo sebodoh ini, Lee Yora!" Gadis itu berjalan dengan napas memburu dan dada sesak.

Kriiiiiing....

Bel masuk kelas kembali berbunyi. Yoora berlari menuju kelas setelah membasuh muka dan air matanya dengan air. Sakit hati masih membekas di dadanya. Ia berusaha tenang mengikuti pelajaran.

Menunggu waktu selama 2 jam rasanya cukup lama. Bel kembali berbunyi dan para siswa berhamburan pulang ke rumahnya. Yoora berjalan pelan menyusuri halaman sekolah. Di depan gerbang ia melihat seseorang yang tersenyum dibalik helm full face nya. Sudah bisa Yoora pastikan itu adalah sang kakak yang menjemput.

Rasanya aneh melihat gelagat sang adik tak seceria biasanya. Mark perlahan mengangkat dagu Yoora. Mereka sekarang tengah berada di kedai es krim kesukaan gadis itu.

Ternyata benar, Yoora sedang berada dalam mood yang tidak baik. Gadis itu menepis tangan Mark.

"Lee Yoora, kamu kenapa?" heran Mark. Pria itu berusaha beraegyo lucu namun tidak pengaruh bagi perasaan Yoora sekarang.

Tak!

Yoora menaruh sendoknya dengan kasar membuat Mark terdiam. Seketika pundak gadis itu bergetar. Mark jadi panik ia segera memeluk Yoora.

"Kamu kenapa sayang?"

Yoora mendengus kesal di sela isakan tangisnya.

"Harusnya Yoora yang tanya ke Kakak. Apa Kakak tau dimana Aera dan Kak Karina?" Mata Yora mengeluarkan banyak air mata.

✥✥✥

"Waktunya makan malam!" seru Aera dengan ceria.

Ia baru saja pulang dari cafe dan langsung memasak untuk sang kakak yang belum tidur karena ngidam sup rumput laut. Dengan cekatan Aera segera membuatkannya. Kedua tangannya memengang nampan berisikan semangkuk sup rumput laut dan juga nasi hangat. Bumil cantik yang tengah bersandar di kepala ranjang tersenyum cerah menatap Aera.

"Selamat makan ibu hamil," kekeh Aera.

Kini Karina sudah tidak lemas dan pucat. Ia juga bisa makan sendiri dengan lahap. Perkembangan yang sangat bagus. Aera juga semakin rajin bekerja di cafe. Kinerjanya yang elok membuatnya lancar dalam melakukan pekerjaan. Untuk saat ini Aera menyingkirkan egonya untuk bersekolah. Ia memfokuskan diri untuk kerja dan mengurus Karina yang tengah hamil muda. Perlu diketahui bahwa Karina merasakan hal-hal yang sulit. Ia sering morning sickness parah. Badan yang pegal dan sakit semua, kaki kram bahkan sulit berjalan dan itu semua tidak boleh lepas pantauan di waktu yang lama.

"Masakan kamu makin hari makin enak, Dek!" ucap Karina dengan bangga. Ia meletakkan mangkuk kosongnya di atas nampan seraya tersenyum lebar.

Lagi-lagi tangan Aera terulur, menyapa bayi dalam kandungan yang semakin hari semakin berkembang besar. Usia kehamilan Karina sudah menginjak 5 bulan. Perutnya sering tidak nyaman karena kontras dengan tubuhnya yang langsing. Ia sering tidak bisa tidur dengan nyaman, tak jarang menangis di malam hari.

"Sekali lagi makasih ya Ra. Kamu udah se berjuang ini buat kakak dan adik bayi dalam kandungan." Karina berucap seraya menahan tangis.

"Kak Karina juga se berjuang itu buat Aera sampe punya adik bayi." Aera terisak kecil.

Karina menunduk merasa bersalah. "Maafin Kakak ya, ini semua dosa Kakak. Tapi bukan dosa bayi dalam kandungan ini. Jadi Kakak bakal nebus dosa Kakak dengan melahirkan bayi ini dan menjalani kehidupan yang baik. Meski tanpa ayah untuk bayi ini."

To be continue!

NC NCT DREAM ✔️Where stories live. Discover now