Story XXXXXII

241 23 2
                                    

"Woi!"

"Apaan sih galang, gue kaget tau!"

Gilang tertawa terbahak-bahak sebelum merespon ucapan lawannya itu.
"Ya maaf, Han" Ucap Gilang, dan duduk disebelah Jihan.

"Lo sendiri aja?" Tanya Gilang.

"Iya" Jawab Jihan.

"Emang Asha sama Beby kemana?" Tanya Gilang, mencari keberadaan Aaliesha dan Beby.

"Mereka sama suami mereka semua" Jawab Jihan.

Gilang pun hanya ber oh ria.
"Han, mau jalan gak?" Ajak Gilang.

"Kemana?" Tanya Jihan.

"Pasar malam" Jawab Gilang.

"Boleh deh, gue juga gabut selama libur sekul" Ucap Jihan.

"Oke, nanti gue jemput jam 19:00 yah" Ucap Gilang.

"Wokeh, siap" Ucap Jihan.

"Terus sekarang lo mau kemana, Han?" Tanya Gilang.

"Duduk aja sih, Lang" Ucap Jihan.

Gilang berpikir sejenak, apa yang harus ia lakukan untuk bisa mendapatkan Jihan? Sepertinya semua usahanya selama ini sudah cukup untuk membuat Jihan nyaman dengannya, bukan?

"Gue bakal segera jujur sama lo, Han" Ucap Gilang dalam hati.

Jihan yang melihat Gilang melamun cukup lama pun, menepuk bahunya dengan cukup kencang, hingga membuat sang empu kaget.

"Astaghfirullah, Han" Kaget Gilang.

"Hahaha, lo sih pake ngelamun segala" Ucap Jihan.

"Yeu, gak gitu juga dong nepoknya" Celetuk Gilang.

"Maaf yah, Lang" Ucap Jihan dengan masih menahan tawa.

Gilang pun ikut tertawa.
"Lo kalo ketawa gini, cakepnya bukan maen, Han" Ucap Gilang dengan tiba-tiba.

"Hah?" Jihan agak shock mendengarnya.

"Gak, gak" Ucap Gilang.

"Aneh, dih" Ucap Jihan dengan ekspresi julidnya, sementara Gilang hanya menanggapinya dengan cengengesan.

★★★

"Jely, lo mau kan nemenin gue ke gramed?"

"Jel, kali ini aja yah, plis"

"Jely, plis respon"

Azely hanya berlalu pergi, meninggalkan Zio yang menatapnya lirih.

"Ya Allah, gue boleh nyerah gak? Kenapa Azely segitunya sama gue?" Tanpa ia sadari, ada setetes air yang keluar dari mata indahnya.

"Zio, plis bertahan sedikit lagi yah?"

"Basi Jel, capek gue disuruh bertahan terus sama orang yang gak pernah ada diposisi gue" Celetukan itu berhasil membuat Azela tersentak.

"Maaf Zi, tapi gue cuman bisa nyemangatin lo, gue gabisa ngelakuin apapun lagi" Lirihnya.

"Woi Jela"

"Eh, Kak Marchelle, kenapa Kak?" Tanya Azela.

"Liat Jely gak?" Tanya Marchelle.

"Udah pergi tadi Kak, gatau kemana" Jawab Azela.

"Oh gitu, oke makasih yah Jel" Ucap Marchelle dan berlalu pergi.

"Apa lo suka sama orang lain Jel? Sampe lo gapernah sedikitpun notice Zio?" Pikiran Azela benar-benar berkalut sekarang.

★★★

"Gue udah kelewatan banget"

"Gue bener-bener brengsek"

"Gue udah ngerusak masa depannya"

Orang itu melangkahkan kakinya kearah kamar seorang wanita yang sedang tidur. tapi sepertinya, wanita itu tidak bisa tidur dengan nyenyak.

"Beb" Lirihnya.

"Kenapa, Bin?" Tanya Beby.

"Maaf" Ucap Bintang.

Beby hanya tersenyum.
"Udah tugas aku, Bin" Ucap Beby.

"Harusnya aku gak ngelakuin itu, Beb"
"Aku minta maaf" Ucap Bintang menyesali perbuatannya semalam.

"Udah, aku ini istri kamu, wajar kalo kamu minta itu, aku gabakal nolak, udah kewajiban aku sebagai seorang istri" Ucap Beby.

Bintang tergerak untuk memeluk Beby, ia sangat menyayangi Beby, tapi entah kenapa, rasa sayang itu seketika hilang saat ia bertemu Aaliesha, Ya Allah ada apa ini?

Ia tidur dipelukan Beby, wanita yang selalu ada disisinya dan tidak pernah menyakitinya sekalipun, wanita tangguh yang benar-benar mencintainya "Aku janji Beb, plis bertahan sedikit lagi sama aku".

Bunyi telepon dari hp Beby, membuatnya mengalihkan pandangannya dari Bintang kearah handphonenya.

"Beby, tolong, aku takut"

"Hah, Asha? Asha?" Teriakan Beby membuat Bintang terbangun.

"Ada apa Beb? Ada apa?" Tanya Bintang dengan sangat panik.

Beby pun mendekatkan handphonenya pada Bintang, tak lupa dengan speaker full agar mereka bisa mendengarnya.

"Sha, kenapa Sha? Lo kenapa?" Tanya Bintang.

"Bin, tolongin gue, gue takut, Alfa ninggalin gue ditengah jalan, gue gatau ini dimana" Aaliesha menangis, ia benar-benar takut, bahkan suaranya bergetar.

"Tunggu, Sha, gue kesana sekarang" Ucap Bintang, dan segera meninggalkan Beby.

"Bintang! , aku ikut!" Ucap Beby mengejar Bintang.

Bintang tidak menjawab, ia berlari cepat menuju mobil. Beby juga dengan cepat menyusul Bintang dan masuk kedalam mobilnya.

Beby sangat khawatir dengan Aaliesha.
"Sha semoga lo baik-baik aja"

Beby melihat kearah Bintang, terdapat jelas raut wajah takut dari Bintang, Beby tersenyum sejenak.
"Nanti kalo udah ketemu Aaliesha, aku bakal pulang sendiri kok Bin, kamu juga gabakalan nyadar kalo aku gak bareng kalian"

Bintang sangat fokus melihat maps, sampai pada akhirnya ia menemukan Aaliesha. Ia dengan cepat keluar dari mobilnya dan pergi menuju Aaliesha, sementara Beby masih didalam mobil, ia melihat semuanya, saat Bintang dan Aaliesha berpelukan dengan nyaman, Aaliesha benar-benar tampak ketakutan.

"Gue seneng lo baik-baik aja, Sha" Ucap Beby dan keluar dari dalam mobil.

Ia juga tak lupa memotret mereka, Bintang dan Aaliesha tampak sangat serasi.
"Jangan kenapa-napa, Sha, hidup Bintang ada dikamu" Ucap Beby sebelum berlalu pergi meninggalkan mereka.

"Lo baik-baik aja kan, Sha?" Ucap Bintang.

Aaliesha masih menangis, ia benar-benar shock dengan apa yang terjadi, bahkan untuk melangkahkan kakinya pun, ia lemas. Akhirnya, Bintang menggendong Aaliesha menuju mobil.

"Aku gapernah kamu gituin, Bin, Aaliesha beruntung banget!" Dan benar saja, Bintang sedikitpun tidak ingat jika ia pergi bersama Beby, ia dengan cepat menancap gas dan pergi dari jalanan hutan yang sepi itu. Meninggalkan Beby yang sedang menangis sendirian.

"Ah, nyeri banget ya Allah" Ringis Beby.

★★★

hy hy hy, aku up lagi, hehe.
sorry guys, sesibuk itu.
see you in the next story.

AALFAKASHAWhere stories live. Discover now