Story XXXXXIV

259 16 2
                                    

Bunyi langkah kaki yang berlarian mengejar tubuh Beby yang tergeletak diatas kasur, yang sedang didorong oleh suster, Jihan dan Gilang, membuat semua orang panik, terutama Bintang.

"Beb, Beb, ini aku Beb, ayo Bangun" Ucap Bintang dengan lirih.

Mereka sudah hampir tiba dikamar rawat Beby, tetapi hanya para suster dan dokter sajalah yang bisa masuk. Sementara yang lainnya menunggu diluar.

"Kamu benar-benar tidak becus menjaga istri kamu, Bintang!"

"Mama benar-benar tidak akan memaafkan kamu jika terjadi sesuatu pada, Beby"

"Tidak akan pernah, bahkan ketika kamu bersujud dikaki Mama sekalipun!"

"Ma, udah Ma, Bintang kan juga gatau, dia lagi sama Aaliesha" Ucap Beno, ayahnya Bintang.

"Maaf" Ucap Bintang dengan lirih.

"Ingat Bintang, jika menantuku sampai kenapa-napa, kamu gausah panggil saya Mama" Semua orang sangat shock mendengar penuturan dari Bulan. Bagaimana bisa? Bulan semarah itu pada Bintang, sungguh ia sangat menyayangi Beby, melebihi Bintang, apalagi saat ia tahu jika selama ini Beby menahan rasa sakit yang teramat selama menjadi menantunya, dan pengakuan Bintang tadi, yang semakin membuat hatinya teriris. Sangat sakit mendengarnya.

"Ma, Bintang minta maaf, Bintang mau jaga Beby sampe maut memisahkan, Ma" Ucap Bintang memohon pada Bulan.

"Sorry Bintang, gue mau lo cerai sama Adek gue!" Celetuk Deby.

"Kak, lo emang Kakak Ipar gue, tapi gue ga bakalan pernah ngelepas Beby" Ucap Bintang.

"Tapi kami ingin kamu menceraikan anak kami, Bintang" Suara itu membuat Bintang sangat shock, Febby dan Deni, orang tua Beby.

"Mama, Papa" Ucap Bintang.

"Kami sudah mendengar semuanya, Bintang. Dan, kami juga sudah mengetahui semuanya. kami pikir, dengan kami menahan dan membujuk Beby untuk berjuang lagi akan cintanya, kau akan luluh dan terbiasa dengan cintanya. Tapi, ternya kami salah. Maaf, Bintang. Tolong lepaskan anak saya" Ucap Febby.

Bintang tidak menjawab, semua yang dikatakan oleh Febby benar, ia benar-benar sudah mengecewakan Beby. Ia harus bagaimana, ditambah lagi, ia sudah menyentuh Beby, ia tidak ingin melepas Beby.

"Sampai kapan pun Beb, kamu hanya milik aku"

★★★

"Kenapa masalah kayak dateng secara bergilir" Lirih Aaliesha.

"Kak, udah jangan nangis lagi yah, kita disini kok, ada Jila juga" Ucap Azela menenangkan Aaliesha.

"Kak, minum dulu tehnya" Ucap Azely dengan secangkir teh hangat untuk Aaliesha.

"Kak Asha, percaya deh, semua pasti bakalan baik-baik aja" Ucap Zeela.

"Kak, kenapa sih emang? Abang macem-macem lagi yah sama Kakak? Tanya Azela.

"Gak, Dek" Ucap Aaliesha.

"Kak Asha, Kak Asha tuh coba ngelawan Kak, jangan terlalu baik! Gak bagus kan, jadi diinjek-injek" Ucap Zeela dengan geram.

"Wkwkwk, lucu lo Jil, kalo cuman ngomong doang mah gampang" Celetuk Azela, sedangkan Zeela hanya cengengesan.

Aaliesha, Azela dan Zeela berbincang banyak, hanya saja Azely sama sekali tak bersuara, tumben sekali, biasanya saat bersama ciwi-ciwi, Azely lah yang paling aktif.

"Jel, lo kenapa? Tumben diem" Tanya Zeela.

"Gapapa, lagi marah aja sama Abang" Jawab Azely.

"Hahaha, Jel, Jel" Ucap mereka dengan kekehan.

"Hubungan kamu sama Zio, gimana Dek?" Tanya Aaliesha.

"Aku sama Zio gak ada hubungan, Kak" Jawab Azely, Aaliesha sedikit tersentak mendengarnya. Tapi, begitulah Azely.

"Jel, lo kalo gamau sama cowok spek Zio, kasih gue aja Jel, kasih gue" Ucap Zeela.

"Ambil Jil, ambil" Ucap Azely sembari tertawa.

"Yeu, kirain bakal cemburu, gataunya malah nyuruh" Kesal Zeela.

"Lo berharap apa sama Azely?" Celetuk Azela.

Mendengar pertanyaan tiba-tiba dari Azela, membuat seisi ruangan itu menjadi ramai karena suara tawa dari keempat gadis itu, menggema didalam kamar Aaliesha.

Bunyi pintu dari kamar Aaliesha membuat keempat gadis itu menghentikan tawanya, dan mengalihkan fokusnya pada seseorang yang membuka pintu itu.

"Kak, maaf ganggu. Zio mau ngomong sama Jely"

"Yaelah Dek, sama jodoh sendiri juga" Ucap Aaliesha.

Sedangkan Zio hanya menggaruk tengkuknya yang sebenernya tidak gatal.
Azely termenung sesaat, sebelum akhirnya ia disadarkan oleh Zeela.

"Woi, jodoh lo mau ngomong itu, malah ngelamun" Celetuk Zeela.

"Astaghfirullah ya Allah" Kaget Azely.

"Jel, gue mau ngomong" Ucap Zio, ia sangat takut akan penolakan yang akan ia terima untuk kesekian kalinya.

"Ngomong aja" Ucap Azely tanpa melirik Zio sedikitpun.

"Gue bener-bener gasuka kalo lo begini, Jel. Udah sana" Ucap Azela seraya mendorong tubuh Azely, dan sialnya itu malah mengenai tubuh Zio, lebih tepatnya pipi Zio.

Azely yang shock akan kejadian itu, sontak menutup mulutnya dengan kedua tangannya, disertai dengan kedua mata yang melotot.

"Oh ya Allah"

Zio juga sangat shock akan kejadian itu, bahkan ia memegang pipi yang menjadi tujuan Azely, ia sangat senang.

"Maaf, gue gak sengaja" Ucap Azely dengan terbata-bata, ia sangat malu sekarang.

"Sengaja juga gapapa" Ucap Azela dan Zeela, mereka memang sangat suka menggoda Azely.

"Bunda! Mau ngilang aja, hiks"

★★★

yeayyy, sekarang udah rutin banget kan update 2 hari sekali.
masih berharap pembaca AALFAKASHA balik kek dulu lagi, rame lagi.
see you in the next story.
thank you guys.

AALFAKASHAWhere stories live. Discover now