Story XXXX

370 35 2
                                    

"Bisa gasih lo gausah ganggu gue?"

Wanita yang ada didepannya hanya diam.

"Bisu lo?" tegas laki-laki itu.

"Gue cuman nanya tentang perjodohan itu" ucap wanita itu, lirih.

"Terus? Apa lo mikir kalo gue bakal ngasih tau itu? Kagak anj*ng" laki-laki itu kemudian memegang tangan wanita itu dengan sangat kasar dan menarik tubuh wanita itu agar menepis jarak diantara mereka.

"Lo tau, gue paling benci sama lo, dan seumur hidup lo, gue jamin! Lo bakal sengsara!" laki-laki itu tersenyum sinis dan berlalu pergi meninggalkan wanita itu sendirian.

"Memangnya apa salahnya kalo gue nanya tentang itu?" tanyanya.

★★★

"Sayang, Alfakanya mana?" tanya Alana.

"Gak tau Bund, masa tadi Asha nanya soal perjodohan Asha sama dia gak dijawab, malah marah-marah" jelas Aaliesha pada Bundanya dengan rasa jengkel yang teramat.

"Terus tadi Asha juga dianj*ngin" sambungnya.

"Sayang, coba kamu lihat deh"
Alana menunjukkan beberapa foto yang ada dialbum kebesaran keluarga A, disana banyak sekali terdapat foto-foto dirinya dengan Alfaka, Aaliesha menatap heran dirinya yang terlihat sangat bahagia didalam foto itu.

"Kok aku disini ceria banget yah Bund?" tanya Aaliesha penasaran.

"Atau emang aku seceria ini orangnya?" sambungnya lagi.

Alana tersenyum, ia kemudian menggosok pucuk kepala Aaliesha.
"Iya sayang, kamu dulu bener-bener ceria, sangat-sangat ceria, bahkan lebih dari ceria" jawab Alana.

Aaliesha diam, ia hanya mendengarkan apa yang Bundanya itu jelaskan.
"Makanya kita semua disini selalu berusaha buat bikin kamu balik ceria lagi, tapi mungkin butuh proses, hm?" sambung Alana.

Aaliesha tersenyum.
"Iya Bunda, Asha yakin, Asha bakal inget semuanya!" ucap Aaliesha dengan semangat.

Tak lama dari perbincangan mereka, datang seorang remaja laki-laki yang seusia dengannya.

"Darimana aja kamu?" tanya Alana.

"Dari tempat Tzoya" ucap Alfaka enteng.

"Masih berhubungan kamu sama dia? Hah" tanya Alana.

"Iyalah Bunda, ngapain juga aku putus sama dia" ucap Alfaka.

"Sudah berapa kali Bunda bilang Alfaka, kamu jangan berhubungan lagi sama model abal-abal itu" tegas Alana.

"Bunda jangan sembarangan Bun, mana ada model abal-abal" tegas Alfaka.

"Kamu ini kalo dibilangin-"

"Bunda ku sayang, ini hidup aku, aku yang bakal ngejalanin, jadi tolong banget jangan urusin hidup aku, terserah aku mau menjalin hubungan dengan siapa!" ucapnya dan berlalu pergi.

"KURANG AJAR KAMU ALFAKA" Alana berteriak kencang dan sangat emosi saat putranya itu berlalu pergi begitu saja.

"Bunda, Bunda udah yah, udah gapapa kok" ucap Aaliesha menenangkan.

★★★

"Eh Zi, lo beneran jalan sama Tzolla?"

"Iya, kenapa?" tanya Zio.

"Kok lo tega banget sih? Disaat Jely mau pulang dari rumah sakit, lo malah asik-asikan sama cewek lain" amuknya.

"Terus?" tanya Zio.

"Ya lo mikirin perasaannya Jely dong!" tegasnya.

"Gini yah Azela Margaretha, selama ini Jely aja gak ada mikirin perasaan gue, dia selalu nolak apapun yang gue kasih, apapun perhatian yang gue kasih, apapun itu baik makanan, minuman, hadiah dan lain-lain selalu dia tolak" ia menarik nafasnya sebentar.

"Dan lo malah ngajarin gue buat mikirin perasaannya? Ajarin dulu kembaran lo, anj*ng" ucap Zio.

Zio sangat marah, ntah kenapa akhir-akhir ini ia sangat emosian, dan senditif. Ia selalu marah kepada siapapun. Azely melihat pertengkaran Zio dengan Azela. Lalu, ia menghampiri Azela.

"Jela, ayo bantu jelasin materi-materi yang harus gue kejar, gue gamau yah ngulang kelas" ucap Azely sembari menarik tangan Azela.

Mereka pun pergi dari tempat itu, sedangkan Zio hanya terpaku menatap punggung orang yang ia cintai pergi.

"Woi! Ngapain lo?"

"Anj*ng ngagetin aja lo" ucap Zio.

"Lo kok jadi tempramen banget sekarang?" tanya laki-laki itu.

"Suka-suka gue" tegas Zio.

Dia pun pergi meninggalkan laki-laki itu sendiri, yang heran akan sikapnya sekarang.

"Kenapa sih tuh anak, makin gila aja" celetuk laki-laki itu.

★★★

Jihan tersenyum saat melihat nama seseorang yang meneleponnya, dia menamai kontak itu dengan "pancazeela <3"

"Tumben dia nelpon" ucap Jihan.

Dia pun mengangkat telepon itu.

"Akak! Jila kangen" ucap gadis itu excited.

Jihan tersenyum terlebih dahulu, lalu membalas ucapan adiknya.

"Kakak juga kangen" ucap Jihan.

"Akak! Nanti Jila SMA disana loh!"

"Wah, bagus bagus, bisa satu SMA sama kakak"

"Iya dong, kan Jila juga ngincer SMANDO!" Gadis itu benar-benar excited untuk sekolah bersama Kakaknya, hingga membuat Jihan terkekeh.

"Iya Dek, ayo kesini, kapan?" tanya Jihan.

"Besok!" ucapnya antusias.

"Oke!" balas Jihan tak kalah antusias.

Telepon pun berakhir, Jihan sangat senang karena keluarganya akan kembali ke Jakarta.

★★★

hayo hayo hayoooooo.
see you in te next chapter.
untuk siderr matanya nanti bileran loh.
gamau kan?? jejaknya dongggg.

AALFAKASHAOnde histórias criam vida. Descubra agora