Story XXVII

1.3K 63 2
                                    

Jihan sedang diposisi yg sulit sekarang.
Seandainya saja Jihan tidak mengikuti pengirim pesan misterius itu, mungkin Jihan tidak akan berada didalam kebimbangan sekarang.

"Aku harus gimana Ya Allah"

"Apa yang harus aku lakuin?"

"Ya Allah tolong Jihan, tolong Jihan"

Jihan terus memohon kepada sang pencipta, ia benar-benar bingung sekarang. Ia harus bagaimana?

"Sial" Jihan berdecak ketika membaca pesan terbaru dari penjahat itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Sial" Jihan berdecak ketika membaca pesan terbaru dari penjahat itu.

"Siapa sih dia?" tanya Jihan lagi, kepada dirinya sendiri.

Jihan kemudian berpikir sejenak, dan yah dia mendapat ide cemerlang.

Ia pun segera mengambil kembali benda persegi panjang yang berukuran segenggam tangan dan mulai memainkan ponsel pintarnya itu. Ia mencari 1 nama yang tak lain dan tak bukan adalah Beby.

Ia sempat ragu sejenak.
"Apa gue beneran harus minta bantuan dia yah?" tanya Jihan pada dirinya sendiri.

"Apapun demi lo Sha, apapun bakal gue lakuin" ucap Jihan sembari mengepalkan tangannya.

Ia pun dengan segera menelpon orang yang ditujunya dan yah tanpa menunggu lama telpon itu langsung diangkat oleh sang empu.

"Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Han, ada apa?"

"Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Beb"

"Iya?"

"Gu-gue gue mau minta tolong" ucapnya gugup.

"Minta tolong apa?"

"Beby, gue tau lo pasti kesel dan marah banget sama gue, tapi plis kali ini aja yah gue bener-bener bingung harus minta bantuan ke siapa lagi selain lo"

Beby diam sejenak, ia tidak merespon apapun.
Ia bingung kenapa Jihan seperti sangat ketakutan sekarang.

"Tunggu Han, maksud lo apa? Emang selama ini gue kenapa sama lo?" Tanya beby, ia bingung sekarang.

"Nanti aja gue kasih tau, tapi yang pasti tolongin gue dulu" ucap Jihan.

"Ya"

Jihan pun menjelaskan semuanya kepada Beby, Beby sangat shock ternyata ada yah orang yang seperti itu didunia nyata. Ia pikir hanya ada di film film saja.

★★★

Bintang kembali termenung sendirian dikamarnya, ia enggan menjenguk Aaliesha, ia takut jika ia akan ketahuan tentang perasaannya.

'Gue sepengecut ini yah ternyata' Bintang tersenyum miris.

'Udah tau gue gabisa sama Aaliesha, tapi tetep aja gue maksa dia buat sama gue'

'Gue egois, gue bener-bener manusia yang paling egois'

'Seandainya dulu gue bisa sedikit aja ngelirik atau ngebuka hati gue buat Beby, pasti gue gabakal sebodoh ini, Beby udah sempurna banget buat gue'

Bintang tersenyum miris, ia merutuki dirinya sendiri yang sudah kalah dalam percintaan. Ia bisa marah pada Alfaka yang tidak bisa menghargai perasaan Aaliesha tapi ia tidak berkaca pada dirinya sendiri yang juga tidak bisa menghargai perasaan Beby.

Ia tersenyum kecut 'Gue emang bodoh'

"AAARRRGGGHHH GUE EMANG BODOHH !!!" jeritan itu terdengar sampai keluar kamar Bintang, bahkan sampai ke kamar bawah, yaitu kamar Mama dan Papa nya serta kamar para pembantunya.

Nyaris semua orang yang berada dirumah itu langsung bergegas menghampiri Bintang yang sudah terkulai lemas dilantai, semua perabotan yang ada di kamarnya dimulai dari lemari, kaca, kursi, piano, gitar dan semua yang ada di kamar itu berserakan. Tidak ada satu benda pun yang utuh kecuali ponsel, ranjang dan foto ia dengan Beby.

Beby yang melihat keadaan Bintang sehancur itu langsung bergegas menghampirinya.

"Bintang" panggil Beby lirih.

Dengan cepat, Bintang langsung menoleh dan langsung memeluk jodohnya itu dengan erat. Beby tidak pernah meninggalkannya, ia selalu ada disaat Bintang terpuruk. Tapi saat Beby terpuruk? Dimana dia?

"Udah yah, kamu tidur aja sekarang" ucap Beby pelan sembari mengelus rambut hitam pekat milik Bintang.

Bintang mengangguk disertai dengan senyuman, laki-laki itu luluh padanya, bahkan selalu luluh. Beby adalah tempat ternyamannya untuk ia bersandar.

Beby sudah menemani Bintang selama 3 jam dikamarnya. Menenangkan orang yang sangat ia cintai itu. Bintang tidak pernah melepaskan pelukannya, ia terus mempererat pelukannya, hingga Beby menyuruhnya tidur. Dan Bintang pun terlelap.

"Aku tau sekarang Bin, bukan Jihan tapi Aaliesha" ucap Beby lirih.

AALFAKASHAWhere stories live. Discover now