Story XXXV

503 43 10
                                    

Seribu origami yg telah dibuat oleh semua orang, kini telah tertata rapi dan digantung dengan warna-warni. Tak terkecuali origami milik Tzoya Berillia.

 Tak terkecuali origami milik Tzoya Berillia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tega banget" ucap Jihan seraya menghapus air matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Tega banget" ucap Jihan seraya menghapus air matanya.

Ia sedang membaca kembali pesan yang ditulis oleh Tzoya, kata perkata, kalimat perkalimat yang Tzoya tulis benar-benar jahat, semuanya sangat mengerikan, ia berpikir bahwa Azely benar-benar tidak akan hidup lagi.

"Awas aja lo kak, kalo misal Alfaka udah sadar, gue gabakal ngelepasin lo, Alfaka harus tau busuknya lo" Jihan tertunduk lemah, dengan air mata yang mengalir semakin deras, untung saja dikamarnya tidak ada siapa-siapa, jika ada orang yang tiba-tiba masuk ke kamarnya, ntah apa yang akan terjadi.

Drrrrrrrrttttttttt drrrrttttttt
Bunyi ponsel Jihan yang bergetar menandakan jika ada seseorang yang meneleponnya, Jihan pun dengan sigap mengangkat teleponnya.

"Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Han"

"Wa'alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh Beb, ada apa?"

"Jihan, gue bakal pulang ke Jawa"

Jihan yang mendengar ucapan Beby pun seketika kaget, apa maksudnya?

"Apaan sih Beb, jangan becandaaa gak lucu tauk" ucap Jihan dengan menahan tangisnya.

"Beneran, gue bakal balik ke Jawa, Ayah udah nelpon hehe"

Jihan semakin tak percaya, ia menutup mulutnya dengan tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya masih digunakan untuk menggenggam telepon.

"Bintang gimana kalo lo balik Beb?" tanya Jihan dengan suara yang mengecil.

"Kan ada Aaliesha"

"Lo jodohnya, apa yang akan terjadi kalo lo gak ada disisinya?"

"Dia bakal baik-baik aja, gue juga udah Janji ke Ayah kalo tugas gue udah selesai gue bakal pulang" jelas Beby.

"Terus, udah selesai?"

"Belum, masih proses"

"Beby, gue udah seneng banget karena punya temen yang baik dan segalanya, lo bener-bener duplikat Asha tauk, tapi ternyata gue harus kehilangan lo" Jihan sudah tidak bisa membendung air matanya lagi, ia kembali menangis, pertama karena surat Tzoya kepada Azely, kedua karena Beby yang akan pergi ke Jawa.

"Jihan, jangan nangis. Gue kan cuman pulang ke Jawa, bukan berhenti temenan" Beby pun ikut menangis.

"Tetep aja lo bakal pergi, kalo lo di Jawa, kita bakal susah ketemu"

"Tapi nanti gue bakal sering ajak Ayah sama Bunda kesini kok"

"Janji yah Beb?"

"Iya, Janji"

"Udah dulu yah Han, inget jangan nangis-nangis lagi wkwkwk"

"Iya, lo jugak"

(Telepon pun berakhir, Jihan benar-benar tidak mengerti dengan jalan cerita yang author buat.g candaaa).

Telepon pun berakhir, Jihan benar-benar tidak mengerti dengan jalan cerita yang Tuhan rencanakan, kenapa begitu rumit? dengan masalah-masalah yang tak pernah lepas dari mereka semua, mereka seakan diberikan masalah masing-masing yang tak ada habisnya.

Kini, ditengah kesunyian malam yang gelap, tanpa ada satupun bintang dan bulan, Jihan terduduk lemah dilantai, dengan ranjang yang menjadi sandaran. Ia menekuk tubuhnya, menundukkan wajahnya hingga menyentuh lututnya, dan menangis dalam diam. Jihan yang sedang mengalami kehancuran tapi harus tetap bersikap penuh kebahagiaan, bukan untuk dirinya, tapi untuk semua orang yang mempercayai dirinya dalam menjaga Aaliesha dan merawat Azely.

★★★

Dokter berlarian menuju ruangan Azely, Alana yang panik berusaha menghentikan 1 perawat yang akan masuk ke ruangan.

"Ada apa sus?" tanya Alana dengan sangat panik.

"Nanti akan kami beritahukan segera" ucap Perawat itu sambil menutup pintu ruang rawat Azely.

Semua orang yang tengah menunggu pun menjadi sangat khawatir, terlebih dokter dan semua perawat berlarian menuju kamar rawat Azely dengan wajah yang sulit diartikan.

"Tante, Tante tenang yah, doain semoga Azely baik-baik aja" ucap Jihan menenangkan.

"Iya Han, doain Azely yah" ujar Alana dengan tubuh yang bergetar.

"Tante, kita semua pasti doain Azely kok, Tante yang tenang yahh, kita semua yakin, pasti Azely bakal baik-baik aja" ucap Beby.

"Iya Beby"

Selang beberapa menit, Dokter pun keluar dengan raut wajah datar.

"Bagaiman kondisi anak saya Dok?" tanya Afka.

"Dokter, bagaimana keadaan anak saya?" tanya Alana, karena tidak mendapat jawaban dari Dokter.

"Dok, Dokter" ucap Alana sembari menggoyang-goyangkan tubuh Dokter.

"Bund tenang Bund" ucap Afka.

Sebelum berbicara mengenai kondisi Azely, Dokter membuang perlahan nafasnya, seperti tidak ingin mengatakan ini. Lantas semua orang yang sedang menunggu Azely menjadi cemas, mereka juga tak lupa berdoa dengan kesembuhan Azely.

★★★

hallo hai hai semuaa, hehe gimana gimana sama ceritanya?
makin seru atau makin garing? wkwkwk
see you in the next story yah, vote dan komen kalian sangat berharga.

AALFAKASHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang