Story XXXXVIII

210 21 12
                                    

"pulang sekarang!"

"Aku lagi sama Jihan dan Beby, Fa"

"Terus? Gue gak peduli!"

"Bentar lagi, Fa"

"Pulang sekarang anjing, gak nerima penolakan gue" tegas Alfaka.

"Iya" ucap Aaliesha dengan lesu.

"Gue udah didepan, cepat keluar!" tegas Alfaka.

"I-iya" ucap Aaliesha dengan gugup.

"Kenapa Sha?" tanya Jihan dan Beby.

"Guys, Alfa udah didepan, gue pulang dulu yah" ucap Aaliesha.

"Loh, kok" ucap Jihan dengan heran.

"Bukannya dia tadi sama Kak Tzoya yah?" tanya Beby.

"Iya, gue pulang duluan yah, maaf banget" ucap Aaliesha dan dia pun pergi meninggalkan Jihan dan Beby yang tengah kebingungan.

Aaliesha melangkahkan kakinya dengan pelan sembari menunduk, ntah apalagi yang akan terjadi padanya.

"Lama banget sih lo!" ucap Alfaka sembari menarik tangan Aaliesha untuk masuk ke mobil.

"Iya udah Fa, gausah ditarik-tarik, sakit" ringis Aaliesha.

Alfaka pun melajukan mobilnya dengan cepat, kearah yang jelas Aaliesha tidak tahu tujuannya.

"Ini dimana?" tanya Aaliesha, setelah keheningan yang melanda mereka selama hampir setengah jam itu, Aaliesha memberanikan diri untuk bertanya.

Alfaka tidak menjawab, ia semakin mempercepat laju mobil yang ia kendalikan.

"Alfa ini dimana? Kita mau kemana? Alfa aku takut" ucap Aaliesha.

"Diem anj, ribet banget sih lo, banyak tanya!" tegas Alfaka.

Aaliesha pun diam, sungguh ia takut, ia hanya berdoa agar mereka tidak mengalami hal-hal yang mengerikan, seperti kecelakaan dan sejenisnya.

Tak berapa lama dari ketegangan yang menimpa Aaliesha, Alfaka akhirnya menghentikan mobilnya pada suatu hotel yang Aaliesha pun tak tahu dimana itu.

"Ayo turun" ucap Alfaka.

Aaliesha diam, kenapa kesini?

"Turun! Mau gue bukain juga pintunya?" ketusnya.

"Ini dimana Fa? Kenapa ke hotel?" tanya Aaliesha.

"Bacot banget bangsat, turun!" bentaknya.

Aaliesha pun mengangguk dan membuka pintu mobil.
Ia menarik dalam nafasnya, membuangnya secara perlahan. Apa ia harus melayani nafsu Alfaka lagi?

"Cepet masuk" suruh Alfaka saat mereka sudah sampai pada kamar 05 dilantai 3.

Aaliesha dengan perasaan takut dan terpaksa pun mengikuti arahan Alfaka.

"Mandi gih" suruh Alfaka dan melempar handuk berbentuk baju kearah Aaliesha.

"Semua peralatan mandi ada disana, gue bakal mandi dikamar mandi lain, biar cepet" ucap Alfaka dan berlalu pergi.

Aaliesha menangis, ia benar-benar lelah dengan semua ini.

"Emang tugas seorang istri sesakit ini yah?" gumamnya.

Ia pun melangkah kearah kamar mandi yang tepat berada disamping lemari kamar itu.

Beberapa menit kemudian, Alfaka menggedor-gedor pintu kamar mandi Aaliesha.

"Cepet woi mandinya, jangan lama-lama anj" teriak Alfaka.

"Iya sebentar" jawab Aaliesha.

"Kalo belum juga keluar sampe hitungan ketiga, gue dobrak" ucap Alfaka, sembari menghitung.

"Satu!"

"Dua!" pintu yang tak kunjung terbuka, membuatnya semakin naik pitam.

"Ti-"

Suara pintu terdengar, menampakkan seorang gadis yang rambutnya masih terlihat basah, gadis itu tampak kedinginan.

"Gimana sih lo, bukannya dikeringin dulu rambutnya!" marah Alfaka pada gadis itu.

"Maaf" Aaliesha hanya mampu mengatakan itu.

Alfaka langsung menarik tangan Aaliesha kearah kasur, dan menjatuhkan tubuh mungil gadis itu.

"Gue suami lo, dan sudah jadi kewajiban lo buat melayani gue" bisik Alfaka, membuat Aaliesha terpejam karena merinding.

★★★

"Woiiii serius Asha belom pulang?" tanya Jihan.

"Iya Kak, Kak Asha belum pulang dari semalem" ucap Azela.

"Kalian tahu dia dimana?" tanya Beby.

"Dia pergi sama Kak Alfa, semalem Kak Alfa nelpon Ayah sama Bunda" ucap Azely.

"Brengsek" ringis Bintang sebelum akhirnya ia pergi meninggalkan semua orang.

"Kita ikutin Bintang diem-diem yuk" ajak Gilang.

Dan diangguki oleh semua orang.

"Eitttsss, adek-adek gaboleh ikut" ucap Gilang.

"Yahhhhh kenapa sih?" tanya Azela, Azely, Zeela, Zio dan Zoa.

"Gaboleh" ucap Gilang, dan mereka pun pergi sementara para bocil tetap dirumah.

"Apaan sih, orang mau ikut juga" ucap Azela sembari menghentakkan kakinya.

"Udah Jel, kalo gak diizinin berarti emang anak kecil gaboleh tahu" ucap Azely.

★★★

Bintang tiba disebuah hotel, yang tidak semua orang tahu dengan hotel itu. Kalian penasaran kenapa dia bisa tahu? Yupp dia memasang GPS pada hp Aaliesha.

"Hotel?" tanya Beby.

"Apa Aaliesha ada disini yah?" tanya Jihan.

"Bisa jadi, kan Bintang pasang GPS dihp Aaliesha" ucap Gilang.

"Aa gitu yah" ucap Jihan.

"Jadi kita mau ikut masuk atau tetep disini? Bintang kayaknya udah lama masuk kesana" ucap Beby.

"Yaudah kita masuk aja" ucap Jihan dan Gilang.

"Oke" ucap Beby.

Mereka pun masuk dan mencari kamar dimana Bintang berada, hanya ada 1 kamar yang terdengar cukup berisik, sepertinya ada yang sedang berkelahi.

"Hotelnya kok kayak villa yah, gak ada isi" ucap Jihan.

"Iya, kayak bukan hotel tapi emang tempat yang udah dibeli sama seseorang gitu" ucap Gilang.

"Betul, aneh" tanggap Jihan.

Beby pun segera berlari kearah kamar yang sedang berisik tersebut, diikuti oleh Jihan dan Gilang. Dan, betapa terkejutnya mereka saat mendapati tubuh Alfaka yang tengah memakai handuk seperti baju telah terkapar dengan banyak sekali darah yang keluar, serta tubuh Aaliesha yang hanya dibaluti dengan selimut, serta Bintang yang mendekap tubuh Aaliesha dengan erat seakan-akan tidak ingin melepaskan pelukan itu.

Mereka yang melihat itu terbelalak dan tidak percaya, bahkan Beby hanya bisa menangis dan berlalu pergi.

"Aaliesha beruntung banget karena dijaga sebegitunya sama kamu Bin, maaf kalo udah lancang cemburu soal itu"

★★★

hayiii gesss, AALFAKASHA update lagi nih.
jangan lupa vote komennya yah.
makasihhh banyakkk.
see you in the next story.
kasian yah beby :(

AALFAKASHAWhere stories live. Discover now