Story XXVI

1K 42 0
                                    

"Azely" sesegera mungkin Zio menghampiri Azely yang tengah tergeletak didepan gudang.

"Azely lo kenapa? Zel zel bangun Zel, bangun" ucap Zio sembari menepuk-nepuk wajah Azely.

Tanpa babibu ia pun langsung menggendong tubuh mungil jodohnya, membawanya menuju ruang UKS.

Lagi dan lagi, Azely harus masuk UKS. Ntah sudah berapa kali Azely masuk UKS selama 3 Tahun bersekolah disini.

'Lo kenapa lagi sih Jel?' rintihnya.

★★★

"Oh shit, lagi?" rutuk Azela

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oh shit, lagi?" rutuk Azela.

"Kenapa ay?" tanya Zoa.

"Zio bilang, Azely masuk UKS lagi" ucap Azela panik.

"Tenang tenang, sekarang kita kesana" ucap Zoa dan dibalas anggukan oleh Azela.

Merekapun bergegas menuju UKS, tempat langganan Azely. Ntah sudah berapa kali Azely masuk ketempat itu.

★★★

"Gimana kondisi Azely bu?" tanya Azela pada Bu Guru yang merawat kembarannya.

"Ada banyak bekas luka yang sudah membiru Azela, apa kau tidak tahu hal ini?" tanya Bu Guru.

Azela menggeleng mantap.
"Azely gapernah cerita ataupun ngadu apa-apa sama saya Bu" ucap Azela.

Bu Guru menggeleng, menyayangkan sikap Azely yang selalu terlihat kuat.

"Telpon orang tua mu yah, suruh mereka untuk menjemput Azely, saya akan memberikan surat rujukan untuk Azely, agar sekolah bisa memakluminya" ucap Bu Guru.

"Bu" Bu Guru pun menoleh, mendengar suara Azela yang bergetar.

"Separah itu yah?" tanya Azela.

"Tidak Azela, jangan khawatir oke" ucap Bu Guru menenangkan.

Azela hanya mengangguk.

★★★

Sekarang ada 3 pasien dari keluarga A yang dirawat. Aaliesha, Alfaka dan Azely.

"Belum juga sembuh Kakak mu, kenapa kau juga harus masuk keruang menyedihkan ini sayang" ucap Alana sembari terisak.

"Kenapa kau tidak pernah mengatakan apapun soal perundungan yang kau terima selama ini"

"Pantas saja kau selalu menggunakan pakaian panjang, ternyata untuk menutupi semua luka yang kau dapatkan hiks hiks hiks" Alana sudah tidak terisak, tetapi ia berteriak kencang karena ujian yang ia terima, rasanya benar-benar menyakitkan.

Semua orang masuk kedalam kamar rawat Azely, karena mendengar teriakan dari Alana membuat semua orang menjadi cemas.

"Bun" rintih Afka.

Sesampainya Afka masuk ke kamar rawat Azely, ia langsung menghampiri istrinya yang tengah berteriak kencang.

"Sudah Bun, sudah" ucap Afka.

"Ini dirumah sakit, nanti ada yang terganggu, sudah Bun" lanjutnya.

Beberapa menit kemudian, akhirnya tangis dan isakan dari Alana berhenti, menyisakan wajah sembab dan mata yang sudah sangat membengkak. Rambutnya acak-acakan, wajahnya mungkin sudah tidak berbentuk saking rusaknya fisik dan mentalnya. 3 orang yang sangat ia sayangi harus berada dirumah sakit dengan waktu yang lama dan dalam keadaan yang sama. Aaliesha yang koma dan gegar otak akibat benturan yang ia terima membuatnya harus mengalami koma dan amnesia. Alfaka yang mendapat pukulan diperut, dada dan wajahnya yang harus membuat tubuhnya ambruk dan mengeluarkan banyak darah, pukulan Bintang ternyata sekuat itu hingga menyebabkan Alfaka koma. Sedangkan Azely, Dokter mengatakan jika ia mengalami trauma, baik dari segi mental maupun fisik, luka-luka dari sajam maupun benda tumpul ada dihampir semua tubuhnya, dan yang paling tidak disangka oleh semua orang adalah, Azely memiliki penyakit asam lambung.

★★★

"Kamu beneran ngekakuin itu Bin?"

"Maaf" jawab Bintang sembari menunduk.

"Astaghfirullah Bintang" ucap Mamanya Bintang.

"Maaf ma, pa, beb. Aku terlalu terbawa emosi" ucap Bintang.

"Coba kamu pikir, kalo seandainya Om Afka nuntut kamu gimana? Kamu gak mikirin itu Bin?" tanya Beby, ia sangat kecewa sekarang.

"Maaf" hanya itu yang bisa Bintang katakan, ia benar-benar menyesal sudah memukuli Alfaka hingga ia hampir tewas.

"Untung saja mama dan papa berteman baik dengan keluarga mereka, papa benar-benar malu atas kelakuan mu" ucap Papanya, ia benar-benar kecewa dengan anak semata wayangnya itu.

Mama dan Papa bintang pergi meninggalkan ia dan Beby.
Beby tersenyum kecut, ia tidak menyangka jika Bintang akan melakukan ini semua.

"Beby" Bintang memanggil nya dengan suara sendu.

Beby tidak merespon, ia beranjak dari tempat duduknya dan pergi meninggalkan Bintang.

'Maafin aku Beb' ucapnya lirih.

AALFAKASHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang