Story XXXXXVIII

215 12 2
                                    

"Emang salah kalo gue cemburu?"

Suara yang datang dengan tiba-tiba itu membuat Azela dan Zeela shock, apakah dia mendengar semua pembicaraan mereka?

"Lo sejak kapan ada disini, Ji?" Tanya Azela.

"Jawab dulu, emang salah kalo gue cemburu?" Tanya Zio, dengan wajahnya yang datar dan dingin, membuat Azela dan Zeela sedikit takut.

"Enggak, gak salah" Ucap Azela dan Zeela.

"Wajar kalo gue cemburu, gue gapernah direspon dengan begitu semangatnya sama Jely, gue gapernah dapetin senyum manisnya Jely, gue gapernah dapet waktu bareng Jely, gue capek Jel, Jil, gue capek" Ucap Zio, tubuhnya melemah.

"Gue pengen nyerah, rasanya sakit banget, tapi ntah kenapa gue ga bisa. Jely udah berhasil dapetin seluruh hati gue, gak ada sisa buat orang lain masuk sedikitpun" Sambungnya.

"Ji, kita minta maaf, karena gabisa ngertiin lo" Ucap Azela, ia merasa bersalah.

"Iya Ji, kita minta maaf yah" Ucap Zeela.

"Gue cemburu sama Joa bukan tentang apa yang kalian pikirin, tapi gue cemburu sama Joa karena gue gabisa sedeket itu sama Jely, padahal Jely jodoh gue, tapi itu serasa kayak musuh, gue bahkan gabisa deket sama dia, dia selalu bikin jarak ke gue" Ucap Zio.

Azela dan Zeela hanya bisa memandangi Zio yang sedang terduduk lemah. Tapi...

Azela dan Zeela tersentak sesaat, ketika ada seseorang yang tiba-tiba masuk begitu saja tanpa mengucapkan salam. Ya, ia melihat dan mendengar semua keluh kesah Zio.

Zio terus melanjutkan ucapannya, orang yang baru masuk itu tertegun, begitupun dengan Azela dan Zeela yang hanya berani diam ditempat tanpa membuka suara. Saat itu, Zio benar-benar mengungkapkan semua unek-uneknya.

"Gue takut Jel, Jil, gue takut kalo Jely selalu nutup hatinya buat gue.. Gue terlalu cinta sama dia, gue terlalu sayang sama dia, cinta gue bener-bener habis di dia, gue gatau harus gimana, Jel, Jil" Lirih Zio.

"Gue.. Capek, tapi gue gabisa mundur, hati gue selalu nyuruh gue buat maju, sampe Jely bener-bener luluh, tapi gue gatau kapan saat itu... Gue cuman nunggu saat-saat itu, hanya itu" Ucap Zio untuk terakhir kalinya, sebelum ia kembali berdiri dari duduknya.

"Gue terlalu lemah, gini aja nangis, gue terlalu mirip cewek yang apa aja tentang Jely selalu bikin gue nangis, gue bener-bener lemah, argh!!!" Teriaknya, ia prustasi, sangat sangat prustasi.

Zio memandangi Azela dan Zeela yang sedang menangis.
"Kok kalian ikut-ikutan nangis?" Tanya Zio, ia penasaran.

Karena tidak mendapat jawaban dari Azela dan Zeela, ia pun segera berbalik badan. Melihat siapa seseorang yang berada dibelakangnya. Dan..

"J-je-jely" Ucap Zio dengan gugup. Ia tidak menyangka jika Azely ada disana.

"Sejak kapan, sejak kapan kamu disini?" Tanya Zio.

Azely tidak menjawab, ia hanya menangis, menangis dalam diam. Ia hanya mengeluarkan air mata tanpa suara, tetapi orang-orang bisa tahu apa yang ia rasakan sekarang.

"Maaf" Lirih Azely, tetapi bisa didengar oleh mereka.

"Gak Jel, aku yang minta maaf, karena selalu maksa kamu buat suka sama aku" Ucap Zio, ia ingin memeluk Azely. Tapi, ia terlalu takut untuk bergerak, tubuhnya seakan membeku.

Hati Azely sangat hancur melihat Zio berpenampilan acak-acakan. Rambutnya berantakan, bajunya dibasahi dengan hujan, wajahnya terluka, serta tubuhnya yang sudah bergetar seakan menunjukkan jika ia tidak kuat lagi untuk berdiri.

Azely yang melihat tubuh Zio yang ingin tumbang, dengan segera memeluk tubuh laki-laki yang selalu berusaha mencari empatinya itu. Dengan segala perjuangan, meski pada akhirnya, yang ia dapatkan hanyalah sebuah penolakan.

"Jio! " Cemas Azely.

★★★

"Sha"

"Iya, Han?" Tanya Aaliesha.

"Mau beli makan? Gue sama Gilang mau beli makanan, sekalian buat yang lain juga, lo mau makan apa?" Tanya Jihan.

"Samain aja, Han" Jawab Aaliesha.

"Sha, Beby bakalan baik-baik aja, In Syaa Allah, jangan dibawa pikiran banget, Sha.. Nanti lo drop lagi" Ucap Jihan.

"Iya, Han. Makasii" Balas Aaliesha.

Jihan pun tersenyum dan segera pergi untuk membeli makanan, bersama Gilang tentunya. Tak lupa juga, mereka meminta izin terlebih dahulu.

"Tante, Asha boleh jengukin Beby?" Tanya Aaliesha, kepada Febby.

Febby pun mengangguk.
"Tentu saja, Sha" Ucap Febby.

"Terimakasih banyak Tante" Ucap Aaliesha, yang langsung dibalas senyum oleh Febby.

Aaliesha masuk ke ruangan Beby, dimana sudah hampir 2 minggu Beby dirawat disini. Aaliesha melihat sekeliling tubuh Beby, yang dimana terdapat banyak sekali selang dan jarum yang menusuk tubuh sahabatnya itu.

"Beb, lo emang sekuat itu. Gue bener-bener gabisa bayangin diri gue klo ada diposisi lo, gue pasti udah gak kuat.. Beb, bertahan sedikit lagi, Bintang aur-auran banget semenjak lo koma" Ucap Aaliesha sembari memegang tangan Beby.

"Gue gak nyangka banget, Beb. Maafin gue.. Gue udah jahat sama lo, semua waktu yang Bintang habisin, cuman buat gue... Gue minta maaf Beb, gue minta maaf" Lirih Aaliesha.

AALFAKASHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang