AALFAKASHA

Story XIV

"ketika kita tidak mendapat pengakuan akan status yang kita miliki, rasanya benar-benar sakit"

------------------------------------------------------------------------

"beby"

"Hm"

"Pulang aja yah, istirahat"

"Gamau"

"Kenapa?"

"Mau jagain kamu"

"Kamu kecapekan ini loh"

"Enggak bintang" ucap beby.

"Liat nih mata kamu udah berat banget" ucap bintang sembari mengelus rambut beby.

Beby tidak merespon, ia sangat suka dengan sikap bintang yang selalu mengelus rambutnya dengan lembut.

"Tidur aja, ntar kalo ada apa-apa aku bangunin" ucap bintang dengan masih mengelus rambut beby.

"Iya" beby tidur disamping ranjang bintang, dengan posisi duduk. Menjadikan lengan sang jodoh sebagai bantal.

Bintang tersenyum, tangan kanannya sebagai bantalan untuk beby sedangkan tangan kirinya untuk mengelus pucuk kepala beby.

'makasih udah jagain aku selama ini' bintang beralih mengelus pipi kiri beby.

'maaf belum bisa bales cinta kamu beb, hati aku masih ngestuck disatu cewek yang aku sukain dari kecil' bintang kembali mengelus pucuk kepala beby, ia benar-benar merasa bersalah karena gagal mencintai jodohnya.

"Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh jihan"

"Wa'alaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh"

*Cklek
"Ashaaa"

"Han udah siap kan? Ayok kita berangkat" ucap aaliesha.

"Iya, kuy" ucap jihan.

"Kayaknya persiapan buat ke rumah sakit doang udah kayak persiapan buat ke pesta pernikahan" sindir aaliesha.

"Idih wkwkwk kan harus cakep buat ketemu crush" ucap jihan dengan sangat senang.

Aaliesha yang awalnya tersenyum sumringah menjadi datar. Wajahnya menjadi cemas dan takut. Ia jadi terpikir kembali mengenai jihan yang menyukai bintang.

'hari ini gue gatau lo bakal tetep ceria atau gak han'
'gue, gue takut' ujar aaliesha dalam hati.

Jihan yang melihat aaliesha bengong langsung menepuk bahunya pelan.

"Kenapa sha?" Tanya jihan.

"Hah eng-enggak" jawab aaliesha.

"Okedeh" ucap jihan.