Story XXI

1K 47 0
                                    

"Sha"

"Iya?" tanya Aaliesha.

"Maaf yah, gue gak nolongin lo"

"Apa sih, kok minta maaf terus" ucap Aaliesha.

"Gue gak enak" ujar Jihan.

"Lo manggil guru sama kepsek emang bukan nolongin?" tanya Aaliesha.

Jihan tidak menjawab.

"Udah deh han, lo terus-terusan minta maaf. Gue gasuka, lo kayak ngelakuin kesalahan aja sama gue" ucap Aaliesha.

"Inget apa yang pernah kita ucapin, didalam persahabatan gada yang namanya Tolong, Minta Maaf dan Terimakasih" ucap Aaliesha.

"Jadi gausah sungkan lah, kita udah klop men" ucap Aaliesha.

Jihan yang mendengar itu langsung menangis dan memeluk Aaliesha dengan erat. Ia benar-benar beruntung bisa mengenal Aaliesha.

Aaliesha yang ceria.
Aaliesha yang baik.
Aaliesha yang jujur.
Aaliesha yang selalu berpura-pura bahagia.
Aaliesha yang mendapat bullyan dari semua orang.
Aaliesha yang dibenci jodohnya.
Aaliesha Aaliesha Aaliesha yang banyak lukanya tapi dikit suaranya.
Aaliesha Candramaya, gadis yang punya banyak topeng kebahagiaan dan wajah asli yang dipenuhi kesedihan.

★★★

"Jela"

"Iya?" tanya Azela.

"Kata kamu mau jalan-jalan"

"Ohiya, ayok" ajak Azela.

Azela dan Zoa bergegas memasuki mobil dan memulai perjalanan. Eits, tapi bukan mereka yang mengendarai, ada supir khusus untuk mobil mereka masing-masing.

Pertama Azela dan Zoa pergi ketaman bermain.

"Woah banyak banget wahana nya" ucap Azela.

"Iya yah, kita mau naik yang mana dulu nih?" tanya Zoa.

"Naik rollercoaster seru kali yah?" tanya Azela.

"Emang berani?" tanya Zoa.

"Ya berani donggg" Azela menyombongkan diri.

"Naik rumah pohon yang tingginya gak seberapa aja kamu nangis" ucap Zoa.

"Ihk apaan sih gausah diingetin lagi kalik" kesal Azela.

"Hahahahaha" Zoa tertawa terbahak-bahak ketika mengingat Azela yang menangis kencang karena takut terjatuh ketika hendak menuruni tangga dirumah pohon yang dibuat oleh papa Zoa.

Memang sih tangga rumah pohon itu tergantung, jadi ketika dituruni atau dinaiki tangga itu akan bergoyang menyeimbangkan keadaan tubuh yang menaiki. Azela yang awalnya sangat berani ketika hendak menaiki rumah pohon itu benar-benar senang karena dia berhasil naik. Tapi ketika hendak menuruni nya, ia bergetar dan takut. Ia takut terjatuh padahal rumah pohon itu tidak terlalu tinggi. Dari situ, Azela tidak pernah menaiki rumah pohon itu lagi.

"Ah tauk ah sebel" ucap Azela dan meninggalkan Zoa yang masih sibuk tertawa.

"Ehiyaaaa maafin" ucap Zoa dan bergegas mengejar Azela.

★★★

"Azely"

Yang dipanggil pun membalikkan badan kearah sumber suara.

"Lo mau kemana ly?"

"Mau jalan-jalan aja kak" ucap Azely.

"Sama gue mau gak?"

Azely yang bingung pun hanya diam. Apa maksudnya?

"Maksud gue, kalo jalan-jalan sama gue mau gak?"

"Ooo ayok" ucap Azely.

Merekapun berjalan-jalan disekitar taman. Jalan kali biar enak aja wkwkwk.

"Gue kok jarang liat lo keluar?"

"Iya lagi males" jawab Azely.

Mereka duduk di taman dengan membawa ice cream ditangan masing-masing.

"Kak Marchelle makasih loh traktirannya" ucap Azely.

"Masama ly" ucap Marchelle.

"Lo masih sama jodoh lo yah ly?" tanya Marchelle.

Azely mengangguk.
"Lo gimana kak? Udah punya pacar atau jodoh?" tanya nya.

Marchelle menggeleng.
"Belom semua" jawab Marchelle.

"Sayang banget loh kak, masa gak ada yang kakak sukain sih" ucap Azely.

'gue suka elo gimana dong ly?'
'kenapa sih lo harus dijodohin'

"Kak"
"Kak hello"
"Kakak"
"Kak Marchelle"

"E-eh iya?" tanya Marchelle.

"Kok bengong sih kak?" tanya Azely.

"Oh enggak" jawabnya.

"Ly menurut lo gimana, kalo kita suka sama seseorang yang udah berjodoh" Marchelle menghentikan ucapannya. Ia lalu memandang Azely yang saat ini juga sedang memandangnya.

"Kita harus maju atau mundur?" tanya Marchelle.

"Wih kak Marchelle suka sama siapa?" tanya Azely.

"Beruntung banget pasti tuh cewek disukain sama kak Marchelle" ucap Azely sembari memakan ice cream nya.

Marchelle melihat Azely dengan sangat dalam.

"Azela yah kak? Atau kak Asha? kak Beby?" tanya Azely.

Marchelle tersenyum kecut mendengar pertanyaan Azely. Kenapa dia tidak menyebut dirinya?

"Kalo lo gimana ly?" tanya Marchelle.

"Oh" Azely kaget dengan pertanyaan Marchelle.

"Kalo Azely sih terserah kakak yah, Azely sih dukung-dukung ajaaa tapi enakan ma kak Asha sih soalnya bang Alfa kan gasuka sama kak Asha" ucap Azely.

"Ya walaupun bang Alfa itu abangnya zely tapi tetep aja zely gasuka kalo abang selalu nyakitin kak Asha" ucap Azely lagi.

'bukan itu maksud dari pertanyaan gue ly'
'lo emang gapernah peka deh'

"Kakak kok ngelamun terus?" tanya Azely.

"Euh enggak" jawabnya.

★★★

"Eh bang enak yah lo bisa jalan sama Azely"

"Terus?" tanya Marchelle.

"Terus terus terus"

"Cemburu lo?" tanya Marchelle.

"Enggak"

"Jay, jay lo tuh kalo suka sama cewek itu digebet dong jangan diem aja" ucap Marchelle.

"Dih apaan sih lu bang" ucap Jay.

"Kenapa gak sama Azela?" tanya Marchelle.

"Dih lo juga kenapa gak sama Azela?" tanya balik.

"Loh kok malah nanya balik" ucap Marchelle.

"Ya jawab dulu" ucap Jay.

"Gue kan pertama kenal sama Azely sebelum dia jadi dingin kek sekarang, jadi wajar lah kalo gue suka sama Azely" ucap Marchelle.

"Nah sekarang lo" ucap Marchelle lagi.

"Waktu itu gue emang suka sama Azela, tapi Azela orangnya friendly banget dan udah punya jodoh"

"Mana deket banget lagi dia sama jodohnya, gak kayak Azely berasa bisa digapai" ucap Jay.

"Dih bisa digapai apanya, udah gak pekaan, gak baperan lagi" ucap Marchelle.

"Lo tertekan + prustasi kan bang?" tanya Jay.

Marchelle mengangguk.

"Yaudah sama" ucap Jay.

Dan merekapun memasuki kamar masing-masing.

★★★

terimakasih yang udah baca ceritanya.
jangan lupa untuk vote dan komennya yah.

AALFAKASHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang