I Say With A Ditto (Haechan 🐻) 13

Mulai dari awal
                                    

"Adek gue juga udah tidur sayang."

Keduanya terdiam. Vania emosi tapi jika ia kembali main tangan pasti Haechan akan meneriakkan suara cempreng menyebalkannya.

Grep!

"Maafin gue ya Van." Haechan tersenyum sembari mendekap Vania kedalam pelukannya.

"Gue juga minta maaf karena udah nyubit lo."

Angin berhembus kencang. Keduanya masih dalam posisi berpelukan. Haechan mengeratkan pelukannya membuat Vania semakin tenggelam sempurna pada dada lebarnya. Kehangatan menjalar di tubuh Vania. Entah mengapa semakin kesini yang ia rasakan adalah nyaman.

"Lain kali jangan ngomong cabul di depan umum lagi." Suara Vania teredam dada bidang Haechan namun pemuda itu masih bisa mendengar jelas.

"Kalau ngomong cabulnya di depan kamu aja gimana?"

"AKHH! SAKIT SAYANG!"

Vania mendongak setelah tangannya kembali mencubit perut Haechan. "Lo yakin mau serius sama cewek kasar kayak gue?"

Jemari Haechan mengelus lembut pipi berisi Vania. "Kasar dari mana? Nyatanya lo lembut banget gini."

Blush!

"Jiaaakhh baper!"

Baiklah kali ini Vania menepis tangan Haechan meninggalkan pemuda yang tengah tertawa puas di balkon kamarnya.

Bukannya pergi malah dengan santainya Haechan menutup pintu balkon setelahnya menyusul Vania yang merebahkan diri di atas ranjang.

"Lo mau ngapain? Pulang sana! Gue udah ngantuk."

"Jangan ngambek lagi dong. Gue mau tidur disini boleh gak? Boleh ya." rengek Haechan persis seperti anak TK yang meminta permen.

Karena sudah sangat mengantuk Vania langsung mengangguk tanpa mempedulikan Haechan yang grusak-grusuk di sebelahnya.

Haechan terdiam melihat sosok cantik yang sudah terlelap duluan. Seperti biasa ia tak pernah jemu menatap Vania bahkan berjam-jam lamanya.

Chan, peluk gue dong.... Dingin...

Haechan melebarkan mata mendengar gigauan Vania barusan. Pemuda tengil itu nampak melebarkan senyumnya. Dengan senang hati memeluk Vania dan menyusul gadis itu ke alam mimpi.

♛┈⛧┈┈•༶༶•┈┈⛧┈♛

Serial kartun Spongebob adalah tontonan wajib di pagi hari. Masih mengenakan piyama tidurnya dengan rambut acak-acakan, belek mata di pinggir dan muka bantal. Seperti biasa Varo sudah fokus menatap ke layar kaca lebar di ruang tengah. Tubuhnya bersandar santai di badan sofa. Sesekali ia tersenyum simpul melihat adegan lucu dari Sponge kuning yang naif beserta temannya yang berbentuk bintang gembrot berwarna pink dengan sifat bodoh.

Tok!
Tok!
Tok!

Pendengaran tajamnya menangkap sebuah ketukan lemah pada pintu depan yang terletak diruang tamu. Varo menghela napas kesal karena adegan yang ia nanti saat squidward terinjak kursi sampai kuku sempal akibat Spongebob yang mendorong dengan kurang ajar menjadi terganggu. Ia tidak bisa melihatnya. Terpaksa bocah itu berjalan menuju ke pintu depan rumah.

"Varo lihat Kak Haechan gak?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Varo lihat Kak Haechan gak?"

Varo mengucek matanya. Seorang bocah perempuan berdiri tak jauh dari pintu rumahnya. Ia menguap perlahan dan baru menyadari jika itu Hanni.

"Semalem aku gak lihat. Memangnya kakakmu gak ada?"

Hanni menggeleng. "Aku bangun tidur udah gak ada Kak Haechan. Hiks... "

Bocah perempuan sebaya Varo itu malah menangis kecil.

"Jangan nangis dulu, aku tanyain Kak Vania dulu ya."

Mata Hanni berbinar. "Aku ikut dong, aku juga pengen ketemu Kak Vania cantik."

Pada akhirnya Varo berjalan dengan dibuntuti Hanni di belakangnya.

Sesampainya di kamar dengan pintu bercat putih Varo mengetuknya dengan cukup keras.

Tok!
Tok!
Tok!

"KAK VANIA BANGUN!"

"BANGUN WOY!"

Teriak Varo dari depan pintu kamar Vania. Sedang dua orang yang tengah terlelap di dalam seketika membuka mata. Vania menepuk pundak Haechan dua kali.

"Itu suara Varo, buruan lo ngumpet dulu. Kalau tu anak tau kita di kamar berdua pasti bakalan di serang banyak pertanyaan aneh." Vania sangat panik.

Jglek!

"Kak Vania tumben bangunnya telat!" interupsi Varo.

Vania mendengus kesal. "Ini kan hari Minggu, suka-suka kakak dong!"

Berusaha mengalihkan perhatian. Vania tersenyum melihat Hanni yang masih ada di belakang Varo. Dengan ramahnya ia menggandeng tangan Hanni.

"Hai Kak Vania cantik!" sapa Hanni dengan ceria. Vania membalasnya tak kalah antusias.

"Hai juga adek Hanni tersayang!"

Varo mendengus kesal. Ia tidak mengikuti langkah dua orang gadis berbeda generasi melainkan malah merebahkan diri di atas kasur Vania yang telah tertata sangat rapi.

Hidung Varo bergerak kembang kempis mencium sesuatu. Otaknya yang sering loading bekerja dengan baik.

"Aku kayak pernah cium bau parfum ini deh. Tapi, aku gak yakin."

Sebuah pergerakan kecil dari lemari Vania membuat Varo melirik curiga dengan mata tajamnya. Perlahan ia menurunkan kaki jenjangnya yang masih berusia muda untuk menjejak lantai.

Tangan Varo perlahan membuka lemari Vania yang tidak tertutup sempurna. Dan saat itu juga Varo melebarkan mata.

To be continue!



NC NCT DREAM ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang