I Say With A Ditto (Haechan 🐻) 10

Почніть із самого початку
                                    

"Ish Kak Haechan! Varo nanya! Kalian lagi bertengkar ya?"

Haechan menggaruk belakang tengkuknya. Tak sepatah kata pun yang dapat ia ucap. Sedang Varo mendorong tubuh tinggi itu menuju ke arah perginya Vania. Ia tahu atmosfer kedua kakaknya sedang tidak baik-baik saja.

Haechan menggeleng lemah. Ia benar-benar tidak habis pikir lagi. Rasanya takut Vania marah atau mungkin semakin menjauhinya. Namun karena hantaman pertanyaan dari Varo terus menerus membuat Haechan memilih menyusul Vania ke dapur.

Pemuda itu terdiam menatap punggung sempit gadis yang tengah sibuk mengambil piring di dapur. Haechan menghela napas pelan. Ia berjalan mendekati Vania sampai tepat berada di belakang punggung. Vania membalikkan badan, matanya melebar karena kaget. Ia hampir saja menjatuhkan piring namun Haechan dengan sigap menahan tangan serta piring yang nyaris melorot.

"Sorry," singkat pemuda itu.

"Gak papa, ayo! Varo pasti nunggu."

Tubuh Vania menengang saat Haechan memeluknya dari belakang. Kedua tangannya memegang beberapa tumpuk piring dengan erat. Perlahan Haechan mengambil piring itu kemudian menaruhnya di meja kramik dapur. Dengan mudah ia membalikkan Vania hingga pandangan keduanya bertemu.

"Maafin gue," sesal Haechan dengan wajah penuh permohonan.

Vania terdiam. Wajahnya menunduk setelah beberapa detik bertemu pandang dengan sosok yang lebih tinggi di hadapannya. Jemari Haechan mengangkat dagu Vania hingga akhirnya mata cantik itu dapat bertemu pandang lagi dengannya.

"Bahkan sampai sekarang gue minta maaf. Karena gue tetep suka sama Lo."

"Dan rasa suka itu semakin bertambah, Vania."

Mendengar pernyataan itu, Vania hanya mampu meneguk ludahnya.

"Kenapa?"

Haechan tersenyum. Ia meraih kedua sisi wajah Vania. Perlahan memajukan wajahnya hingga kedua bilah bibir itu kembali bertemu. Napas Vania memburu ketika Haechan melumat bibirnya dengan pelan. Hujan diluar semakin deras. Menambah nuansa ciuman dadakan ini semakin mendramatisir. Vania memejamkan mata, kedua tangannya melingkar di leher Haechan. Sedang kedua tangan Haechan kian erat menggenggam pinggang Vania. Sesekali meremas gemas pinggang ramping Vania kemudian memajukan tubuh gadis itu agar lebih merapat padanya.

"What, mereka ciuman!"

»»--⍟--««

"VARO DIEM!"

Vania sangat geram dengan adik semata wayangnya. Semenjak melihat kejadian dirinya dan Haechan berciuman panas di dapur. Bocah itu tak henti menggoda bahkan bilang akan melaporkan pada Ayah dan Ibu. Vania sangat kesal.

"Kakak, jangan ngambek! Varo cuma bercanda!"

Perasaan Vania berkecamuk. Ia tidak peduli akan Varo yang memanggil-manggilnya. Lagi pula dirinya sudah terlanjur kesal dengan tingkah adiknya itu jika tau hal-hal memalukan tentangnya.

"Argh! Shibbal!"

"Lagian kenapa gue harus bales ciumannya? Mana rasanya masih terasa sampe sekarang!" kesal Vania.

Jemarinya menyentuh kedua bibir yang kemarin sempat membengkak. Ingatannya kembali pada ciuman panasnya di dapur. Gadis itu memejamkan mata sambil menepis semua pikiran kotornya.

NC NCT DREAM ✔️Where stories live. Discover now