part 6

77 16 3
                                    

ini flashback Mahesa Aluna pas SMA. agak panjang dan mungkin kubagi jd 2 part, ceritanya awal gmn Aluna fall in love sm Hesa

enjoy!
-

"Ayo, Dek! Segera kumpul ke lapangan! Jangan sampai telat!"

Seruan para panitia MPLS hari ini membuat gadis itu makin tergopoh. Ia berjalan setengah berlari dari gerbang menuju ke lapangan utama sekolah ini yang terkenal sangat jauh. Rok berwana biru gelap khas siswa SMP yang dipakainya, ia angkat sedikit agar lebih leluasa berlari. Terlihat beberapa siswa baru lainnya juga hampir terlambat sama sepertinya.

Rambut kunciran kuda dengan pita berwarna hijaunya bergerak ke kanan dan kekiri, mengikuti iringan langkahnya yang semakin cepat.

Ia memandangi lapangan outdoor yang luas itu telah terisi oleh banyak orang dengan pakaian mirip sepertinya, berbaris rapi. Ia pun mengambil bagian barisan paling belakang karena ia baru saja sampai.

Aluna, umur 15 tahun. Tengah mengikuti kegiatan pengenalan sekolah SMA-nya. Ia merupakan siswa baru di sekolah ini. Sky Senior High School. Sekolah yang mati-matian berusaha ia gapai saat SMP. Sekolah yang terkenal favorit dan elit. Untung saja, beasiswa mendanainya sehingga ia bisa bersekolah di sini.

"Aduh, panas banget." Perempuan di sebelah Aluna mengeluh seraya mengipas-kipasi dirinya sendiri menggunakan kartu pengenal yang terkalung di lehernya.

Maklum, Jakarta dan matahari memang bersahabat.

Aluna menatap kartu miliknya sendiri. Semalaman ia membuat kartu itu dengan susah payah. Kartu tersebut merupakan bagian dari tugas perlengkapan yang harus dibawa saat MPLS berlangsung.

Disana tertulis nama lengkapnya, nama panggilannya, asal sekolah, dan nama gugusnya. Tak lupa foto 3x4 terbaiknya tertempel disana.

Iseng, ia mengubah nama panggilannya setelah sekian lama, menjadi 'Kala', yang diambil dari nama terakhirnya, Sandyakala. Sekolah baru, pribadi baru pikirnya. Maka dari itu ia memutuskan untuk mengganti nama panggilannya dari Aluna, menjadi Kala. Khusus di sekolah.

Ia sudah berkenalan dengan teman satu barisannya. Namanya Ziva. Rambutnya panjang dan hitam, dengan mata kecilnya yang terlihat hanya segaris bila perempuan itu tersenyum. Sangat lucu.

Pembukaan MPLS hari ini dibuka dengan sapaan dari kepala sekolah, juga jajaran ketua OSIS dan MPK. Agak membosankan, tak terhitung berapa kali Aluna menguap karena mendengar ocehan bapak-bapak itu di depan podium.

"Eh, Kal. Lihat deh, Mas-mas yang itu ganteng banget!" celetuk Ziva antusias, membuat kantuk Aluna menghilang seketika.

Laki-laki yang disebut Ziva berdeham pelan, lalu tersenyum manis. "Selamat pagi semuanya. Perkenalkan, saya Mahesa. Saya adalah ketua BPH MPK SSHS."

Celingukan, kakinya berjinjit dengan tinggi seadanya. Berusaha melihat rupa seseorang yang saat ini tengah berbicara di depan podium. Terdengar dari suaranya sih, tipe suara ganteng telpon-able. Dan akhirnya terbukti juga setelah ia berhasil melihat wajah laki-laki yang disebut ganteng oleh Ziva.

Memang benar, dia sangat tampan. Aluna dapat mendengar para perempuan di barisannya mulai berbisik-bisik ria membicarakan lelaki berjas navy yang sedang berdiri gagah di depan podium itu.

Tapi sayang, Aluna bukanlah tipe perempuan pengagum visual seseorang. Mungkin hatinya akan lebih tertarik bila laki-laki itu melakukan hal baik yang akan menjadi nilai plus di matanya.

"Gimana? ganteng banget kan?" tanya Ziva memastikan, kedua mata kecilnya tak henti menatap ke arah lelaki itu.

Aluna menganggukkan kepalanya pelan. "Hm, iya dia ganteng," ucapnya dengan nada sedikit tak acuh.

RumpangWhere stories live. Discover now