part 5

89 17 8
                                    

Sepanjang hari ini Aluna bertanya-tanya, apakah keputusannya tepat kali ini?

Atas dasar apa Kiran memilihnya disaat mereka saja tak saling kenal satu sama lain?

Tentu ini adalah kesempatan langka. Kapan lagi seseorang dengan tangan terbuka menawarkan diri untuk memberi uang ratusan juta secara cuma-cuma? Toh, ia cukup mengandung anak dari pasangan tersebut selama 9 bulan, lalu melahirkannya dengan sehat dan selamat. Yah, meskipun tak sesimpel itu tentunya.

Singkat cerita, keesokan hari setelahnya, Kiran mengajaknya untuk membahas kontrak bersama dengan Mahesa.

Mereka menawarkan sebuah kontrak yang sangat tak masuk akal. Kontrak yang menurut Aluna adalah kontrak yang terlalu menguntungkannya. Isi dari kontrak tersebut tak lain,

Aluna mengalami shock ringan ketika membaca surat perjanjian itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aluna mengalami shock ringan ketika membaca surat perjanjian itu.

Dirinya akan dibayar lagi sepuluh juta perbulan? Diluar uang untuk biaya operasi Ibu yang nominalnya saja sudah ratusan juta?

Bahkan dirinya diberi satu unit apartemen di salah satu kawasan elit di kotanya.

Sungguh, mereka benar-benar pasangan konglomerat gila.

Aluna juga ditanyai beberapa pertanyaan seputar dirinya. Yang untuk pertama kalinya Aluna membeberkan soal dirinya sebenarnya berstatus janda, dan pernah hamil sekali.

Semua tentu terkejut. Kiran terlihat akan menimbang keputusannya lagi karena riwayat keguguran Aluna. Namun entah tekad apa yang dipikirkan, Kiran tetap memilih Aluna sebagai Ibu pengganti bayinya.

Aluna mengambil keputusan besar ini. Keputusan yang mungkin merubah total seluruh hidupnya.

Keesokan harinya, mereka pergi ke rumah sakit tempat Ibu dirawat. Aluna memandangi tangan cekatan Mahesa menandatangani slip pembayaran biaya rumah sakit Ibu. Semuanya telah tunas terbayar, bahkan untuk biaya perawatan kedepannya pun Aluna tak perlu khawatir lagi. Hati Aluna sedikit lega melihatnya.

Operasi Ibu bisa segera dilakukan.

Di rumah sakit yang sama, ia melakukan serangkaian tes kesehatan untuk kelayakannya menjadi ibu pengganti.

"Semuanya normal dan bagus sekali. Rahim Ibu Aluna siap untuk hamil lagi."

Aluna dan Kiran kompak tersenyum. Aluna dapat merasakan genggaman Kiran di tangannya menguat. Lalu wanita itu tersenyum kepadanya.

"Tentang Ibu Aluna yang dulu pernah keguguran, untung saja janin Ibu yang dulu keluar secara alamiah dengan bersih. Jadi tidak ada potensi infeksi atau kemandulan," jelas dokter di hadapan mereka.

Selain check up kandungan, Aluna juga melakukan cek kesehatan lainnya. Bahkan kesehatan mental juga. Untung saja kondisi mental Aluna jauh lebih baik dan siap ketimbang setahun yang lalu.

Di hari itu juga, dirinya diperintahkan untuk segera pindah ke apartemen yang telah disiapkan mereka. Aluna bahkan tak bisa memproses apa yang terjadi seharian ini, karena waktu berjalan begitu cepat. Hidup seolah memaksanya untuk ngebut akan realita dihadapannya. Sangat tak cocok dengan kepribadian Aluna yang selalu hidup santai.

RumpangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang