42

5.7K 640 86
                                    

Akhir-akhir ini cuaca sedang tidak tentu-tentunya, terkadang panas cerah, lalu tidak lama kemudian hujan deras. Seperti sekarang ini, padahal tadi ketika mereka pergi berolahraga cuaca sedang panas-panasnya, tapi maju ke petang cuaca begitu gelap, sedang mendung-mendungnya diiringi oleh sambaran-sambaran petir meski belum hujan.

Reksa baru saja mandi, tubuhnya menggigil karena suhu air yang begitu dingin. Sesekali pemuda alpha itu menggosok-gosok tangan, berharap akan ada rasa hangat.

Waktu menunjukkan pukul 6 sore, sudah begitu gelap menjelang malam. Ditambah cuaca yang seperti ini, lalu suasana rumah yang sepi karena sang Mama pergi entah kemana lalu sang ayah juga belum pulang bekerja.

Reksa lantas cepat-cepat menggunakan pakaian, ia ingat lampu ruangan di bawah belum dinyalakan, pasti sangat gelap sekarang.

Dengan langkah yang terkesan terburu-buru, alpha muda itu segera turun dari lantai dua. Setiap kamar lampunya dihidupkan, begitupun ruang tamu. Kini yang awalnya gelap sudah terang benderang.

"Dia lagi ngapain ya?"

Reksa menuju salah satu kamar yang berada di tempat paling ujung. Genta, padahal tadi sudah berencana akan pulang, dan niatnya Reksa yang akan mengantar, tapi dengan cuaca seperti ini urung takut kehujanan di jalan.

Besok sajalah.

Pintu diketuk beberapa kali, merasa ada respon dari dalam lantas Reksa masuk, langkahnya begitu pelan, lalu pandangannya kini tertuju pada omega yang tengah duduk termenung sembari memijat-mijati kakinya.

Merasa ada orang dihadapannya, Genta mendongak, lalu tidak lama kemudian kembali menunduk. "Mau apa?"

Reksa menggeleng. "Nggak, gue cuman mau ngeliat lo."

Alis omega itu merengut bingung. "Maksud lo?"

Reksa membaringkan tubuhnya, kedua tangan menjadi bantalan. "Ya enggak, gue khawatir aja gitu lho, soalnya lo gak ada suara sama sekali. Apalagi petir gak berhenti menggelegar kan?"

"Gue gak takut petir."

Duarrrr!

Tangan omega lantas menarik ujung pakaian Reksa.

Alpha terkekeh pelan. "Katanya gak takut."

"Siapa bilang gue takut."

"Itu tangan lo."

Tersadar atas apa yang dilakukan, rasa malu seolah merambat diwajah Genta, omega itu segera melepas cengkraman tangannya.

"Gue gak takut."

"Iya deh iya."

Lalu Reksa melirik kaki sang omega. "Omong-omong kaki lo, masih sakit?"

Anggukan kecil diberikan. Memang Genta agak kurang nyaman dengan kondisi kakinya setelah perjalanan panjang tadi. Ketika digerakkan agak berat, bahkan sekarang sedikit bengkak.

Genta hanya bisa merutuki keadaannya sekarang, karena ia sadar setelah kehadiran sosok diperutnya, kinerja tubuh Genta berubah drastis. Mudah sakit, mudah pegal, mood tidak karu-karuan. Terkadang Genta suka kesal sendiri dengan kondisi tubuhnya ini, apalagi orang lain yang selalu menjadi sasaran.

Reksa dan Erza misalnya?

"Udah diobatin?" Tanya Reksa. Dia beranjak dari ranjang, lalu menarik kursi dengan posisi terbalik dan duduk diatasnya. Dagunya ia simpan di sandaran kursi tersebut

IlusiWhere stories live. Discover now