01

12.8K 879 37
                                    

Genta menarik erat jaket yang menyelimuti tubuhnya, hawa dingin yang menusuk benar-benar membuat tubuhnya sedingin es. Salahkan Erza yang tak mau mengantarkan, mentang-mentang tidak ada jadwal kuliah jadi enggan mangantar sang adik, padahal di rumah mobil menganggur, sekarang Genta harus menunggu bis.

Tapi untuk beberapa saat, tidak ada sedikitpun tanda-tanda bis akan datang, dan Genta sudah cukup menunggu lama. Ia menggaruk pipinya gatal, membuka ponsel, menelpon Gama -sang kekasih.

"Gama... Lo masih di rumah gak?"

"Di jalan."

"Gue boleh nebeng gak? Gue di halte deket rumah, nungguin bis gak ada yang dateng."

"Oke, tunggu, sebentar lagi gue nyampe."

Genta semakin menarik erat jaket yang ia gunakan. Wajah yang senantiasa pucat terlihat semakin pucat, belum lagi mata sayu yang ia punya, membuat tampangnya sedikit menyedihkan. Padahal memang setelan wajah Genta sudah begitu dari sananya.

Beruntunglah, tidak lama bagi suara mobil berhenti di dekat Genta. Kaca mobil terbuka, menampilkan wajah seorang gadis yang teramat Genta kenal.

"Gege!!!"

"Kana?"

"Yuk masuk. Sorry kalau telat, tadi gue jemput Kana dulu."

Respon Genta hanya mengangguk, segera masuk kedalam mobil.

Biasanya jika dihuni oleh Genta dan Gama mobil akan sepi, sebab hanya Gama lah yang berbicara, sedang Genta selalu merespon sebisanya. Tapi berbeda dengan sekarang, dengan adanya Kana tidak ada keheningan seperti biasa, justru dua orang di depan asyik dengan pembicaraannya sendiri.

Genta selalu merasa terasing.

"Ge kamu kok diem aja. Wajah kamu juga pucat, kamu sakit?"

"Hm? Enggak, gue baik." Genta menyentuh pipinya sendiri, suhu tubuhnya memang agak dingin. Menjadi rahasia umum jika tubuh Genta selalu bereaksi lebih pada cuaca.

"Kalo sakit bilang, biar nanti gak ikut upacara."

"Hm."

Lalu, hening.

Kana yang tidak terbiasa dengan keheningan mencoba mencairkan suasana, membahas apapun yang sekiranya dapat mengambil atensi dua cowok di mobil itu.

"Btw siklus heat kamu gimana?"

Manik Genta membola, kaget dengan pembicaraan yang tiba-tiba. Sumpah ya, memang tidak aneh jika membicarakan hal ini dengan sesama omega, tapi sekarang kan ada Gama, yang notabenenya adalah alpha. Rasanya masih tetep aneh.

"Jangan malu gitu deh, lagian kalian pacaran kan? Emang gak pernah bicarain ginian?"

Genta diam, Gama memfokuskan pandangan pada jalan.

"Oh yaudah kalau gak mau dibahas."

Akhirnya keheninganlah yang kembali menguasai.

Cukup waktu 15 menit saja untuk sampai sekolah, yang awalnya cuaca terasa dingin kini berubah menjadi panas. Bahkan baru beberapa menit melangkah pipi Genta langsung memerah. Kalau kata Erza sih kulit Genta itu baperan.

IlusiTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon