24

5.9K 705 15
                                    

Akhir-akhir ini malam terasa begitu dingin, membuat setiap orang lebih memilih untuk mendekam di rumah, tidur ditengah-tengah hangatnya keluarga yang menenangkan. Tapi lain halnya dengan anak-anak muda yang terbiasa hidup bebas ini. Mereka berlima; Jo, Tian, Dino, Keenan dan Reksa justru keluar malam-malam.

Yah hanya permainan anak-anak muda biasa, yang pada akhirnya mereka selalu berakhir di basecamp hangat mereka.

Petikan gitar memenuhi isi ruangan, diiringi nyanyian-nyanyian random yang terdengar menyiksa telinga. Reksa merasa tenggorokannya mulai serak, alpha itu berdiri menuju meja di mana air berada.

"Bikin apaan?" Reksa merangkul Keenan.

"Lo gak liat? Ini coklat hangat."

"Ya gue gak tau, mirip sama kopi soalnya."

Keenan memutar matanya malas. Perlahan tapi pasti omega itu mengaduk-aduknya, dicicipi sedikit menyesuaikan selera dirinya.

Melihat Keenan membuat coklat hangat Reksa jadi tergoda. Dibukanya sachetan coklat bubuk, menambahkan air panas lantas ditambah dengan air yang dingin.

"Lo gak ajak dia?" Tiba-tiba Keenan bertanya. Ia menyenderkan punggungnya pada dinding, menatap yang lebih muda.

"Siapa?"

"Siapa lagi, omega lo."

Gerakan Reksa terdiam, dia menggeleng. "Buat apa?"

"Ya gak apa-apa sih. Kalau gue bukan omega kayaknya gue nikahin dia aja kayaknya. Kalau udah kenal orangnya menarik, bikin betah buat deket-deket, beda sama waktu pertama kali liat." Keenan terkekeh. Beberapa kali ia mengunjungi rumah Reksa, terkadang omega itu ada disana. Jadi kerap kali bagi dirinya untuk berbincang sedikit-sedikit.

"Ngawur lo. Dia gak seindah yang lo pikirin."

Kalau diingat-ingat omega itu berlaku pada Reksa sangat kasar, tidak ada manis-manisnya. Seperti anjing penjaga yang jika ada orang mendekat akan segera menggonggong. Mengerikan!

"Ya itu sih ke elo aja, ke gue nggak. Lagian gue juga pengen liat si bayi, umurnya berapa sih? Lahirnya kapan?!"

Keenan mungkin yang paling antusias akan hal ini, terlepas bahwa bayi itu adalah hasil dari sebuah kesalahan yang tak pernah diinginkan. Di sisi lain Reksa masih ragu, entah bagaimana perasaannya mengenai bayi itu. Disebut benci tidak, disebut mengharapkannya juga tidak. Terkadang masih menjadi momok mengerikan apabila ia pikirkan untuk masa depan.

"Gue gak tau."

"Kok lo gak tau sih? Kan lo bapaknya!"

"Ya gue gak tau?"

"Ah, gak asik lo." Keenan melirik yang lebih muda, helaan nafas keluar dari bibir yang merah muda. "Tapi kalau dipikir-pikir masih kerasa aneh ya? Lo yang paling muda disini, paling dibayi-bayiin, tapi malah punya bayi duluan."

Keenan tidak bisa menahan untuk mencubit pipi Reksa. Tapi ketika tangannya menyentuh pipi pemuda alpha itu, refleks sebuah tepisan diberikan. Keenan mengerutkan kening atas perlakuan Reksa.

"Apaan sih? Kulit lo kok panas!" Ujar Reksa.

Keenan lantas menyentuh setiap sudut tubuhnya. Hangat, hanya itu yang bisa menggambarkan semuanya. Omega itu mengangguk paham.

"Kayaknya heat gue muncul-

Reksa mundur beberapa langkah dari Keenan. Omega itu menatap Reksa datar. "Bukan sekarang! Ini cuman tanda-tandanya aja! Mungkin puncak heatnya nanti tiga hari lagi. Lo gak usah takut gitu."

Tapi bagi Reksa yang sudah mengalami hal seperti ini tentunya merasa takut. Terjebak dengan seorang omega yang heat, tidak sengaja menandainya, bahkan menghamili. Bahkan hal tersebut tidak pernah terbesit dalam pikiran Reksa ditengah maraknya para alpha yang mengalami kecelakaan seperti ini. Karena Reksa pikir dia adalah alpha baik yang bisa menahan nafsu. Tapi ternyata tidak semua yang ia pikir sesuai kenyataan. Ada banyak penyesalan yang tertanam.

IlusiWhere stories live. Discover now