04. Ilusi

8K 776 12
                                    

Semuanya abu-abu. Genta tidak tahu apa yang terjadi, tidak ingat ia dimana, tapi yang pasti dia hanya berjalan untuk bertemu dengan Gama. Dan disinilah ia, tak tahu dimana. Bahkan untuk tahu ini kenyataan atau bukan dirinya tak tahu. Tubuh lemas terkulai, resleting celana sudah terbuka, Genta mabuk dengan aromanya sendiri. Menguar, mengisi seluruh penjuru ruangan.

Pikirnya kalut, manik legamnya diliputi nafsu. Urat-urat yang tegang disaat kesadaran sesekali datang, tak bisa sedikitpun menghentikan rangsangan. Genta rasa dirinya mulai gila.

Ya gila.

Benar-benar gila.

Disaat pikirnya menciptakan ilusi sebuah tangan, suara dalam, dan bahkan aroma yang merangsang nafsunya.

Dalam pikir omega itu ini hanyalah mimpi, mimpi yang kerap terjadi di saat seorang remaja beranjak dewasa. Basah, lengket, semuanya terasa, seolah benar-benar nyata.

Ge, setelah lulus sekolah kita marking ya.

Kenapa suara Gama tiba-tiba terdengar?

"Ma... Gama...."

Suara Genta serak, setiap helaan nafas yang diambil terasa berat. Tubuhnya sakit, tangannya meronta kuat meminta dilepaskan.

"Agh.."

Desahan pasrah terdengar, rematan tangan Genta pada helaian rambut semakin mengencang. Lantai yang dingin tak sedikitpun membuat suhu tubuh yang panas mereda, peluh mengalir diantara kening yang pucat.

"Gama...."

"Bukan Gama, tapi Reksa."

IlusiWhere stories live. Discover now